Kontestasi Kekuasaan dan Keteladanan Semu di Indonesia
Michael HB Raditya(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Kepemimpinan di Indonesia merupakan persoalan yang menarik untuk ditelaah. Jika bertolak dari tataran diakronis, secara kronologis Indonesia telah mengalami pelbagai macam fase kepemimpinan dan rezim. Ihwal ini dapat menjadi stimulan positif jika masyarakat dapat mengartikulasikan pengalaman bernegaranya dengan tepat. Kontestasi kekuasaan pun tidak dapat terhindarkan, terlebih setiap pemimpin melakukan persaingan dalam memperebutkan kekuasaan. Kontestasi ini tidak hanya merujuk pada tingkat lokal, namun hingga tingkat nasional. Berbagai aspek pun turut menjadi faktor utama dari kontestasi tersebut, seperti tipe kepemimpinan aristokrasi dan demokrasi, hingga perbedaan gender pemimpinnya. Ihwal tersebut turut mengejewantah kan bahwa keteladanan yang didasarkan atas beberapa kontekstual, bersifat pseudo, atau semu. Dalam mengupas ihwal tersebut, telaah yang digunakan merujuk pada pemahaman Barkerakan agen, dan Gramsci akan hegemoni. Tidak hanya itu, Kouzes dan Posner digunakan untuk menilik parameter keteladanan. Asumsi penulis, keteladanan merupakan unsur yang tercipta untuk menghegomoni agen di dalamnya. Bertolak dari mempertanyakan keteladanan, maka pembahasan akan lebih mempertimbangkan aspek agen, hegemoni dan kuasa. Penulis menyadari bahwa tidak mungkin meneliti semua pola kepemimpinan yang ada di Indonesia, maka rujukan contoh kepemimpinan didasarkan pada beberapa contoh di era kolonial, orde lama, orde baru,dan pemerintahan kini. Penelitian ini mencoba untuk mengupas persoalan keteladanan dalam kepemimpinan yang kerap diunggulkan kepemimpinan yang ada di Indonesia.
Keywords
Kontestasi kuasa; keteladanan; hegemoni; agen; pemimpin
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jsp.10853
Article Metrics
Abstract views : 5112 | views : 8560Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik