2024-03-28T08:39:43Z
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/oai
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/5961
2016-08-31T09:52:55Z
jisph:ART
"160415 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
ancha, muliansyah muncha
spatial_analysis
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue, dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat serta menimbulkan dampak sosial maupun dampak ekonomi. Jumlah kasus cenderung meningkat serta daerah penyebarannya semakin luas. Demam berdarah dengue mulai ditemukan di Sulawesi Tengah sejak tahun 1992 dan cukup memprihatinkan karena dari 50 kasus suspek ditemukan 16 penderita yang positif DBD dan terjadi kematian pada 4 penderita. Saat ini telah ditemukan 2.092 kasus dengan 29 kasus meninggal dan IR 79,4/100.000 penduduk CFR 1,4 %.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-08-31 16:52:55
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/5961
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 2 (2016)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/5961/10095
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/5961/10096
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/5961/10097
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/5961/10098
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/5961/10099
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/5962
2016-06-13T08:04:24Z
jisph:ART
"160415 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
erawati, sri
Simkes Fk UGM
Latar Belakang : Peningkatan angka kesakitan dan kematian diabetes mellitus (DM) di rumah sakit meningkatkan beban biaya pengobatan, terutama untuk rawat inap. Pendekatan biaya pengobatan menyebabkan bervariasinya komponen biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit, baik untuk obat-obatan, akomodasi, pemeriksaan penunjang, dan prosedur medis. Di sisi lain, rumah sakit dituntut untuk memberikan pengobatan yang efektif dan efisien melalui paket penggantian dengan grouper terkait diagnostik yang dikenal dengan INA-CBGs. Pemahaman tentang variasi komponen biaya rawat inap diabetes mellitus perlu melihat peluang melakukan pengobatan yang efektif dan efisien, di mana konsep data mining dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ini.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional pada data Sistem Informasi Rumah Sakit selama 3 tahun. Teknik K-means data mining digunakan untuk mengelompokkan untuk melihat berbagai komponen biaya. Selain itu, digunakan T-test untuk menganalisis perbedaan komponen biaya antara dokter penanggung jawab pasien.
Hasil : Terjadi peningkatan dari rata-rata biaya perawatan diabetes inap selama 2011-2013. Pola pengelompokan rawat inap dari diabetes komponen biaya menunjukkan bahwa biaya akomodasi dan obat-obatan lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya lain (pemeriksaan laboratorium, radiologi biaya, visite/konsultasi dan perwatan lainnya). Biaya akomodasi dan obat-obatan komponen dipengaruhi oleh adanya komplikasi atau penyakit lain yang menyertainya. Namun, ada sedikit variasi dalam komponen biaya obat-obatan dan akomodasi bila dibandingkan antara dokter yang berbeda yang bertanggung jawab, meskipun selisihnya tidak signifikan (P-value= 0590 untuk Internist dan 0,832 untuk Surgeon).
Kesimpulan : Variasi komponen biaya obat dan akomodasi dalam pengobatan perawatan diabetes rawat inap menunjukkan potensi untuk meningkatkan efisiensi dalam komponen tersebut. Pengembangan pedoman klinis untuk perawatan diabetes melitus rawat inap di rumah sakit dapat menjadi solusi dalam meningkatkan perawatan yang efektif dan efisien.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-02-06 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/5962
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 1 (2016)
ind
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/5964
2020-08-08T18:50:09Z
jisph:ART
"170928 2017 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Setiawan, Aji
Dinkes Kab. Banjarnegara
Lazuardi, Lutfan
Hakimi, Mohammad
Latar Belakang: Ketersediaan fasilitas kesehatan sudah cukup merata di hampir semua wilayah Kabupaten Banjarnegara. Selain itu pencapaian target kegiatan program KIA selalu meningkat setiap tahunnya. Akan tetapi angka kematian ibu masih menjadi masalah di Kabupaten Banjarnegara. Tujuan: Mengetahui gambaran spasial kematian ibu di Kabupaten Banjarnegara dan hubungan faktor risiko yang mempengaruhinya khususnya yang terkait dengan aksesibilitas fasilitas kesehatan. Metode: Jenis penelitian analitik dengan menggunakan desain kasus kontrol, mempelajari distribusi kasus kematian ibu dengan menggunakan SIG. Populasi penelitian adalah seluruh kasus kematian ibu dan ibu pasca melahirkan yang tidak meninggal di Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2011 sampai 2013. Sampel berjumlah 108 terdiri dari 54 kasus dan 54 kontrol. Analisis spasial menggunakan Average Nearrest Neighbor. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi-Square dan analisis multivariat menggunakan uji Regresi Logistik serta besar risiko menggunakan Odds Ratio. Hasil: Kasus kematian ibu dan fasilitas kesehatan memiliki pola menyebar. Perhitungan statistik menunjukkan bahwa pendapatan memiliki hubungan (OR=4,59;p=0,00), domisili tidak memiliki hubungan (p=0,43) dan jarak memiliki hubungan tetapi sebagai faktor protektif (OR=0,32;p=0,01). Kesimpulan: Kasus kematian ibu dan fasilitas kesehatan menyebar rata tidak mengelompok. Tingkat ekonomi memiliki hubungan dengan kematian ibu. Domisili tidak memiliki hubungan dengan kasus kematian ibu. Jarak fasilitas kesehatan memiliki hubungan dengan kasus kematian ibu tetapi sebagai faktor protektif (pelindung). Rujukan terpusat pada rumah sakit umum daerah.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-08-09 01:50:09
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/5964
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 3 (2016)
ind
Copyright (c) 2017
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6042
2020-08-08T18:50:09Z
jisph:ART
"160928 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Sinaga, Ellyza Robetha
Haryanto, Haryanto
Latar belakang: Mengelola sebuah organisasi berarti mengelola sumberdaya yang ada didalamnya. Sebagai salah satu sumber daya organisasi, informasi haruslah juga dikelola dengan baik. Puskesmas, sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan dalam kegiatannya menghasilkan data yang tidak sedikit, yang membutuhkan pengelolaan yang baik agar dapat menghasilkan informasi yang berguna. Kabupaten Sleman sudah mengembangkan aplikasi pemrosesan data transaksi pasien yang diberi nama Sistem Informasi Puskesmas (Sisfomas). Selama lebih kurang sepuluh tahun penggunaanya, belum pernah dilakukan evaluasi untuk melihat keefektifan penggunaan aplikasi tersebut.
Metode penelitian: Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui studi kasus deskriptif eksploratif dengan melakukan penggalian secara mendalam mengenai proses dan output dari Sistem Informasi Puskesmas serta kontribusinya dalam pangambilan keputusan.
Hasil Penelitian: Dari 11 puskesmas yang dijadikan tempat penelitian penerapan Sisfomas, belum ditemukan adanya puskesmas yang menjalankan aplikasi ini dengan lengkap. Seperti, pengisian data yang tidak lengkap, modul aplikasi tidak diimplementasikan sepenuhnya, informasi yang dihasilkan tidak dapat dimanfaatkan
Kesimpulan: Tujuan pengimplementasian Sisfomas untuk mendukung pengambilan kebijakan manajemen tidak tercapai. Perlu dilakukan pengkajian ulang dan peningkatan komitmen bagi semua stakeholder untuk mendukung implementasi Sisfomas agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-08-09 01:50:09
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6042
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 3 (2016)
ind
Copyright (c) 2017
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6095
2016-08-31T09:52:55Z
jisph:ART
"160415 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
AL Rahmad, Agus Hendra
Latar Belakang: Peningkatan dan performance Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dalam memberikan informasi mutlak diperlukan. TPG Puskesmas ujung tombak dalam menginput data antropometri yang menjadi sumber data bagi dinas kesehatan, dan fondasi data status gizi. Menciptakan informasi data akurat, representatif dan reliable, maka tenaga gizi sebagai end-user perlu pemberdayaan standar pertumbuhan WHO untuk menghasilkan data gizi berkualitas.
Metode: Penelitian kuantitatif ini menggunakan jenis Quasi Experimental, dengan rancangan pretest posttest non equivalent group. Subjek diambil sebanyak 40 TPG secara non-random assignment. Analisis data meliputi uji statistik Dependent T-Test dan Independent T-Test.
Hasil: Terdapat pengaruh signifikan pelatihan dan penerapan standar pertumbuhan WHO Anthro dalam meningkatkan persepsi TPG dan kualitas informasi data gizi, dengan p-value < 0,05. Pelatihan berbasis software WHO Antro mempunyai efektivitas yang lebih baik dalam meningkatkan persepsi TPG dan kualitas informasi data gizi, dengan p-value < 0,05. Sedangkan, aspek relevansi (p=0,40120) pada persepsi tidak menunjukan efektivitas (p-value > 0,05).
