Integrasi Nasional Dipandang Dari Sudut Ketahanan Nasional
R M Sunardi(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Integrasi Nasional telah menjadi topik wacana yang amat aktual akhir-akhir ini dikaitkan dengan adanya konstatasi oleh berbagai pihak bahwasanya gejala-gejala disintegrasi telah mewujud. Sesunggguhnya, apabila kita cermati benar, maka tampak bahwa sejak dahulu masalah ini pun telah menjadi perhatian dari para pendiri republik Mi. Dalam hal pemi What' bahasa daerah yang akan dijadikan bahasa nasional terlihat adanya upaya untuk meredam kemungkinan terjadinya kecemburuan dari yang minoritas kepada yang mayoritas seandainya bahasa dari suku mayoritas dijadikan bahasa nasional.
Memang harus diakui bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandung kekuatan dan sekaligus kelemahan yang secara-hakiki melekat pada dirinya, yaitu kebhinekaan masyarakatnya serta konstelasi geografisnya yang amat menantang bagi setiap.pemimpin bangsa untuk memelihara keutuhan dan kesatuannya. Kebhinekaan masyarakat yang ada di Indonesia lebih menantang dibandingkan dengan apa yang terdapat di Amerika Serikat, karena yang terdapat di sini adalah kebhinekaan yang heterogen dan bukannya homogen. Pada kondisi kebhinekaan yang heterogen, ada keterikatan historis dan emosional antara satu suku dengan tapak huniannya yang tidak mungkin dihapuskan atau dihilangkan. Misalnya saja pulau Bali adalah "milik" suku Bali, wilayah Aceh atau pun Irian Jaya sama pula halnya. Keterkaitan demikian ini masih diperparah lagi dengan adanya keputusan pemerintah bahwa tapak hunian yang telah menjadi "milik" itu kemudian diresmikan menjadi propinsi. Maka muncullah isu putra daerah dalam setiap pemilihan gubernur atau bupati.
Memang harus diakui bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandung kekuatan dan sekaligus kelemahan yang secara-hakiki melekat pada dirinya, yaitu kebhinekaan masyarakatnya serta konstelasi geografisnya yang amat menantang bagi setiap.pemimpin bangsa untuk memelihara keutuhan dan kesatuannya. Kebhinekaan masyarakat yang ada di Indonesia lebih menantang dibandingkan dengan apa yang terdapat di Amerika Serikat, karena yang terdapat di sini adalah kebhinekaan yang heterogen dan bukannya homogen. Pada kondisi kebhinekaan yang heterogen, ada keterikatan historis dan emosional antara satu suku dengan tapak huniannya yang tidak mungkin dihapuskan atau dihilangkan. Misalnya saja pulau Bali adalah "milik" suku Bali, wilayah Aceh atau pun Irian Jaya sama pula halnya. Keterkaitan demikian ini masih diperparah lagi dengan adanya keputusan pemerintah bahwa tapak hunian yang telah menjadi "milik" itu kemudian diresmikan menjadi propinsi. Maka muncullah isu putra daerah dalam setiap pemilihan gubernur atau bupati.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jkn.19189
Article Metrics
Abstract views : 13259 | views : 4789Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 R M Sunardi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats