Isi Artikel Utama

Abstrak

Teknologi pemilu merupakan sebuah keniscayaan di era digital. Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi telah mendorong banyak negara memanfaatkan teknologi untuk membantu penyelenggara pemilu melaksanakan demokrasi elektoral. Indonesia termasuk negara yang menggunakan teknologi dalam pemilu. Namun dalam pelaksanaannya, teknologi pemilu tidak serta merta menghasilkan efisensi dan efektifitas. Misalnya, penggunaan aplikasi SITUNG (Sistem Penghitungan Suara) untuk proses rekapitulasi suara berbasis online justru menimbulkan polemik di tengah masyarakat menyangkut kepercayaan publik yang dipicu oleh adanya kesalahan teknis penyelenggara pemilu. Hal ini diperparah dengan hadirnya isu negatif dan kabar bohong selama pemilu sebagai konsekuensi dari era post truth. Artikel ini membahas penggunaan teknologi pemilu dalam proses tahapan rekapitulasi suara melalui SITUNG pada pemilu 2019 yang menghadirkan perdebatan antara efisensi dan kepercayaan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan SITUNG dalam proses rekapitulasi suara menjadi kontroversial sebab adanya kesalahan teknis yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu dalam prises input data ke SITUNG memicu keraguan dan kecurigaan publik. Momentum ini dimanfaatkan oleh calon kandidat dan elit politik yang kalah dalam pemilu untuk memobilisasi massa agar tercipta public distrust yang pada akhirnya berujung pada upaya untuk mendelegitimasi hasil pemilu. Hal tersebut semakin diperkeruh di tengah era post truth yang ditandai dengan hadirnya isu negatif dan berita palsu menggunakan media sosial.

Kata Kunci

teknologi pemilu SITUNG efisiensi kepercayaan post-truth

Rincian Artikel

References

  1. Alam, A & M.I. Sultan. (2016). Keterbukaan Informasi Publik Melalui Sistem Penghitungan (Situng) Online Hasil Pilkada Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat di Kota Palu. Jurnal Komunikasi KAREBA, 5 (1), 92-103.
  2. Alvarez, R.M., Gabriel K. & Julia P. (2011). The Impact of New Technologies on Voter Confidence in Latin America: Evidence from E-Voting Experiments in Argentina and Colombia. Journal of Information Technology & Politics, 8:199–217, 2011. DOI: 10.1080/19331681.2011.559739.
  3. Ariyanti. S. (2013). Studi Pengukuran Digital Divide di Indonesia. Buletin Pos dan Telekomunikasi, 11 (4), 281-292.
  4. Avgerou, C., Masiero, S., & Poulymenakou, A. (2019). Trusting E-Voting Amid Experiences of Electoral Malpractice: The Case of INDIAN Elections. Journal of Information Technology, 34(3), 263–289. https://doi.org/10.1177/0268396218816199.
  5. Birch, S. (2011). Electoral Malpractice. Oxford: Oxford University Press.
  6. Catt, H., Ellis, A., Maley, M., Wall, A., Wolf, P. (2014). Electoral Management Design. Sweden: IDEA.
  7. Cahyaningsing, A. et. al. (2019). Penetrasi Teknologi Informasi dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2018. Jurnal PolGov, I (1), 1-34.
  8. Djuyandi, Y., Herdiansah, A. G., Yulita, I. N., & Sudirman, S. (2019). Using Vote E-Recapitulation As A Means To Anticipate Public Disorders In Election Security In Indonesia. Humanities & Social Sciences Reviews, 7(5), 111-122. https://doi.org/10.18510/hssr.2019.7515.
  9. Foroughi, H., Gabriel, Y., & Fotaki, M. (2019). Leadership in a Post-Truth Era: A New Narrative Disorder? Leadership. https://doi.org/10.1177/1742715019835369.
  10. Goldsmith, B. (2011). Electronic Voting & Counting Technologies A Guide to Conducting Feasibility Studies. USA: International Foundation for Electoral Systems (IFES).
  11. Hadiyat, Y. D. (2014). Kesenjangan Digital di Indonesia (Studi Kasus di Kabupaten Wakatobi). Jurnal Pekommas, 17 (2), 81-90.
  12. Hardjaloka, L & Simamara, Varida, M. (2011). E-voting: Kebutuhan vs Kesiapan (Menyongsong) E-Demokrasi. Jurnal Konstitusi, 8 (4), 579-604.
  13. Harsin, Jayson. (2018). Post-Truth. DOI 10.1093/Acrefore/9780190228613.013.757.
  14. Herstatt, M., & Herstatt, C. (2017). India’s Electronic Voting Machines (EVMs): Social Construction of a Controversy Surrounding a Frugal Innovation. In: Herstatt C. & Tiwari R. (Eds.), Lead market India (pp. 195–212). Cham, Switzerland: Springer.
  15. Https://pemilu2019.kpu.go.id.
  16. Hyvönen, Ari-Elmeri. (2018). Careless Speech: Conceptualizing Post-Truth Politics. 26. 10.1177/2336825x1802600303.
  17. IDEA. (2011). Introducing Electronic Voting: Essential Considerations (Policy Paper). Stockholm, Sweden: IDEA.
  18. IDEA. (2012). Manajemen Kepemiluan Selama Masa Transisi Tantangan dan Peluang. Stockholm, Swedia: IDEA.
  19. Ikhsan, M. (2019). Penerapan Electronic Government Dalam Penghitungan Suara Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Analisis Actor Network Theory pada Implementasi Aplikasi Penghitungan Suara oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Jambi dalam Pemilihan Walikota Jambi Tahun 2018). Tesis. Lampung: Universitas Lampung.
  20. Kersting, N., & Baldersheim, H. (Eds.). (2004). Electronic Voting and Democracy: A Comparative Analysis. Basingstoke, England: Palgrave Macmillan.
  21. Krimmer, R. (2012). The Evolution of E-voting: Why Voting Technology is Used and How it Affects Democracy. USA: TUT Press.
  22. Levitsky, S., & Ziblat, D. (2019). Bagaimana Demokrasi Mati: Apa yang Diungkap Sejarah tentang Masa Depan Kita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  23. Loebar, L. (2017). The Use of Technology in The Election Process: Who Governs?. Oslo: Electoral Management Research Network at The ECPR Conference.
  24. McCormack, C. (2016). Democracy Rebooted: The future of Technology in Elections. Washington, DC: Atlantic Council.
  25. Nasional.sindonews.com. (2019). Bawaslu Temukan 7300 Kesalahan Input Situng. Online. Diakses dari https://nasional.sindonews.com/berita/1405299/12/bawaslu-temukan-7300-kesalahan-input-situng.
  26. News.detik.com. (2019). Benarkah Minat Baca Orang Indonesia Serendah Ini. Online. Diakses dari: https://news.detik.com/berita/d-4371993/benarkah-minat-baca-orang-indonesia-serendah-ini.
  27. Norris, P. (2014). Why Electoral Integrity Matters. New York: Cambridge University Press.
  28. Oostveen, A.M & Besselaar, P. (2005). Trust, Identity, and The Effects of Voting Technologies on Voting Behavior. Social Science Computer Review, 23 (3), DOI: 10.1177/0894439305275852.
  29. Pavić, Ž., & Šundalić, A. (2017). Science In Post-Truth Society: New Media And Social Perception Of Science. Media, Culture and Public Relations, (1), 35-46.
  30. Prasetyo, W. (2019). Isu Negatif Dalam Pemilu 2019: Dampaknya Terhadap Legitimasi Dan Segregasi Sosial. Call For Paper “Evaluasi Pemilu Serentak 2019 Bidang Evaluasi Aspek Hukum Pemilu”. www.Journal.kpu.go.id.
  31. Pratama. H.M & Salabi, N.A. (2019). Panduan Penerapan Teknologi Pungut-Hitung di Pemilu. Swedia: Internasional IDEA.
  32. Putra, Yovandi, G., & Hasan, Effendi. (2019). Efektifitas Teknologi Informasi (It) Situng pada Praktek Pelaksanaan Pilkada di Kota Banda Aceh Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fisip Unsyiah, 4 (4), 1-13.
  33. Rao, G. N. (2010). Democracy at Risk! Can We Trust Our Electronic Voting Machines?. New Delhi, India: Citizens for Verifiability, Transparency & Accountability in Elections.
  34. Rokhman, A. (2011). Prospek dan Tantangan Penerapan e-Voting di Indonesia. Seminar Nasional Peran Negara dan Masyarakat dalam Pembangunan Demokrasi dan Masyarakat Madani di Indonesia, 7 Juli 2011. Jakarta: Universitas Terbuka.
  35. Russell, M & Zamfir, I. (2018). Digital Technology in Elections Efficiency versus Credibility?. EPRS: European Parliamentary Research Service, 1-12.
  36. Suara.com. (2019). Jakarta Kerusuhan 22 Mei Korban Luka Tembus 200 Orang. Online. Diakses dari https://www.suara.com/news/2019/05/22/100725/jakarta-kerusuhan-22-mei-korban-luka-tembus-200-orang.
  37. Tirto.id. (2019). Pengusutan Kasus 22 Mei Tak Boleh Berhenti Meski Ada Rekonsilisasi. Online. Diakses dari https://tirto.id/pengustusan-kasus-22-mei-tak-boleh-berhenti-meski-ada-rekonsilasi/.
  38. Tirto.id. (2019). Indeks Pendidikan Indonesia Rendah, Daya Saing pun Lemah. Online. Diakses dari: https://tirto.id/indeks-pendidikan-indonesia-rendah-daya-saing-pun-lemah-dnvR.
  39. Tirto.id. (2019). Sidang Di Bawaslu, KPU Bantah Tudingan BPN Soal Manipulasi Situng. Online. Diakses dari https://tirto.id/sidang-di-bawaslu-kpu-bantah-tudingan-bpn-soal-manipulasi-situng-dt6j.
  40. Temmerman, M., Moernaut, R., Coesemans, R., & Mast, J. (2018). Post-Truth And The Political: Constructions And Distortions In Representing Political Facts. Discourse, Context & Media. Doi:10.1016/J.Dcm.2018.10.002.
  41. Turnbackhoax.id. (2019). Benar KPU Klarifikasi Terkait Kesalahan Input Data Form C1 di TPS 093 Bidara Cina Jakarta Timur. Online. Diakses dari https://turnbackhoax.id/2019/04/19/benar-kpu-klarfikasi-terkait-kesalahan-input-data-form-c1-di-tps-093-bidara-cina-jakarta-timur/.
  42. Wartakota.tribunnews.com. (2019). BPN Ungkap Bukti Kecurangan Tapi Tak Pernah Buka Data KPU, KPU: Ucap Curang tapi Tak Tahu Kebenarannya. Online. Diakses dari https://wartakota.tribunnews.com/2019/05/15/bpn-ungkap-bukti-kecurangan-tapi-tak-pernah-buka-data-kpu-ucap-curang-tapi-tak-tahu-kebenarannya.
  43. Wolchok, S., Wustrow, E., & Halderman, J. A. (2010). Security Analysis of India’ s Electronic Voting Machines. Human Factors, 1–14. https://doi.org/10.1145/ 1866307.1866309.