Glorifikasi Kecantikan di Media Sosial: Studi Kasus Isu Eksploitasi Mahasiswi pada Akun Instagram @ugmcantik
PDF

Keywords

gender
glorifikasi
eksploitasi
kecantikan
kontruksi perempuan

How to Cite

Maulidya Indah Mega Saputri, & Milda Longgeita Pinem. (2022). Glorifikasi Kecantikan di Media Sosial: Studi Kasus Isu Eksploitasi Mahasiswi pada Akun Instagram @ugmcantik. Journal of Social Development Studies, 3(1), 70-85. https://doi.org/10.22146/jsds.4446

Abstract

Bahasan praktik eksploitasi perempuan yang terselubung pada kelompok sosial mahasiswa seringkali tersingkirkan dari diskursus pembangunan sosial. Akun instagram @ugmcantik sebagai produk digitalisasi, dipandang sedang menciptakan standar dan tuntutan kecantikan subjektif yang tajam. Terjadi polemik karena admin melakukan komodifikasi produk ekonomi dan taktik politik kekuasaan untuk pelemahan identitas. Dalam mengkaji reaksi dari penyanjungan kecantikan; terkhusus wacana inklusivitas gender, peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap lima pemilik foto dan lima pengikut aktif. Dengan basis konsep feminisme Naomi Wolf dan Diskursus Michel Foucault tentang relasi pengetahuan kekuasaan, diketahui terdapat tiga praktik konstruksi perempuan: (1) glorifikasi kecantikan; (2) komodifikasi tubuh; dan (3) pelanggaran privasi. Glorifikasi sejatinya adalah luka karena ini sebuah jebakan untuk mengobjektifikasi perempuan dengan balutan halus dan eksklusif. Kunci untuk mengategorikan praktik eksploitasi adalah berdasarkan persetujuan afirmatif dari keterlibatan kedua pihak. Setiap orang memiliki simpulan yang berbeda. Keberanian dan penalaran kritis sangat dibutuhkan untuk penciptaan lingkungan kampus yang aman dan tidak bias gender.

Kata kunci: gender, glorifikasi, eksploitasi, kecantikan, konstruksi perempuan

The discussion regarding practices of women's exploitation that are unseen within student social groups are often excluded from social development discourse. The Instagram account @ugmcantik as a digitalization product is seen as creating standards and demands for a steep subjective beauty. There was a polemic because the administrator commodified economic products and political power tactics to weaken identity. In studying the reaction to the adoration of beauty; especially on the discourse of gender inclusivity, the researchers carried in-depth interviews with five photo owners and five active followers. Based on the concept of Naomi Wolf's feminism and Michel Foucault's discourse on the relation of knowledge to power, it is known that there are three practices of women’s construction: (1) glorification of beauty; (2) body commodification; and (3) invasion of privacy. Glorification is, in fact, a violation due to its hidden purpose of objectifying women with smooth, implicit means. The main point of categorizing women exploitation is based on the affirmative agreement between both parties involved. Everyone has a different conclusion. Courage and critical reasoning are needed to create a safe and gender-neutral campus environment.

Keywords: beauty, exploitation, gender, glorification, women construction

https://doi.org/10.22146/jsds.4446
PDF

References

Ali, Z. H., Ali, H. A., & Badawy, M. M. (2015). Internet of Things (IoT): definitions, challenges and recent research directions. International Journal of Computer Applications, 128(1), pp. 37-47.

Anderson, J. R. & Guan, Y. (2017). Implicit Acculturation and the Academic Adjustment of China Sojourners in Australia. Australian Psychologist, November (2017), pp. 1-10.

Andreas, R. (2019). Konstruksi Kecantikan dalam Akun Instagram @ugmcantik. Jurnal Kajian Budaya dan Media, pp. 1-6.

Arnett, J. J. (2000). Emerging Adulthood. A Theory of Development from the Late Teens Through the Twenties. American Psychologist, 55, (5), pp. 469-480.

Beilharz, P., & Jatmiko, S. (2002). Teori-teori sosial: observasi kritis terhadap para filosof terkemuka. Pustaka Pelajar.

Christina, C. (2021). Membongkar Mitos Kecantikan Perempuan dan Femininitas Iklan Dove PRecious: Public Relations Journal, 1(2), pp. 140-157.

Ciprian, P. (2015). The growing importance of social media in business marketing. Journal of Quaestus, (7), pp. 94.

Elanda, Y. (2019). Representasi Mitos Kecantikan dalam Kolom Female. Journal of Urban Sociology, 1(1), pp. 46-57.

Emyliani, T., Krisdinanto, N., & Akhsaniyah, A. (2019). Against All Odds (Pergeseran Standar Kecantikan dalam Iklan Korporat “Real Beauty” Dove). Lontar: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(2), pp. 30-45.

Foucault, M. (1997). Seks dan kekuasaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gamble, S. (2010). Pengantar Memahami Feminisme dan Postfeminisme. Yogyakarta: Jalasutra.

Hamad, I. (2014). Konstruksi realitas politik dalam media massa: Sebuah studi critical discourse

Handayani, R. (2017). Male Gaze dalam Fotografi Model: Objektifikasi dan Komersialisasi Tubuh Perempuan. Jurnal Jurnalisa: Jurnal Jurusan Jurnalistik, 3(1), pp. 91-105.

Handoyo, P. (2016). Representasi Perempuan dalam Media. In Dalam Rahmad, TH, Hadiwibowo, S., Widjanarko, MH, Wahyudi, LO (2016) Prosiding Seminar Nasional Gender Dan Budaya Madura III “Madura Dalam Perspektif Budaya, Gender, Politik, Industrialisasi, Kesehatan Dan Pendidikan” Hal, pp. 137-142.

Hidayat, D. R., & Octavianto, A. W. (2014). Komodifikasi Pengguna Layanan Mesin Pencari dan Media Sosial di Internet. Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, 4(2), pp. 97-105.

Ibrahim, I. S., & Akhmad, B. A. (2014). Komunikasi dan Komodifikasi: Mengkaji Media dan Budaya dalam Dinamika Globalisasi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Imran, H. A. (2014). Aktifitas Ekonomi Masyarakat Melalui Internet. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 18(2), pp. 133-150.

Indah, Kartika. 2018. Polemik Akun Mahasiswi Cantik. https://kumparan.com/@millennial/kisah-akun-kampus-cantik-di-instagram-iseng-iseng-berhadiah-1540215499211358042 . Diakses pada tanggal 18 Oktober 2021.

Kebung, K. (2017). Membaca ‘Kuasa’Michel Foucault dalam Konteks ‘Kekuasaan’di Indonesia. Jurnal MELINTAS, 33(1), pp. 34-51.

Kumparan News, (2019, 17 January). Kantong Tebal Admin Akun Mahasiswi Cantik. https://kumparan.com/kumparannews/kantong-tebal-admin-akun-mahasiswi-cantik-1547694656649076207 accessed on 2 November 2021.

Larasati, M. (2018). Membongkar Dominasi Laki-Laki Terhadap Perempuan dalam Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma (Kajian Dekonstruksi Derrida). Jurnal Sapala, 5((1), pp. 1-11.

Lessmana, Jessica. 2021. Media for Women and Minority: Glorifikasi Kecantikan Sejatinya adalah Palsu. https://www.konde.co/2021/06/glorifikasi-kecantikan-perempuan-apakah-perempuan-butuh-itu-semua.html/ .Diakses pada tanggal 5 Oktober 2021.

Maghfiroh, D. L., & Zawawi, M. Resistensi Perempuan Dalam Film For Sama: Kajian Timur Tengah Perspektif Feminisme Naomi Wolf. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 15(4), pp. 506-520.

Marlianti, N., & Suryani, A. (2012). Representasi Tubuh Perempuan dalam Rubrik Kecantikan di Majalah Femina Edisi Mei 2011. KOMUNIKOLOGI: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 9(2).

Maulana Aris Maya. 2016. Perkembangan Masyarakat dan Kebudayaan Virtual. (https://maulanaarismaya.wordpress.com/2016/01/24/perkembangan-masyarakatkebudayaan-virtual/ , diakses 22 September 2021)

Mudhoffir, A. M. (2014). Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi Sosiologi Politik. Masyarakat: Jurnal Sosiologi, pp. 75-100.

Munfarida, E. (2009). Kritik Wacana Seksualitas Perempuan. Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak, 4(1), pp. 122-139.

Murwani, E. (2010). Konstruksi ‘Bentuk Tubuh Perempuan’Dalam Iklan Televisi. Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), pp. 10-19.

Natalie, R. (2016). Empowerment, Control & The Female Body: Is Instagram a Platform for Change?.

Parmaksiz, I. (2019). Assertiveness as the Predictor of Adjustment to University Life amongst University Students. International Journal of Instruction, 12, (4), pp. 131-148.

Prabasmoro, A. P. (2006). Kajian budaya feminis: tubuh, sastra, dan budaya pop. Jalasutra.