Kesimpulan: Pelatihan dan penerapan standar pertumbuhan WHO Anthro berpengaruh terhadap peningkatan persepsi TPG dan kualitas informasi data status gizi, dan mempunyai efektivitas yang lebih baik persepsi TPG maupun kualitas informasi data status gizi di wilayah Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-08-31 16:52:55
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6095
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 2 (2016)
ind
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6097
2016-08-31T09:52:55Z
jisph:ART
"160417 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Kristiani, Sri Yatmi Mei
Kusnanto, Hari
Probandari, Ari
Latar belakang: Kabupaten Boyolali telah menerapkan Early Warning Alert and Response System (EWARS) dalam upaya kewaspadaan dini dan respon terhadap penyakit – penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB). Meskipun telah menerapkan EWARS dengan ketepatan waktu dan kelengkapan laporan yang cukup baik, namun KLB masih banyak terjadi di Kabupaten Boyolali. Ada peningkatan jenis KLB setelah penerapan EWARS.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus eksploratoris. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang Petugas Surveilans Kabupaten, 29 orang Petugas Surveilans Puskesmas, 1 orang Kepala Seksi Pencegahan dan Surveilans Dinas Kesehatan, 1 orang Kepala Bidang P3PL dan 1 orang Kepala Dinas. Unit analisis pada penelitian ini adalah EWARS Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, Focus Group Discusion, observasi langsung dan observasi partisipan dengan menggunakan panduan wawancara dan checklist observasi. Analisa data dilakukan dengan penjodohan pola.
Hasil: Input data EWARS hanya berasal dari bidan desa, pustu, PKD dan kunjungan puskesmas. Pengolahan data EWARS belum dilakukan baik di tingkat Kabupaten maupun puskesmas. Output EWARS tidak disajikan. Ketepatan waktu laporan rendah (43%) dan cenderung menurun. Kelengkapan laporan sudah mencapai target (81%) namun ada kecenderungan menurun. Analisis dan interpretasi data EWARS dilakukan secara insidentil. Umpan balik laporan disampaikan tiga bulan sekali.
Kesimpulan: Pengelolaan informasi EWARS di Kabupaten Boyolali belum berjalan sebagaimana mestinya.
Kata kunci: sistem kewaspadaan dini dan respon, pengelolaan informasi
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-08-31 16:52:55
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6097
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 2 (2016)
ind
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6172
2016-08-31T09:52:55Z
jisph:ART
"160418 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Isnawati, Khairina
Puskesmas sebagai pelaksana kesehatan terendah, mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan, dengan banyaknya laporan yang harus dibuat berdasarkan permintaan dari berbagai program di Kementrian Kesehatan, sedangkan aplikasi untuk membuat berbagai laporan tersebut berbeda-beda, sehingga menimbulkan tumpang tindih dalam pengerjaannya, yang menghabiskan banyak sumberdaya dan waktu dari petugas puskesmas. Puskesmas Gambut membutuhkan suatu Sistem Informasi Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan di puskesmas, yaitu dengan mengimplementasikan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah Generik (SIKDA Generik). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif rancangan studi kasus metode kualitatif, pengumpulan data dengan wawancara mendalam, pengisian kuisioner, observasi, telaah dokumen. Subyek penelitian berjumlah 16 orang dipilih secara purposive sampling, Analisis data menggunakan metode constant comparative method. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Kompetensi dan jumlah SDM masih kurang, software aplikasi sering bermasalah, Tidak ada SK penugasan, tidak ada koordinasi sosialisasi pengimplementasian aplikasi, Tidak ada pelatihan dan bimbingan, Kualitas data belum lengkap namun akurat dan tepat waktu. Sehingga Jumlah SDM dan kompetensi SDM perlu ditambah, faktor organisasi harus lebih diperbaiki; input dan proses implementasi aplikasi masih kurang menyebabkan output aplikasi juga kurang.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-08-31 16:52:55
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6172
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 2 (2016)
ind
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6535
2016-08-31T09:52:55Z
jisph:ART
"160831 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Irmayani, Irmayani
Nugroho, Eko
Lazuardi, Lutfan
Latar belakang : Sistem informasi berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan pasien, efisiensi operasional, dan kepuasan pasien. Dengan SI/TI monitoring, koordinasi, dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan efektif. Hal tersebut bisa dicapai ketika organisasi memiliki suatu perencanaan yang jelas pada organisasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya renstra SI/TI sebagai acuan pengembangan SI/TI di RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam.
Metode : Penelitian dilakukan dengan metode collaborative action research. Penelitian dilakukan di RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam. Penelitian melibatkan 23 orang yang terdiri dari pengguna langsung maupun pengguna tidak langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi dan telah dokumen. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya pentingnya penyusunan renstra SI/TI yang digunakan sebagai acuan dalan pengembangan SI/TI sehingga pengembangan SI/TI memiliki arahan.
Kesimpulan : Disarankan kepada RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam untuk menyusun Renstra SI/TI.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-08-31 16:52:55
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6535
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 2 (2016)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/6535/11219
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6536
2020-08-08T18:50:09Z
jisph:ART
"170928 2017 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Sudirahayu, Ika
Harjoko, Agus
Latar Belakang: Penilaian kesiapan sebelum penerapan rekam medis elektronik (RME) penting dilakukan, untuk optimalisasi penerapan RME. RSUD Dr.H. Abdul Moeloek sudah menerapkan SIMRS. Hal ini membuka kesempatan untuk pengembangan sistem informasinya dengan implementasi RME. Untuk itu diperlukan analisa kesiapan penerapan RME secara menyeluruh.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam kepada pengambil keputusan dan pengguna RME di instalasi rawat jalan, observasi, dan telaah dokumen. Analisa kesiapan menggunakan EHR Readiness Starter Assessment dari DOQ-IT.
Hasil: Kesiapan sumber daya manusia untuk penerapan RME di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek berada pada range I, mengindikasikan belum ada pemahaman yang kuat tentang RME dan manfaatnya. Sumber daya manusia dibidang teknologi informasi masih sangat kurang, dan sebagian besar petugas belum memiliki pengetahuan mengenai RME. Budaya kerja organisasi berada pada range II, mengindikasikan bahwa telah ada pemahaman akan adanya perubahan budaya kerja organisasi bila RME diterapkan. Ada kecenderungan untuk menerima dan mendukung apabila RME di aplikasikan. Tata kelola dan kepemimpinan berada pada range II, mengindikasikan bahwa telah ada pemahaman tentang nilai RME terkait strategi dan dukungan manajemen TI. Pengambil keputusan berkomitmen terhadap penerapan RME. Infrastruktur berada pada range III, mengindikasikan bahwa kapasitas teknologi informasi cukup kuat dan kemungkinan untuk berhasil dalam adopsi RME cukup tinggi.
Kesimpulan: Secara keseluruhan, kesiapan untuk penerapan RME berada pada range II. Ini menunjukkan bahwa RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Cukup Siap untuk Penerapan Rekam Medis Elektronik.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-08-09 01:50:09
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6536
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 3 (2016)
ind
Copyright (c) 2017 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6659
2020-10-08T08:16:32Z
jisph:ART
"170928 2017 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Rosyada, Amrina
Gadjah Mada University
Lazuardi, Lutfan
Kusrini, Kusrini
Latar Belakang:. Institute of Medicine merekomendasikan rekam medis elektronik (RME) sebagai pendukung manajemen pelayanan kesehatan pasien. Namun adopsi rekam medis elektronik saat ini hanya mencapai rata-rata pada 50% yang artinya rekam medis elektronik tidak dimanfaatkan secara maksimal fungsi dan fiturnya hanya untuk kebutuhan administrasi dan finansial rumah sakit. Memahami pandangan petugas kesehatan mengenai RME berpengaruh penting pada kesuksesan implementasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kasus deskriptif dengan lokasi rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi serta penyebaran kuesioner.
Hasil: Masih terdapat masalah pada tingkat input dan proses dimana input data rekam medis yang lengkap masih sulit dan pada proses masih terdapat error yang mengganggu pelayanan. Berdasarkan kerangka UTAUT, masalah ini termasuk kategori kondisi fasilitas. Aspek ini memiliki korelasi yang kuat terhadap persepsi penggunaan (r= 0.78; p-value= 0.001). Persepsi penggunaan ini memiliki korelasi dengan persepsi kebermanfaatan (r=0.459 ;p-value= 0.047). Setelah itu, persepsi kebermanfaatan yang mempengaruhi perilaku penggunaan atau penerimaan (r= 0.569; p-value= 0.000) sehingga hubungan ini membentuk suatu alur.
Kesimpulan: Untuk meningkatkan adopsi RME secara penuh aspek perilaku penggunaan atau penerimaan harus ditingkatkan. Aspek ini ditingkatkan dengan memperbaiki alur faktor yang mempengaruhinya
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-08 15:16:32
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6659
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 1 (2017)
ind
Copyright (c) 2017 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6698
2016-06-13T08:04:24Z
jisph:ART
"160206 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Zulkifli, Nurul Ilmi
SIMKES
Sistem informasi pendonor darah dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan transfusi darah di Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD). Usability testing adalah salah satu metode penilaian kegunaan untuk mengidentifikasi masalah yang spesifik pada produk IT dan berfokus pada interaksi antara pengguna dan tugas dalam lingkungan kerja. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan usability pada aplikasi sistem informasi pendonor darah di UPTD RSUP Dr. Sardjito.
Desain studi kasus dilakukan di Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Informan pada penelitian ini adalah 10 orang petugas teknis transfusi darah di UPTD di RSUP Dr.Sardjito. Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan pada penelitian ini.
Hasil pengukuran user performance diperoleh waktu penyelesaian tugas yang cukup cepat. Sebagian besar tugas diselesaikan dengan lengkap dan benar. Sebesar 29 error diidentifikasi dan sebagian besar termasuk kategori permasalahan kosmetik. User perceived petugas tentang kegunaan aplikasi yaitu aplikasi dianggap telah mencakup prosedur pelayanan di UPTD. Menurut informan aplikasi mudah untuk dipelajari dan memiliki kecepatan yang cukup cepat dibandingkan dengan aplikasi yang lama.
Revisi pada beberapa menu dan mengadakan kerjasama dengan pihak programer, IT RSUP Sardjito dan UPTD perlu dilakukan. Selain itu, maintenance dan backup data pendonor secara rutin dapat dilakukan untuk menghindari gangguan pada aplikasi.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-02-06 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6698
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 1 (2016)
ind
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6757
2020-11-09T15:25:24Z
jisph:ART
"201008 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Wulandari, Silfia Meri
Latar Belakang : Penerapan sistem informasi pengelolaan keuangan berkontribusi terhadap produktivitas maupun pengukuran kinerja dan peningkatan kualitas laporan. Dengan sistem tersebut, alur pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan efektif dan efisiensi. Sistem ini terkoneksi langsung dengan Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pemerintah Pusat.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kinerja sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di rumah sakit Meuraxa Kota Banda Aceh.
Metode : Penelitian melibatkan 7 (orang) yang terdiri dari pengguna langsung dan pengguna tidak langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tersebut sangat berperan penting dan akurat dalam pelaksanaan pelaporan, baik laporan mingguan, bulanan, juga pelaporan akhir tahun. Sehingga kedepannya diharapkan adanya penambahan menu aplikasi yang mampu mem-bridging dengan aplikasi SIMRS dan SAK yang akan diterapkan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-09 22:25:24
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6757
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 3 (2017)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6759
2016-06-13T08:04:24Z
jisph:ART
"160415 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Zona Kerentanan Filariasis Berdasarkan Faktor Risiko dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis
Salim, Marko Ferdian
Universitas Gadjah Mada
Latar Belakang: Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria (Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori) yang ditularkan melalui vektor nyamuk. Data WHO menyebutkan lebih dari 1.4 miliar penduduk dunia tinggal di daerah yang berisiko terinfeksi filariasis yang tersebar di 73 negara termasuk Indonesia. Filariasis di Indonesia tersebar pada 418 kabupaten/ kota dan 235 kabupaten/ kota ditetapkan sebagai daerah endemis dengan jumlah kasus 14.932. Kabupaten Agam merupakan salah satu daerah endemis filariasis tertinggi di Provinsi Sumatera Barat dengan prevalensi kasus sebesar 12,63 per 100.000. Kondisi lingkungannya terdiri dari pegunungan, dataran rendah, sungai, danau, perkebunan, dan persawahan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan penggunaan sistem informasi geografis untuk pemetaan kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko kejadian filariasis di Kabupaten Agam.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan desain penelitian case control study. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 36 kasus dan 36 kontrol dengan total 72 sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, multivariat dan analisis kerentanan wilayah secara spasial.
Hasil: Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat membantu dalam menentukan tingkat kerentanan wilayah terhadap kejadian filariasis di Kabupaten Agam. Hasil statistik menemukan bahwa faktor sosial ekonomi yaitu tingkat pendidikan rendah (OR: 4.52), tingkat pengetahuan rendah (OR: 4.14), pekerjaan sebagai petani, buruh dan nelayan (OR: 4.38), dan tingkat penghasilan rendah (OR: 4.43) merupakan faktor risiko kejadian filariasis di Kabupaten Agam. Faktor perilaku masyarakat yaitu kebiasaan keluar malam hari (OR: 3.75) dan memelihara hewan reservoir (OR: 3.57) merupakan faktor risiko kejadian filariasis di Kabupaten Agam. Faktor lingkungan yaitu keberadaan perkebunan (OR: 19.46) sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk merupakan faktor risiko kejadian filariasis di Kabupaten Agam. Berdasarkan analisis multivariat yang menjadi faktor risiko yaitu keberadaan perkebunan (OR: 19.46). Jenis vektor yang ditemukan yaitu Culex (67.26%), Aedes (18.06%), Armigeres (14.19%) dan Anopheles (0.48%). Pengelompokkan (Clustering) kejadian filariasis ditemukan pada daerah Subang – Subang dan Muaro Putuih. Zona atau wilayah yang memiliki kerentanan diantaranya yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, Palembayan, Palupuh, Baso dan IV Koto.
Kesimpulan: Faktor risiko kejadian filariasis di Kabupaten Agam yaitu tingkat pendidikan rendah, tingkat pengetahuan rendah, pekerjaan (petani, buruh dan nelayan), tingkat penghasilan rendah, kebiasaan keluar malam hari, memelihara hewan reservoir, dan keberadaan perkebunan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Sedangkan faktor risiko yang paling berpengaruh yaitu keberadaan perkebunan (≤ 200 meter) dari tempat tinggal responden. Jenis vektor filaria di Kabupaten Agam yaitu Culex, Armigeres, Aedes dan Anopheles. Tingkat kerentanan wilayah dan pengelompokkan (Clustering) kejadian filariasis diketahui melalui penggunaan Sistem Informasi Geografis.
Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis (SIG), Filariasis, Faktor Risiko, Kerentanan, Kabupaten Agam.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-02-06 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6759
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 1 (2016)
eng
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6833
2020-08-08T18:50:09Z
jisph:ART
"170928 2017 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Gunarti, Rina
Nugroho, Eko
Sanjaya, Guardian Yoki
Latar belakang: Stikes Husada Borneo (SHB) merupakan salah satu institusi pendidikan yang memberikan pelayanan kepada publik, untuk itu SHB dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik dan harus selalu menjaga kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan yang baik haruslah dikelola secara professional, terutama dalam pengelolaan informasi yang terkait dengan customer. Salah satu sarana untuk mengakomodasi pengelolaan data customer adalah dengan menggunakan sistem informasi Customer Relationship Management (CRM). Dengan adanya sistem informasi CRM ini diharapakan dapat membantu perolehan informasi yang diperlukan para customer SHB menjadi mudah dan cepat sesuai dengan harapan dan kebutuhan para customer serta menjembatani komunikasi antara SHB dan customer. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengembangkan prototype sistem informasi CRM, melakukan uji coba dan evaluasi sistem informasi CRM yang telah dirancang.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian penelitian kualitatif dengan rancangan action research, menggunakan pendekatan prototyping untuk pengembangan sistem.
Hasil Penelitian: Prototype sistem informasi CRM ini dirancang dengan memperhatikan kebutuhan pengguna. Sistem informasi CRM ini memungkinkan customer bisa memperoleh informasi dengan mudah dan sesuai dengan dan kebutuhan para customer. Selain itu sistem juga memberikan fasilitas komunikasi antara pihak SHB dengan customer.
Kesimpulan: Sistem informasi CRM ini dapat menjembati komunikasi antara customer dan SHB melalui forum dan chatting, serta sistem dapat menampilkan data mahasiswa berdasarkan sekolah asal mahasiswa ataupun sesuai kebutuhan dengan memanfaatkan fasilitas searching.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-08-09 01:50:09
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6833
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 3 (2016)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/6833/11956
Copyright (c) 2017
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6912
2016-06-13T08:04:24Z
jisph:ART
"160415 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Pemantauan Penanganan Kasus Balita Gizi Buruk dengan Menggunakan Sistem Informasi Spasial di Kota Banda Aceh
Tarmizi, Tarmizi
Spatial information system, improvement monitoring, toddler, severe malnutrition
ABSTRACT
Nutrition problem contributes to the death rate of toddler. In Aceh Province during 2013, there are 855 toddlers suffering malnutrition and only 14,04% of them recovered, 2,46% died and there are still 714 more toddlers under treatment.
Qualitative descriptive research with observational design through action research approach using Geographical Information System (GIS) are carried out in the city of Banda Aceh where the sample of children with malnutrition are obtained from the result of nutrient status monitoring, weighing routine data in posyandu, investigation of the health facilities and the report from society. The collected dependent data variables are children with severe malnutrition and malnourished children, the residence location of the research subjects, the work place of the nutrient management employee, the community health center (puskesmas) and serving fasilities of children with severe malnutrition by Global Positioning System (GPS).
The distribution pattern and regions prone to children with malnutrition are concentrated in Kecamatan Kuta Raja, Kecamatan Meuraxa and Kecamatan Ule Kareng. In those districts, the number of children with severe malnutrition is above 0,6% and the number of malnourished children is also above 1,5% of the minimum tolerance number of children set by the City Health Department of Banda Aceh. The percentage of the weighed children to the number of target (D/S) for those districts is in between 53,7% to 69,5%. The number of recovered children after being treated is 7,2%, while 0,9% are died and 9,9% of the children with severe malnutrition are dropped out. The number and the distribution of nutrient management employee are not sufficient and they are not well trained with 21,2% of the posyandu are active. In the other hand, the number and the distribution of puskesmas and hospital are fairly equally distributed throughout Banda Aceh. The development of severe malnutrition children monitoring management information system creates the information of improvement of children with severe malnutrition, distribution map of nutritional cases, the distribution of human resources and the health facilities, and produces a report of success coverage of nutritional program indicator.
The distribution pattern and regions prone to malnutrition are distributed in the coastal area and in the city border which are slum and poor region. The regions also suffer low quantity and quality of nutrient officer, limited operational infrastructure, and only few posyandu are active . The severe malnutrition children monitoring management information system can help through evaluating the improvement of the children’s recovery and it can also produce various information needed.
Keywords: Spatial information system, improvement monitoring, toddler, severe malnutrition
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-02-06 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6912
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 1 (2016)
eng
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/6927
2020-10-18T07:47:25Z
jisph:ART
"200809 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Analisis aturan asosiasi hasil pengobatan tuberkulosis di provinsi sulawesi selatan
Anwar, Sri Rizky Wahyuni
Latar Belakang : Sistem TB-03 elektronik merupakan sistem pencatatan dan pelaporan yang merekap data penderita TB. Namun, data yang tersedia pada sistem sering kurang dimanfaatkan, atau tidak digunakan sama sekali. Oleh karena itu dibutuhkannya analisis proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk menggali potensi-potensi informasi yang ada dari penyimpanan data terutama untuk menemukan suatu pola hubungan antar data sehingga dapat diketahui pola hubungan pada hasil pengobatan TB.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mencari aturan asosiasi hasil pengobatan di Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan teknik association rule.
Metode Penelitian: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional deskriptif. Penelitian ini menggunakan data register TB-03 pasien TB di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011-2013. Aturan asosiasi pada penderita TB dapat memberikan pengetahuan mengenai karakteristik pada setiap hasil pengobatan yang dimiliki.
Hasil : Sebagian besar hasil pengobatan yang diperoleh penderita TB adalah sembuh. Aturan asosiasi menunjukkan bahwa tipe pasien merupakan pasien baru, klasifikasi TB adalah TB Paru, hasil pemeriksaan dahak awal positif, dan waktu konversi pada 2 bulan masa pengobatan berhubungan dengan hasil pengobatan sembuh. Tipe pasien merupakan pasien baru dan klasifikasi TB adalah TB Paru maka hasil pengobatan lengkap. Tipe pasien adalah pasien baru, klasifikasi TB adalah TB Paru, hasil pemeriksaan dahak awal adalah positif, tidak mengalami konversi pada masa pengobatan, dan bertempat tinggal di perdesaan berhubungan dengan hasil pengobatan meninggal. Tipe pasien adalah pasien baru, klasifikasi TB adalah TB Paru, hasil pemeriksaan dahak awal adalah positif, dan bertempat tinggal di perkotaan berhubungan dengan hasil pengobatan default. Klasifikasi TB adalah TB Paru, hasil pemeriksaan dahak awal adalah positif, dan bertempat tinggal di perkotaan berhubungan dengan hasil pengobatan pindah. Pola pengelompokan (clustering) data register TB menunjukkan bahwa hasil pengobatan pada penderita TB cenderung sembuh dan lengkap.
Kesimpulan : Aturan asosiasi dan pengelompokan pada penderita dapat memberikan pengetahuan mengenai karakteristik pada setiap hasil pengobatan yang dimiliki. Dengan memanfaatkan karakteristik tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan untuk menetapkan prioritas-prioritas dalam manajemen pengobatan TB selanjutnya sehingga hasil pengobatan dapat maksimal. Selain itu, teknik data mining dapat digunakan sebagai teknik analisis data register TB.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-18 14:47:25
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/6927
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 2 (2017)
eng
Copyright (c) 2020
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/7286
2016-06-13T08:04:24Z
jisph:ART
"160206 2016 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Lubis, Ismil Khairi
Gadjah Mada University
ABSTRAK
Jumlah penderita diabetes mellitus di seluruh dunia mencapai 382 juta jiwa pada tahun 2013. Posisi Indonesia berada pada peringkat ke 7 dengan jumlah penderita sebanyak 8,5 juta orang. Kepatuhan pengobatan pasien DM di klinik Alifa Diabetic Centre dilaporkan masih rendah yaitu sebesar 47%. Salah satu strategi berbasis teknologi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan yaitu memberikan layanan terkontrol kepada pasien melalui pengiriman pengingat dalam bentuk short message service (SMS). Penelitian ini bertujuan merancang reminder system dalam bentuk prototype aplikasi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien diabetes mellitus. Metode yang digunakan adalah metode penelitian action research. Subjek penelitian berjumlah 16 orang terdiri dari pengguna sistem baik langsung maupun tidak langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi lapangan. Disain reminder system yang dibuat merupakan prototype yang interaktif karena memiliki tampilan antar muka (interface) yang sederhana, menu input data sudah memenuhi kebutuhan dan pengguna mudah mengoperasikannya. Reminder system memudahkan pihak klinik untuk mengelola data pasien yang kontrol secara terkomputerisasi, memudahkan dokter untuk memonitoring kesehatan pasien, membantu pasien dalam mengingat pengobatan dan menambah pengetahuan pasien terkait penanganan penyakit diabetes mellitus. Penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan aplikasi reminder system merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien diabetes mellitus karena output laporan reminder system memperlihatkan bahwa mayoritas pasien berkunjung ke klinik sesuai jadwal kontrol setelah dikirim SMS reminder.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2016-02-06 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/7286
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 1 (2016)
ind
Copyright (c) 2016 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/7367
2020-10-18T07:47:25Z
jisph:ART
"200809 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
muthori, Mujiyati
Gadjah Mada University
Nugroho, Eko
Sanjaya, Guardian Yoki
Latar Belakang : Universal health coverage (UHC) bertujuan untuk memastikan preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bermutu dan dibutuhkan, dimana pelaksanaannya harus efektif, efisien dan adil. Upaya yang dilakukan di Indonesia dengan Jaminan kesehatan sosial (Jamkesos) . Peranan teknologi dalam sistem informasi kesehatan sangat penting untuk mendukung kualitas pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Upaya yang dilakukan oleh Dinkes DIY untuk mempermudah pelayanan peserta Jamkesos CoB di DIY adalah penggunaan sistem informasi elektronik pada pelaksanaan Jamkesos CoB DIY.Penggunaan sistem ini diharapkan dapat memudahkan pasien dalam memproses administrasi klaim layanan asuransi kesehatan yang dijamin oleh pemerintah daerah dan provinsi. Proses pelayanan klaim yang semula manual dengan berkas yang menumpuk dan membutuhkan waktu yang relatif lama, bisa lebih cepat dan mudah karena sistem online mempersingkat waktu melalui pertukaran data antar rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan dinas kesehatan provinsi secara realtime.Oleh karena itu penelitian ini ingin mengevaluasi pelaksanaan penggunaan sistem informasi pada pelayanan Jamkesos CoB DIY dari aspek input, proses dan output.
Metode Penelitian: Penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus, dilakukan di Dinas Kesehatan DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul dan RSUD Wonosari, dengan subyek penelitian diambil secara purposive sampling, dengan jumlah responden 9 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah panduan wawancara mendalam, acuan observasi. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Semua data yang dikumpulkan diolah secara kualitatif.
Hasil : sistem informasi pada pelaksanaan CoB Jamkesos DIY yang disebut SIM Jamkesta DIY sudah terpasang sejak Desember 2013, aplikasi sistem ini berlangsung sekitar 1 tahun baru sampai uji coba. Apabila dilihat dari aspek input: sumber daya manusia yang kompeten belum dipersiapkan dengan baik untuk mengelola sistem, sarana dan dana baru pada fase inisial belum memikirkan keberlangsungan sistem informasi ke depan. Aspek proses : pengoperasiaan dan pemeliharaan tidak jalan baru sampai uji coba, pengorganisasian dan tata kelola kesistem-informasian belum jelas pembagiannya, ada tarik ulur siapa yang menjadi leader dalam pengelolaan sistem informasi ini. Aspek output tidak bisa dilihat kenyataannya karena pada prosesnya juga tidak jalan sehingga tidak bisa dinilai dari kualitas data maupun pemanfaatan datanya. Dalam aplikasi SIM Jamkesta DIY ini banyak permasalahan yang ada yaitu: kondisi politis dengan kebijakan top down yang dipaksakan, kurangnya dukungan dan komitmen dari manajemen, tidak ada perencanaan yang memadai, SDM yang inkompetensi teknologi, tidak adanya kesesuaian kebutuhan produk bisnis dengan pengguna, isu BPJS Kesehatan, sehingga sistem informasi ini mengalami kegagalan.
Kesimpulan : Dalam pengembangan sistem informasi dengan kebijakan top down yang dipaksakan dimana : dukungan dan komitmen manajemen eksekutif kurang , perencanaan yang matang, SDM yang inkompetensi teknologi, tidak adanya kesesuain kebutuhan pengguna dengan produk bisnis, adanya isu BPJS Kesehatan, menyebabkan terjadinya kegagalan implementasi sistem informasi.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-18 14:47:25
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/7367
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 2 (2017)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/7603
2020-10-18T07:47:25Z
jisph:ART
"200809 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Saptiono Mulana, Viktorinus Alfred
Gadjah Mada University
Latar Belakang: Identifikasi proses bisnis merupakan salah satu tahapan awal dari proses analisis kebutuhan sistem informasi, dalam hal ini sistem informasi klinis. Identifikasi proses bisnis menjadi penting karena dapat membantu memberikan petunjuk pada peningkatan kehandalan manajemen pasien di dalam ranah kesehatan yang kompleks di mana terkait dengan hal ini proses bisnis dan alur kerja menjadi aspek penting di dalam peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Selain itu, identifikasi proses bisnis dapat membantu dalam memahami kompleksnya situasi klinis di ranah kesehatan, khususnya di layanan rawat inap dan juga membantu mengakomodir kebutuhan end user sehingga nantinya akan menyukseskan implementasi sistem informasi klinis itu sendiri atau dengan kata lain, penetrasi sistem menjadi tinggi.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan rancangan berupa pendekatan grounded theory. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, analisis dokumen dan wawancara tak terstruktur dari April 2015 sampai Mei 2015. Tiga orang perawat dan 1 orang dokter berpartisipasi dalam studi ini.
Hasil: Adapun hasil dari studi ini adalah deskripsi dan ilustrasi proses bisnis layanan rawat inap di RS UGM.
Kesimpulan: Studi ini memperlihatkan bahwa ada kemiripan secara garis besar antara proses bisnis di tempat pelayanan rawat inap yang satu dengan yang lain sehingga mengidentifikasi detailed process menjadi sangat penting.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-18 14:47:25
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/7603
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 2 (2017)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/7679
2020-10-18T07:47:25Z
jisph:ART
"200809 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Pemanfaatan dan penggunaan sistem elektronik tuberkulosis di dinas kesehatan provinsi kalimantan selatan
Fahmi, Nasrullah
Penggunaan dan pemanfaatan, Sistem Elektronik TB, Pencatatan dan Pelaporan, dan Tuberkulosis
Latar Belakang : Sistem pencatatan dan pelaporan program TB sejak tahun 2009 telah berbasis komputerisasi yaitu menggunakan sistem elektronik TB. Penggunaan sistem elektronik TB secara nasional merupakan bagian penting dari komitmen DOTS dalam penanggulangan program TB. Dinas kesehatan provinsi Kalimantan Selatan telah menggunakan dan memanfaatkan sistem elektronik TB dalam melakukan pencatatan dan pelaporan program TB dan wasor TB kab/kota sebagai pengguna dari sistem tersebut.
Tujuan : Mengkaji persepsi penggunaan dan pemanfaatan pada sistem elektronik TB untuk pencatatan dan pelaporan program tuberkulosis di Propinsi Kalimantan Selatan.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah wakil supervisor (wasor) TB di Dinas Kesehatan Propinsi 1 orang dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 13 orang. Unit analisis dalam penelitian ini adalah penggunaan sistem elektronik TB oleh Wasor TB pada Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Selatan. Data dikumpulkan melalui proses wawancara dan pengamatan mendalam sistem elektronik TB, dokumentasi-dokumentasi, dan laporan-laporan program TB. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan hasil wawancara kemudian ditranskripsikan, pengkodingan dengan open coding dan diambil kesimpulan berdasarkan hasil proses tersebut.
Hasil : Penggunaan sistem elektronik TB mudah dimengerti, dipahami dan dipelajari, sehingga pencatatan dan pelaporan program TB sudah berbasis komputerisasi. Pemanfaatan sistem elektronik TB oleh wasor TB dapat memantau hasil kinerja, capaian dan target serta indikator dalam pelaksanaan program TB.Penggunaan dan pemanfaatan sistem elektronik TB pada program TB di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan untuk melihat kinerja program, capaian dan target berdasarkan indikator program sehingga sistem elektronik TB dapat dimanfaatkan untuk monitoring dan evaluasi dan digunakan untuk pencatatan dan pelaporan program TB di kabupaten/kota dan propinsi.
Kata Kunci: Penggunaan dan pemanfaatan, Sistem Elektronik TB, Pencatatan dan Pelaporan, dan Tuberkulosis.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-18 14:47:25
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/7679
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 2 (2017)
eng
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/7922
2020-10-08T08:16:32Z
jisph:ART
"200809 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Penggunaan sistem informasi geografis untuk pola spasial tuberkulosis dengan dan tanpa diabetes mellitus di kulon progo
rohman, hendra
Hartono, Hartono
Probandari, Ari Natalia
diabetes mellitus, distance perception, geographic information system, low income, mycobacterium tuberculosis
Latar Belakang: Penderita DM lebih rentan terkena TB. Penderita TB paru dengan dan tanpa DM di Kulon Progo tahun 2014 sebanyak 174 orang. Pengolahan register TB masih terbatas pada analisis tabuler. Pengelolaan penderita TB paru terkait dengan keberlangsungan pengobatan masih terbatas. Analisis TB masih berupa agregasi data di tingkat kelurahan, belum berupa pemetaan penderita.
Metode Penelitian: Survei cross-sectional menggunakan sistem informasi geografis, dengan populasi wilayah dan penderita TB Paru 2014, sampel sebanyak 162 orang. Variabel terikat adalah TB paru, dan TB paru dengan riwayat DM (TB-DM). Variabel bebas adalah jarak ke sarana pelayanan kesehatan, pendapatan dan DM. Analisis spasial menggunakan SaTScan, GeoDa, dan ArcGIS.
Hasil: Pola spasial distribusi penderita TB paru dengan dan tanpa DM sebagian besar berada di wilayah dengan intensitas curah hujan tinggi, dan terdapat clustering di pedesaan, dengan pendapatan rendah, jauh dari sarana pelayanan kesehatan. Space time permutation model menunjukkan terdapat 5 cluster TB paru, namun tidak signifikan. Hasil spatial error model menunjukkan, secara spasial, pendapatan dan jarak ke sarana pelayanan kesehatan memiliki hubungan dengan kejadian TB paru. Di wilayah prevalensi tinggi DM teridentifikasi jumlah sumber daya medis yang sedikit. TB-DM berada di wilayah prevalensi tinggi DM, dan sebagian besar di pedesaan. Terdapat hubungan yang signifikan antara populasi DM dengan kejadian TB-DM, namun secara spasial tidak. Kejadian TB paru dengan pengobatan ulang, sebagian besar di pedesaan, dan akses sulit, pencarian tempat pengobatan di beberapa sarana pelayanan kesehatan hingga pindah di 4 tempat yang berbeda.
Kesimpulan: Kejadian TB paru terjadi seiring dengan musim hujan. Pola clustering kejadian TB paru di pedesaan, dengan pendapatan rendah, dan jauh dari sarana pelayanan kesehatan, spatial error model menunjukkan ketergantungan spasial. Hubungan antara populasi DM dengan kejadian TB-DM signifikan, namun secara spasial tidak.
Kata Kunci: diabetes mellitus, distance perception, geographic information system, low income, mycobacterium tuberculosis
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-08 15:16:32
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/7922
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 1 (2017)
eng
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/7922/14058
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/7922/14059
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/7922/14060
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/7922/14061
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/7922/14062
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/7922/14063
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/7922/14064
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/8187
2020-10-18T07:47:25Z
jisph:ART
"200809 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Prototype e-log book community and family health care with interprofessional education (cfhc-ipe) fakultas kedokteran universitas gadjah mada
Tannoor, Laila
Gadjah Mada University
prototype, e-Log book, CFHC-IPE, action research.
Latar Belakang: Fakultas kedokteran memiliki kegiatan berbasis komunitas oleh mahasiswa, kegiatan ini disebut dengan Community and Family Health Care with Interprofessional Education (CFHC-IPE). Salah satu media komunikasi antara mahasiswa dengan dosen pembimbing lapangan serta kesekretariatan CFHC-IPE yaitu log book CFHC-IPE. E-log book CFHC-IPE menjadi suatu inovasi baru dalam media pembelajaran dan komunikasi, membantu komunikasi jarak jauh serta dapat melakukan pelaporan yang lebih cepat. Prototype yang akan dibuat dikhususkan pada topik family folder dan faktor lingkungan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk merancang prototype aplikasi e-log book untuk kegiatan Community and Family Health Care with Interprofessional Education (CFHC-IPE) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Sub Topik Family Folder dan Faktor Lingkungan.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode action research. Subjek penelitian berjumlah 14 orang, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan pengisian checklist
Hasil: E-log book kegiatan CFHC-IPE dalam penelitian ini adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk sekretariat, dosen, serta mahasiswa untuk melakukan kegiatan dalam bentuk elektronik baik dalam pengumpulan tugas, diskusi, penyampaian materi, serta penyimpanan hasil data kegiatan lapangan oleh mahasiswa. Penggunaan aplikasi e-log book ini juga dapat menjadi bahan evaluasi untuk penilaian mahasiswanya serta dapat memfasilitasi pembelajaran secara interaktif tanpa harus melakukan tatap muka. Aplikasi e-log book ini tidak hanya berfokus pada pembuatan sistem, namun juga menggali pengetahuan terhadap analisis kesehatan masyarakat yang berfokus pada kesehatan lingkungan.
Kesimpulan: Perancangan aplikasi e-log book CFHC-IPE ini memberikan kemudahan pelaporan dan penyimpanan data kegiatan mahasiswa. Tampilan interface pada aplikasi yang mudah dipahami dan mudah untuk dioperasikan. Hasil pengujian terhadap prototype aplikasi e-log book CFHC-IPE ini menjelaskan bahwa sistem yang dijalankan pada setiap menu telah sesuai dengan skenario yang telah ditetapkan dan uji coba dilakukan terhadap fungsional sistem dan pengujian terhadap interface dan pengaksesan pengguna dapat dinyatakan bahwa prototype aplikasi e-log book CFHC-IPE dapat diterima dan dapat memudahkan pengguna.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-18 14:47:25
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/8187
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 2 (2017)
eng
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/8215
2020-10-08T08:16:32Z
jisph:ART
"200809 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
skm, roslinda
Latar Belakang: Data dan informasi kepegawaian di Dinas Kesehatan Kab, Kolaka merupakan data penting yang harus tersedia dengan akurat, lengkap dan jelas untuk menunjang pelaksanaan manajemen kepegawaian yang optimal. Permasalahan yang ditemui berupa penanganan dan pemrosesan data yang kompleks masih dikelola secara manual menyebabkan ketidakkonsistenan data, informasi yang dihasilkan membutuhkan waktu yang lama dan cenderung kurang akurat. Belum ada sistem informasi kepegawaian yang dapat memfasilitasi staf kepegawaian dalam memberikan pelayanan melalui manajemen data yang optimal.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem informasi kepegawaian yang sesuai dengan kebutuhan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, melalui kegiatan identifikasi kebutuhan komponen input dan output pengguna, membuat desain proses prototipe sistem, melakukan uji coba prototipe serta mengevaluasi prototipe yang telah diujicobakan.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan action research. Rancangan penelitian dipilih karena sesuai dengan tahap pengembangan sistem dengan prototipe. Data dan informasi diperoleh dengan observasi, wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD). Observasi dilakukan di Subag Kepegawaian untuk mengetahui proses pengolahan data dan informasi di kepegawaian. Wawancara dilakukan terhadap 8 responden untuk mengeksplorasi kebutuhan komponen input dan output yang membentuk spesifikasi fungsional prototipe. Prototipe di uji coba kemudian wawancara mendalam untuk mengetahui apakah prototipe sudah sesuai dengan kebutuhan Dinas Kesehatan Kab. Kolaka.
Hasil: Prototipe sistem informasi kepegawaian dikembangkan berdasarkan kebutuhan pengguna di Dinas Kesehatan. Diperoleh kebutuhan data sebagai komponen input yaitu data PNS dan data PTT. Kebutuhan informasi sebagai ouput yang dihasilkan sistem yaitu laporan dan rekapitulasi PNS dan PTT. Melalui identifikasi kebutuhan tersebut dibuatlah diagram konteks, DFD, data flowchart, ERD, kamus data, kemudian dikembangkan. Ujicoba prototipe menunjukkan aplikasi sistem informasi kepegawaian dapat menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Hasil evaluasi menunjukkan prototipe mudah digunakan, tampilan menarik dan informasi yang dihasilkan akurat. Kesimpulan: Pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian yang melibatkan potensial responden di Dinas Kesehatan dapat diterima dengan baik oleh responden dan aplikasi yang dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan Dinas Kesehatan Kab. Kolaka
Kata kunci : Manajemen Kepegawaian, Prototyping, Sistem Informasi Manajemen
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-08 15:16:32
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/8215
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 1 (2017)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/8300
2020-10-08T08:16:32Z
jisph:ART
"170928 2017 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Nisaa, Arifatun
Hartono, Hartono
Sugiharto, Eko
Latar belakang:Demam berdarah dengue masih jadi masalah kesehatan masyarakat dan kejadian kasusnya pun naik turun tak menentu. Salah satu penyebab kejadian DBD adalah faktor fisik yang meliputi suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin dan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor klimatologi dan penggunaan lahan pada kejadian DBD tahun 2010-2014 di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Metode Penelitian:Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan multi temporal analisis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder kasus DBD dan data faktor fisik yang meliputi suhu, curah hujan, kecepatan angin, kelembaban dan penggunaan lahan.
Hasil:Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster.Kekuatan korelasi suhu dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,0014), berpola positif dan tidak ada korelasi yang signifikan (p=0,78). Kekuatan korelasi curah hujan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,001), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,806). Kekuatan korelasi kelembaban dengan DBD adalah lemah (r=0,065), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,049). Kekuatan korelasi kecepatan angin dengan DBD adalah sangat lemah (r=0,02), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,26). Kekuatan korelasi penggunaan lahan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,157), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,76).
Kesimpulan: Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster pada wilayah permukiman pada kondisi curah hujan sedang, suhu tinggi dan kelembaban rendah, serta mewaspadai peningkatan kejadian DBD pada bulan Januari dan Juni.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-08 15:16:32
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/8300
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 1 (2017)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/8300/14728
Copyright (c) 2017 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/8652
2021-03-09T13:01:45Z
jisph:ART
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/8683
2020-10-08T08:16:32Z
jisph:ART
"200809 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Ni'mah, Nastiti Anggraini
BPPDN DIKTI
Hartono, Hartono
Lazuardi, Lutfan
Latar Belakang : Kulonprogo sebagai kabupaten dengan pendapatan penduduk terendah di DI Yogyakarta memiliki jumlah kasus diabetes melitus pada peringkat keenam sebesar 13.438 orang. Diabetes melitus sebagai penyakit kronis yang memiliki dampak yang besar bagi kesehatan secara luas, sehingga usaha penjagaan kondisi kesehatan pasien diabetes melitus lewat kepatuhan berobat menjadi penting. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kokap yang sebagian daerahnya masuk dalam kawasan Perbukitan Menoreh. Penggunaan SIG dalam penelitian ini akan dapat memberikan gambaran utuh mengenai kondisi alam di Kokap dalam hubungannya dengan kesehatan.
Tujuan Penelitian : Menyusun gambaran aksesibilitas jarak pasien ke puskesmas dalam bentuk peta serta menyusun variasi kunjungan pasien berdasarkan jarak, jenis transportasi dan waktu tempuh ke masing-masing puskesmas di Kecamatan Kokap, menjelaskan perbedaan kepatuhan berobat pasien diabetes melitus dengan memperhitungkan aksesibilitas pasien diabetes melitus dilihat dari jarak, jenis transportasi dan waktu tempuh ke puskesmas.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Kuesioner pengambilan data mengacu pada Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) untuk menilai kepatuhan berobat. Data diambil dari populasi jumlah total pasien diabetes melitus dengan metode cluster random sampling sebanyak 52 sampel. Penghitungan jarak dengan network analysis dalam ArcGIS 10 beserta pembuatan petanya. Hubungan antar variabel dianalisis dengan Geoda 1.6.
Hasil : Gambaran aksesibilitas dilihat dengan buffering sejauh 3 km dari setiap puskesmas dengan rumah pasien, kunjungan pasien menggunakan 2 variasi yaitu kepatuhan dengan kategori variabel tinggi dan kepatuhan dengan kategori variabel rendah, hasil regresi menggunakan Geoda diperoleh nilai probalitas kepatuhan berobat DM dengan masing-masing variabel jarak tempuh, jenis transportasi dan waktu tempuh adalah 0,00542; 0,00779; 0,00033 sedangkan nilai probabilitas untuk ketiga variabel secara bersamaan berada diatas 0,05 begitu juga dengan karakteristik responden.
Kesimpulan : Gambaran aksesibilitas jarak pasien pada Puskesmas Kokap 1 dilihat dari distribusi rumah pasien lebih menyebar, variasi kunjungan pasien dengan kategori variabel tinggi memiliki jumlah kepatuhan yang lebih banyak di setiap desa sehingga untuk pasien yang tidak patuh diperlukan perlakuan khusus dari puskesmas, terdapat perbedaan kepatuhan dengan masing-masing variabel jarak tempuh, jenis transportasi dan waktu tempuh namun tidak terdapat perbedaan kepatuhan dari ketiga variabel secara bersama-sama dan karakteristik responden. Kurangnya ketersediaan transportasi umum menjadi pertimbangan pasien dalam berobat ke puskesmas. Perbedaan kedekatan posisi rumah dengan jalan lokal menyebabkan perbedaan waktu tempuh.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-10-08 15:16:32
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/8683
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 1 (2017)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/8683/15492
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/8688
2020-11-09T15:25:24Z
jisph:ART
"201008 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Evaluasi konversi icpc-2r dari icd sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan puskesmas
Suryani, Dewi Lena
Health Management Information System, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University
konversi, evaluasi, ICPC-2R, ICD-10, dimensi kualitas, Puskesmas
LatarBelakang: ICD merupakan klasifikasi penyakit dan masalah kesehatan dalam bentuk huruf dan angka (WHO 2011). Kode ICD dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan informasi koding morbiditas, karena untuk Puskesmas masih terdapatnya masalah 63,16% pada 12 Bab yang digunakan (Wockenfuss et al., 2009). Puskesmas lebih tepat menggunakan ICPC-2R, dengan konsep episode pelayanan pasien/ RFE yang juga tercakup dalam sistem PCARE. Diperlukan konversi antara ICD ke ICPC-2R agar keduanya dapat terbaca dari mapping terminologi medis yang sama untuk menyatukan dua prinsip koding tersebut.
Tujuan: 1). Mengetahui hasil mapping konversi ICPC-2R dari ICD pada SIMPUS; 2). Mengetahui dimensi mutu yang mempengaruhi kualitas pelayanan dari penerapan konversi; dan 3). Melakukan evaluasi hasil penerapan konversi.
Metode:Penelitian diskriptif analitik dengan rancangan bersifat observasional. Indept interview pada subyek penelitian 18 responden data SIMPUS Puskesmas Sukoharjo dan Puskesmas Mojolaban. Data dianalisis secara deskriptif dan kualitatif pada konversi SIMPUS web based dan tanpa konversi SIMPUS single user dari software standard ICPC-2R bahasa Indonesia sesuai lisensi WONCA.
Hasil: Mapping konversi ICPC-2R dari ICD pada SIMPUS berhasil dilakukan. Sebelum konversi, dilakukan identifikasi 431 kode ICD pada SIMPUS. 261 (57,62%) sesuai, 192 (42,38%) tidak sesuai. Dilakukan desain ulang data base, dan memasukkan konversi ICPC-2R dalam SIMPUS. Pengaturan ulang koding juga dilakukan menggunakan ICPC-2R. Berdasarkan ijin dan kebijakan DKK maka dari standard 3801 kode, yang bisa dipakai 190 (4,99%) sedangkan yang tidak dipakai 3611 (95,01%). Hasil koding yang benar meningkat 94,92% dan koding salah 5,08%. Perbaikan koding data base, upgrade, dan ujicoba semakin lengkap dengan dimasukkannya data bayar dan query. Bahasa terminologi medis dari diagnosis pasien diperbaiki sebanyak 117. Dari segi penggunaan setelah konversi, SIMPUS dirasakan efektif (53,7%). Pemeriksaan sakit perut dan pengambilan test hasil golongan darah, ICPC-2R dimasukkan dalam koding B60, tetapi tidak ada padanan konversi ini di ICD-10. Hasil koding ICPC-2R tertinggi R74 untuk Infeksi Saluran Napas Akut. Dibutuhkan Man, Money, Material, Method yang handal untuk implementasinya secara maksimal.
Kesimpulan: ICPC-2R sangat layak untuk diterapkan di Puskesmas sebagai pengganti/pelengkap ICD-10 dan lebih sesuai karena berbasis episode pelayanan. ICPC-2R akan mampu mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Jika dapat dilaksanakan secara utuh dalam electronic medical record dalam SIMPUS, dapat diketahui status data kesakitan (severity illness) dan status kondisi pasien. Dijalankannya secara konsisten dan reliable, akan sangat mendukung program monitoring dan evaluasi program Puskesmas. Konsep ini dapat digunakan untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh, kondisi epidemiologi dari kasus penyakit dan pengobatan pasien secara berkesinambungan. Jika konversi diterapkan 100%, dapat membantu konsep data PCARE sebagai pemantauan pembiayaan kesehatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di pelayanan kesehatan primer. Episode of care yang terpola dalam ICPC-2R, merupakan implementasi dari PCARE di Puskesmas. ICPC-2R sangat memungkinkan diterapkan dalam P-Care untuk membantu status pelayanan pasien secara berkesinambungan dengan pembiayaan sesuai tindakan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-09 22:25:24
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/8688
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 3 (2017)
eng
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/8792
2021-10-21T16:21:06Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
NUR PRASETYO, ARIEF KURNIAWAN
Lazuardi, Lutfan
Latar belakang : Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan sesungguhnya bukanlah hal yang baru. Seribu hari pertama kehidupan (sejak masa konsepsi hingga seorang manusia berusia 2 tahun) merupakan momentum kritis yang akan menentukan kualitas generasi masa depan suatu bangsa. Periode ini merupakan periode emas bagi tumbuh kembang manusia yang kemudian dikenal dengan seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Rekam medis elektronik mempunyai banyak manfaat, diantaranya memudahkan penelusuran dan pengiriman informasi dan membuat penyimpanan lebih ringkas, dengan demikian data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai kebutuhan termasuk data perkembangan ibu hamil dan tumbuh kembang anak. Salah satu pelayanan yang diberikan di rumah sakit adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak, dimana pelayanan ini tidak lepas dari proses pencatatan rekam medis. Saat ini pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu dan anak masih terbatas pada sistem informasi berbasis personal computer (PC) sehingga untuk mobilitas pelayanan menjadi terhambat.
Tujuan : mendesain rekam medis elektronik berbasis tablet pc untuk mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak di rumah sakit.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan pendekatan action research, dengan metode pengembangan prototype.
Hasil :Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan diketahui bahwa pelaksanaan pencatanan rekam medis untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak difokuskan pada pencatanan riwayat kehamilan, didalamnya pembuatan grafik perkembangan janin dan Kartu Menuju Sehat (KMS). Kamus data aplikasi diperoleh dari berkas rekam medis manual dan digunakan sebagai dasar pembuatan basis data dalam aplikasi ini. Diagram activity dibuat berdasarkan alur pelayanan kesehatan ibu dan anak. Diagram sequence dibuat sebagai gambaran interaksi antara aplikasi dengan pengguna. Desain tampilan telah disesuaikan dengan analisis kebutuhan terkait dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak di rumah sakit.
Kesimpulan : Telah dikembangkan rekam medis elektronik berbasis tablet pc untuk mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak di rumah sakit dengan
pendekatan prototyping berbasis web yang disusun berdasarkan kebutuhan pengguna, yaitu kebutuhan dalam penyusunan rekam medis kesehatan ibu dan anak, kebutuhan untuk menampilkan grafik, kebutuhan untuk memudahkan analisis data yang dapat menghasilkan sebuah informasi.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:06
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/9138
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 2 (2019)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/9002
2020-11-09T15:25:24Z
jisph:ART
"201008 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Winahyu, Adiharsa
Latar Belakang: Seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi, Palang Merah Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PMI DIY) menggunakan internet seperti Twitter, Facebook, dan situs web sebagai sarana untuk menyebarkan informasi stok darah kepada masyarakat. Perlu adanya intDroperabilitas agar sistem yang berbeda dapat saling bekerjasama. Web service dapat menjadi jembatan antar berbagai sistem di internet sehingga tidak terjadi pemasukan ulang data secara manual.
Metode: Penelitian merupakan penelitian tindakan (action research). Penelitian terbagi menjadi 4 tahap utama yaitu indentifikasi masalah, perencanaan, tindakan, dan evaluasi. Pengembangan sistem dilaksanakan dengan menggunakan metode Scrum dan Waterfall. Pada tahap evaluasi dilakukan uji fungsionalitas, pengukuran tingkat interoperabilitas, dan survei penilaian kepuasan pengguna akhir.
Hasil: Informasi stok darah PMI DIY yang telah disebarkan melalui Twitter dapat ditampilkan secara otomatis di situs web afiliasi PMI DIY menjadikan pengelola web bekerja secara efisien. Pengembangan dengan menggunakan metode Scrum memerlukan waktu selama 3 minggu, lebih sedikit 60% dibandingkan dengan waktu pengembangan menggunakan metode Waterfall. Interoperabilitas sistem dapat ditingkatkan dari tingkat 1 menjadi tingkat 3 dalam skala LISI. Tingkat kepuasan pengguna atas informasi stok darah yang disajikan pada situs web setelah dilakukan pengembangan sistem mencapai 85 %.
