ANALISIS KEBIJAKAN BERBASIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT
Benyamin Sugeha(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang: Implementasi kebijakan internalisasi limbah
cair rumah sakit secara adhoc berupa pembuatan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) telah menimbulkan keluhan dari
masyarakat sekitar rumah sakit. Fenomena paradoks
internalisasi ini menarik untuk diteliti dengan mempertanyakan
apakah implementasi kebijakan limbah cair rumah sakit tersebut
ergonomik.
Metode: Penelitian deskriptif-normatif yang menunjang analisis
kebijakan ini dilaksanakan di empat rumah sakit yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Responden diambil secara
purposive (purposive sampling). Penelitian kualitatif ini mengikuti
alur proses dedukto-hipotetiko-verifikatif.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya IPAL di dalam rumah
sakit menimbulkan kondisi tidak sehat, tidak aman, dan tidak
nyaman bagi civitas hospitalia. Semuanya itu meverifikasi tidak
serasinya hubungan sosio prosesual dengan tekno struktural.
Dalam aspek analisis kebijakan secara ad hoc dengan
pembuatan IPAL limbah B3 dalam rumah sakit, menjadikan tidak
ergonomik, sehingga dapat menimbulkan bahaya dan risiko
bagi rumah sakit.
Kesimpulan dan saran: Implementasi kebijakan yang tidak
memperhatikan lingkungan dimana kebijakan itu akan diterapkan,
dapat menimbulkan kondisi yang tidak ergonomic. Perlu
disarankan agar pelaksana kebijakan memperhatikan grand
theory of policy implementation yang tidak hanya melihat faktor
kebijakannya saja, tetapi juga organisasi/pelaku dan lingkungan
dimana kebijakan akan diterapkan.
Kata kunci: kebijakan internalisasi, IPAL, paradoks internalisasi,
ergonomik, grand theory of policy implementation
cair rumah sakit secara adhoc berupa pembuatan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) telah menimbulkan keluhan dari
masyarakat sekitar rumah sakit. Fenomena paradoks
internalisasi ini menarik untuk diteliti dengan mempertanyakan
apakah implementasi kebijakan limbah cair rumah sakit tersebut
ergonomik.
Metode: Penelitian deskriptif-normatif yang menunjang analisis
kebijakan ini dilaksanakan di empat rumah sakit yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Responden diambil secara
purposive (purposive sampling). Penelitian kualitatif ini mengikuti
alur proses dedukto-hipotetiko-verifikatif.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya IPAL di dalam rumah
sakit menimbulkan kondisi tidak sehat, tidak aman, dan tidak
nyaman bagi civitas hospitalia. Semuanya itu meverifikasi tidak
serasinya hubungan sosio prosesual dengan tekno struktural.
Dalam aspek analisis kebijakan secara ad hoc dengan
pembuatan IPAL limbah B3 dalam rumah sakit, menjadikan tidak
ergonomik, sehingga dapat menimbulkan bahaya dan risiko
bagi rumah sakit.
Kesimpulan dan saran: Implementasi kebijakan yang tidak
memperhatikan lingkungan dimana kebijakan itu akan diterapkan,
dapat menimbulkan kondisi yang tidak ergonomic. Perlu
disarankan agar pelaksana kebijakan memperhatikan grand
theory of policy implementation yang tidak hanya melihat faktor
kebijakannya saja, tetapi juga organisasi/pelaku dan lingkungan
dimana kebijakan akan diterapkan.
Kata kunci: kebijakan internalisasi, IPAL, paradoks internalisasi,
ergonomik, grand theory of policy implementation
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/jmpk.v11i03.2689
Article Metrics
Abstract views : 1227 | views : 2084Refbacks
- There are currently no refbacks.