Biopolitik Dan Ketahanan Nasional
T Jacob(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Eksistensi manusia yang berkelanju tan tergantung pada ketahanan (resilience)-nya, ketangguhan untuk bertahan hidup. Ini berlaku bagi kelompok kecil dan sedang, maupun bagi suku bangsa atau kelompok etnis, bagi bangsa, dan juga bagi spesies. Ketahanan individu sudah diuji semenjak dalam kandungan dan ternyata paling tinggi mulat trimester kedua sebelum lahir dan 6 bulan pertama sesudah lahir pada anak-anak normal. Kemudian ketahanan cenderung menurun, karena individu terlibat dalam usaha adaptasi terus-menerus dengan lingkungannya yang berubah-ubah sepanjang masa. Adaptasi menuntut perubahan biologis Pula pada individu, tetapi pada manusia modern terutama perubahan kultural kelompok lebih penting.
Oleh karena itu pada peringkat populasi, ketahanan harus dibantu oleh keputusan-keputusan pemerintah atau organisasi yang menyangkut kebijakan terhadap masyarakat ramai. Keputusan-keputusan inilah yang mempengaruhi budaya dan, langsung atau tidak langsung, biologi populasi tersebut, termasuk habitatnya. Pengambilan keputusan mengenai rakyat ban yak adalah tindakan politis, dan kebijakan yang mempengaruhi biologi populasi termasuk ranah biopolitik. Sudah dua dasawarsa biopolitologi secara khusus dipelajari, terutama di Amerika Serikat dan Eropa Barat, Biologi manusia tidak jarang harus dipengaruhi untuk kepentingan keamanan, kesejahteraan, kelestarian, keadilan dan perdamaian, hal-hal yang senantiasa menjadi dambaan sebagian besar manusia, terutama pada waktu-waktu yang kritis, seperti pada akhir abad ini, yaitu di zaman atom, konsumsi massal dan eksploatasi global, atau abad kecemasan.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jkn.19162
Article Metrics
Abstract views : 5046 | views : 1859Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 T Jacob
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats