Isi Artikel Utama

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mempertimbangkan wacana pemilihan gubernur DKI Jakarta oleh presiden. Wacana ini bisa dianggap sebagai jalan keluar dari kegaduhan politik yang ditimbulkan akibat pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta. Pilgub DKI Jakarta bermuara pada iklim politik yang tidak sehat. Polarisasi masyarakat semakin menguat dan itu tidak hanya terjadi di DKI Jakarta tetapi seluruh pelosok negeri. Masyarakat yang secara politik tidak terkait dengan DKI Jakarta pun turut ambil bagian dalam memanaskan situasi politik. Instabilitas politik di DKI Jakarta bisa berdampak pada instabilitas ekonomi. Tulisan ini berusaha menelaah wacana pemilihan gubernur DKI Jakarta oleh presiden dengan menggunakan konsep desentralisasi asimetris. Ada dua mekanisme yang bisa digunakan, yakni mekanisme “minimum demokrasi prosedural” dan “zero demokrasi prosedural”. Studi literatur digunakan untuk menyintesiskan data-data dan argumentasi yang dibangun oleh penulis. Harapannya, tulisan ini bisa memberikan pemikiran dan alternatif baru dalam khazanah ilmu politik, khususnya dalam kajian mengenai pemilihan kepala daerah.

Kata Kunci

DKI Jakarta Pilkada Desentralisasi Asimetris

Rincian Artikel

References

  1. Abdullah, Asyaari. (2017). Membaca Gerakan Aksi Bela Islam 212: Antara Politik Identitas dan Ijtihad Politik Alternatif. Jurnal Annida’: Jurnal Pemikiran Islam, Edisi Desember 2017, Vol. 41, No. 2.
  2. Admin. Sejarah DBKL. Diakses dari http://www.dbkl.gov.my/index.php?option=com_content&view=article&id=39&Itemid=174&lang=ms tanggal 29 April 2019.
  3. Ambarita, Biner. (2015). Urgensi Undang-undang Keamanan Nasional Dalam Stabilitas dan Sinergitas Nasional. Jurnal Generasi Kampus, Vol 8, No. 1.
  4. Agustino, L., & Yusoff, M. A. (2010). Politik Lokal Di Indonesia: Dari Otokratik Ke Reformasi Politik. Jurnal Ilmu Politik, Edisi, 21, 2010.
  5. Alesina, A., Özler, S., Roubini, N., & Swagel, P. (1996). Political instability and economic growth. Journal of Economic Growth, 1 (2), 189–211.
  6. AT, Kearney. (2018). Sustaining Indonesia’s Economic Expansion. Diakses di http://www.iberglobal.com/files/2018/indonesia_ atkearney.pdf.
  7. Barro, R. J. (1995). Inflation and Economic Growth, NBER Working Paper, 5326.
  8. Buntoro, G. A. (2017). Analisis Sentimen Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 di Twitter. Integer Journal Maret, 1 (1), 32–41.
  9. Burhani, Ahmad N. (2016). Aksi Bela Islam: Konservatisme dan Fragmentasi Otoritas Keagamaan. MAARIF, Vol. 11, No. 2.
  10. Chien, S. (2007). Institutional Innovations, Asymmetric Decentralization, and Local Economic Development: A Case Study of Kunshan in Post-Mao China, Environment and Planning C: Government and Policy, volume 25, pages 269-290. https://doi.org/10.1068/c0558.
  11. Feng, Y. (1997). Democracy, Political Stability and Economic Growth. British Journal of Political Science, 27 (3), 391–418.
  12. Gjoni, R., A. Wetterberg, & D. Dunbar. (2010). Decentralization as a Conflict Transformation Tool: The Challenge in Kosovo. Public Administration and Development, 30 (5), 291–312.
  13. Hadiz, V. R. (2017). Indonesia’s Year of Democratic Setbacks: Towards a New Phase of Deepening Illiberalism? Bulletin of Indonesian Economic Studies, 53 (3), 261–278. https://doi.org/10.1080/00074918.2017.1410311.
  14. Ilham, N., & Siregar, H. (2016). Dampak Kebijakan Harga Pangan dan Kebijakan Moneter terhadap Stabilitas Ekonomi Makro. Jurnal Agro Ekonomi, 25 (1), 55–83.
  15. Kurniadi, B. D. (2009). Yogyakarta in Decentralised Indonesia: Integrating Traditional Institution into Democratic Transition. Jurnal Sosial dan Politik, Vol. 1, No. 2
  16. Kurniadi, B. D. (2012). Desentralisasi Asimetris di Indonesia. Disampaikan dalam Seminar di Lembaga Administrasi Negara Jatinangor tanggal 26 November 2012.
  17. Lay, Cornelis. (2001). Otonomi Daerah dan Keindonesiaan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Vol.5, No. 2.
  18. Lim, M. (2017). Freedom to Hate: Social Media, Algorithmic Enclaves, and The Rise of Tribal Nationalism in Indonesia. Critical Asian Studies, 49 (3), 411–427. https://doi.org/10.1080/14672715.2017.1341188.
  19. Litvack, Jennie et.al. (1998). Rethinking Decentralization in Developing Countries. Washington DC: The World Bank.
  20. Mcgarry, J, (2007). Asymmetry in Federations, Federacies and Unitary States. Ethnopolitics, Vol. 6, No. 1, 105–116
  21. Nasution, I. K. (2016). The Challenge of Decentralization in Indonesia: Symmetrical and Asymmetrical Debate. International Journal of Social Science and Humanity, 6 (9), 691.
  22. Pamungkas, A. S, Gita Oktaviani. (2017). Aksi Bela Islam dan Ruang Publik Muslim: Dari Representasi Daring ke Komunitas Luring. Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol. 4, No. 2
  23. Prayogi, I. (2018). Populisme Islam dan Imajinasi Politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5942.
  24. Rizal. (2017). Usulan Fahri Hamzah: Gubernur DKI Dipilih Presiden. Diakses dari https://www.idntimes.com/news/indonesia/riza/usulan-fahri-hamzah-gubernur-dki-dipilih-presiden/full tanggal 27 April 2019.
  25. Saudale, Vento. (2017). Kemdagri Usulkan Gubernur Jakarta dipilih oleh Presiden. Diakses dari https://www.beritasatu.com/nasional/453979/kemdagri-usulkan-gubernur-dki-ditunjuk-langsung-presiden tanggal 27 April 2019.
  26. Setijadi, Charlotte. (2017). Chinese Indonesians in the Eyes of the Pribumi Public. © ISEAS Yusof Ishak Institute. http://hdl.handle.net/11540/7545.
  27. Shah, A., & T. Thompson. (2004). Implementing Decentralized Local Governance: a Treacherous Road With Potholes, Detours, and Road Closures. Washington DC: The World Bank.
  28. Syahputra, I. (2018). Demokrasi Virtual dan Perang Siber Di Media Sosial: Perspektif Netizen Indonesia. Jurnal ASPIKOM, 3 (3), 457. https://doi.org/10.24329/aspikom. v3i3.14.
  29. Utomo,T.W.W (2009).Balancing Decentralization and Deconcentration: Emerging Need for Asymmetric Decentralization in The Unitary States. 名古屋大学 Discussion paper, 174, 1–30.
  30. Wilson, I. (2017). Jakarta: Inequality and the Poverty of Elite Pluralism. New Mandala, 1–8.
  31. Younis, Muhammad et.al. (2008). Political Stability and Economic Growth in Asia. American Journal of Applied Sciences, Vol. 5, No. 3.