Priyatna, A. (2018). Kajian budaya feminis tubuh, sastra, dan budaya pop. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

Ratih, M. F. (2015). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Objektifikasi Diri Pada Perempuan Dewasa Awal. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Riyanto, Andi Dwi. 2021. Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2021. https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2021/. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2021.

Rokhmansyah, A. (2016). Pengantar gender dan feminisme: Pemahaman awal kritik sastra feminisme. Garudhawaca.

Rosyidah, F. N., & Nurwati, N. (2019). Gender dan Stereotipe: Konstruksi Realitas dalam Media Sosial Instagram. Share: Social Work Journal, 9(1), pp. 10-19.

Sandhy, A., Dwiningtyas, H., & Sos, S. (2016). Pemaknaan Perempuan Terhadap Konstruksi Mitos Kecantikan dalam Media Online Femaledaily. com. Interaksi Online, 4(4), pp. 1-11.

Santoso, P. (2016). Konstruksi sosial media massa. AL-BALAGH: Jurnal Komunikasi Islam, 1(1), pp. 30-48.

Saraswati, L. A. (2017). Putih: warna kulit, ras, dan kecantikan di Indonesia transnasional. Marjin Kiri.

Semiawan, C. R. (2010). Metode penelitian kualitatif. Grasindo.

Setyani, Novia Ika, Sri Hastjarjo, dan Nora Nailul Amal. 2013. Pengguna Media Sosial Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas. (https://abdulkaharkimia.files.wordpress.com/2013/12/jurnal-novia-ika.pdf , diakses pada 24 September 2021)

Sitompul, J. (2015). Membangun parameter intersubjektif pornografi dengan perspektif postmodernisme (Studi Kasus Putusan Nomor 39/PID. SUS/2014/PN. WSB). Jurnal Hukum & Pembangunan, 45(3), pp. 353-376.

Storey, John. 2009. Cultural Theory and Popular Culture, An Introduction. Cet. V. London: Pearson, pp. 2-5

Sumera, M. (2013). Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan. Lex et Societatis, 1(2).

Syata, N. (2012). Makna Cantik Di Kalangan Mahasiswa Dalam Perspektif Fenomenologi (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Tanudjaja, B. B. (2017). Pengaruh media komunikasi masa terhadap popular culture dalam kajian budaya/cultural studies. Nirmana, 9(2), pp. 96-105.

Thung, J. L. (2015). Perempuan Dan Modernisasi Women and Modernization. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 17(1), pp. 17-28.

Thornham, S. (2010). Teori feminis dan cultural studies: Tentang relasi yang belum terselesaikan. Jalasutra.

Tong, R. P. (2019). Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis terjemahan oleh Aquarini P. Prabasmoro, Jalasutra, Yogyakarta, pp. 36.

Udasmoro, W. (2018). Dari Doing ke Undoing Gender: Teori dan praktik dalam kajian feminisme. UGM PRESS.

UTOMO, W. (2011). Gender inequality in Fatima mernissi’s novel Dreams of Trespass (1994): a socialist feminist approach (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Yanti, V. S., & Bajari, A. (2020). KONSTRUKSI CANTIK DALAM AKUN INSTAGRAM. Jurnal Ranah Komunikasi (JRK), 3(2), pp. 55-68.

Yuliani, S., & Demartoto, A. (2017). Konstruksi sosial mengenai tubuh perempuan dalam kaitannya dengan pornografi dan pornoaksi: laporan penelitian, penelitian kajian wanita. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret.

Wagner, Deanna. 2015. “Man Made Beauty: The Social Construction of Beauty”. (http://sites.psu.edu/deannawagner/2015/08/09/man-made-beauty-the-socialconstruction-of-beauty/ , diakses 20 Oktober 2021).

Worotitjan, H. G. (2014). Konstruksi kecantikan dalam iklan kosmetik Wardah. Jurnal e-komunikasi, 2(2), pp. 1-10.

Wolf, N. (2015). The Beauty Myth (Vintage Feminism Short Edition). Random House.

Wolf, N. (2017). Mitos kecantikan: menafsir kecantikan dalam berbagai konteks (AS Witakania Sundasari, Trans. LM Rahayu Ed.).

Winarni, R. W. (2015). Representasi kecantikan perempuan dalam iklan. Jurnal Deiksis, 2(02), pp. 134-152.

Windasari, A., Pratiwi, M. R., & Yusriana, A. (2017). Pemaknaan Kecantikan sebagai Putih Jepang dalam Iklan Shinzui Body Cleanser. Semarang: Jurnal Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultasi Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), 47(1), pp. 35-50