Kesimpulan: Metode Scrum dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengembangkan interoperabilitas sistem dengan waktu yang efisien.
Kata kunci : interoperabilitas, stok darah, web service, Scrum.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-09 22:25:24
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/9002
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 3 (2017)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/9138
2021-10-21T16:21:06Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Sanjaya, Guardian Yoki
Fuad, Anis
Lazuardi, Lutfan
Ramdhani, Furqonudin
Baros, Wan Aisyah
Dhanalvin, Erzan
Latar Belakang: BPJS Kesehatan dalam pencapaian Universal Health Coverage pada tahun 2019 akan memiliki salah satu basis data pelayanan kesehatan terbesar di dunia. Seiring dengan meningkatnya volume data yang tersimpan, semakin cepatnya proses mengumpulkan dan menghasilkan data, keragaman datanya serta kebutuhan terhadap kualitas data yang mencerminkan fakta, maka menjadi penting bagi BPJS Kesehatan untuk mengkaji kondisi manajemen data saat ini serta penyiapan database riset sebagai salah satu output.
Metode Penelitian: Pendekatan kulitatif dilakukan untuk mengembangkan database riset BPJS Kesehatan. Literatur review, diskusi kelompok terarah dan identifikasi data di BPJS Kesehatan dilakukan untuk menggali konsep database riset untuk jaminan kesehatan nasional.
Hasil: Database riset BPJS Kesehatan termasuk dalam konsep big data analytics karena volume, jumlah dan frekuensi yang tinggi serta tipe datanya yang beragam. Terdapat 5 dataset yang disepakati untuk dijadikan database riset BPJS Kesehatan. Jumlah peserta BPJS yang terus bertambah menuntut perlunya tatakelola data yang baik untuk memastikan representatif database riset terhadap pertumbuhan tersebut.
Kesimpulan: Terdapat 3 aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan database riset BPJS Kesehatan, yaitu konsep big data analytics, representasi database riset yang diambil dari transaksi data di BPJS Kesehatan dan manajemen data yang baik.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:06
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/8792
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 2 (2019)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/9193
2020-11-09T15:25:24Z
jisph:ART
"201008 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Utami, Sri
Hartati, Sri
Nugroho, Eko
Latar belakang: Pada tahun 2009 sebagai respon atas kebutuhan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang membuka pelayanan kesehatan umum atau non jiwa, yang otomatis meningkatkan jumlah kunjungan pasien pada unit rawat jalan. Hal ini menyebabkan dokumen rekam medis yang harus disimpan semakin hari semakin banyak, menyebabkan terganggunya proses pengambilan kembali dokumen rekam medis sehingga mengurangi mutu dan kualitas pelayanan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun desain model pengembangan sistem informasi untuk mendukung pelayanan rekam medis unit rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Metodologi Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus deskriptif. Subyek penelitian terdiri dari 14 orang, pengguna langsung maupun tidak langsung dari sistem. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi menggunakan alat bantu kamera dan perekam.
Hasil: Pengelolaan data rekam medis pada unit rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang mulai dari input data, proses, sampai menghasilkan laporan belum optimal sehingga mengakibatkan data dan informasi yang tersedia kurang akurat dan kurang tepat waktu. Selanjutnya disusun desain model pengembangan sistem informasi untuk mendukung pelayanan rekam medis unit rawat jalan, yaitu desain input, desain output, desain proses, desain data base dan desain user interface.
Kesimpulan: Desain sistem disusun berdasarkan kebutuhan data dan informasi oleh pihak internal maupun pihak eksternal rumah sakit. Desain sistem yang disusun akan menghasilkan laporan-laporan yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di rumah sakit.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-09 22:25:24
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/9193
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 3 (2017)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/9315
2020-11-16T16:49:45Z
jisph:ART
"201008 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Santoso, Dian Budi
http://orcid.org/0000-0001-6437-4579 http://orcid.org/0000-0001-6437-4579
Latar Belakang: Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada masih menggunakan rekam medis berbasis kertas. Masalah yang sering terjadi pada dokumen rekam medis berbasis kertas adalah dokumen yang tidak dikelola dengan baik, rawan kerusakan, tidak lengkap dalam pencatatan, serta data yang redundan. Dibutuhkan prototipe rekam medis elektronik yang dapat diterapkan di Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada.
Tujuan: Mengembangkan prototipe rekam medis elektronik yang dapat diterapkan di Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada.
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 2 orang dokter keluarga dan 1 orang petugas rekam medis serta studi dokumentasi rekam medis berbasis kertas yang terdapat di Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada. Pada tahap ini juga dilakukan focus group discussion (FGD) yang melibatkan 9 orang mahasiswa S2 Kedokteran Keluarga Universitas Gadjah Mada. Hasil dari analisis kebutuhan selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perancangan dan pembuatan prototipe.
Hasil: Prototipe rekam medis elektronik Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada dikembangkan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan menggunakan teknologi berbasis web. 66,77% responden menyatakan puas dengan prototipe rekam medis elektronik yang telah dikembangkan.
Kesimpulan: Kebutuhan data rekam medis elektronik Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada meliputi identitas pasien, riwayat kunjungan, catatan alergi, gaya hidup, imunisasi, riwayat operasi, riwayat penyakit terdahulu, serta riwayat penyakit keluarga. Integrasi dengan basis data BPJS menjadi salah satu faktor yang membuat pengguna puas dengan prototipe rekam medis elektronik yang telah dikembangkan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-16 23:49:45
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/9315
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 1 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/9871
2020-08-08T18:50:09Z
jisph:ART
"170105 2017 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Ersanti, Arina Mufida
Airlangga University
Nugroho, Agung
Hidajah, Atik Choirul
Latarbelakang : Program pengendalian TB yang efektif membutuhkan dukungan sistem surveilans yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kualitas sistem surveilans TB berdasarkan analisis komponen sistem dan penilaian atribut, untuk memberikan rekomendasi yang tepat.
Metode Penelitian : Merupakan penelitian evaluasi pada sistem surveilans TB yang diimplementasikan di Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik selama tahun 2014. Responden adalah Kepala seksi pemberantasan penyakit dan pengelola program TB di tingkat dinas kesehatan, serta petugas surveilans yang ada di 14 puskesmas terpilih. Penentuan lokasi puskesmas dilakukan dengan systematic cluster pada 4 zona wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. Pada setiap zona diambil semua puskesmas yang berstatus Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM). Pada setiap PRM diambil secara acak 1 puskesmas yang berstatus Puskesmas Satelit (PS). Analisis data dilakukan dengan menggambarkan komponen sistem dan atribut sistem surveilans, serta membandingkan dengan buku pedoman pengendalian TB tahun 2014, Kepmenkes RI No.1116/SK/VIII/2003, dan Guidelines for Evaluation Public Health Surveillance System dari CDC. Informasi yang diperoleh disampaikan dalam bentuk tabel dan anrasi.
Hasil: Pada tingkat puskesmas, petugas yang terlatih dalam program TB berkisar 76-81% (80,67% di PRM dan 76% di PS). Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk diagnosis dan hanya puskesmas dan beberapa rumah sakit yang terlibat dalam penemuan kasus TB. Implementasi sistem yang berubah menjadi SiTT membutuhkan peningkatan biaya, waktu, dan kualitas pekerja. Kesalahan SiTT dikeluhkan oleh 55% responden. Meskipun ketepatan waktu adalah 92,97% tapi masih ada kesalahan besar dalam diagnosis kasus.
Kesimpulan : Penilaian menurut atribut sistem surveilans menunjukkan sistem tidak sederhana, tidak fleksibel, tidak akseptabel, tidak stabil, dengan kualitas data yang buruk, meskipun predictive positive value tinggi dan ketepatan waktu pengumpulan data sudah baik.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-08-09 01:50:09
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/9871
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 1, No 3 (2016)
ind
Copyright (c) 2017 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/11240
2020-11-16T16:49:45Z
jisph:ART
"201008 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Yoki Hermansyah, Yoki Hermansyah
Latar Belakang : Dalam upaya meningkatkan dan mengaktifkan program posyandu tidak terlepas dari dukungan dari pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, strategi yang dapat dikembangkan adalah teknologi informasi. Sistem informasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kegiatan program bidang kesehatan. Pemanfaatan sistem informasi yang dinamis diharapkan mampu menyediakan output yang dapat dimanfaatkan sebagai referensi guna mendukung pengambilan kebijakan. Seluruh kegiatan Posyandu dicatatkan ke dalam Sistem Informasi Posyandu yang terbagi ke dalam tujuh (4) format register. Proses pencatatan dan pengolahan data masih dilakukan secara manual menggunakan tulisan tangan sehingga menyebabkan banyak kendala dalam proses pengolahan, pencarian, dan pembuatan laporan kegiatan Posyandu. Perlu kiranya mengembangkan suatu sistem informasi posyandu menggunakan aplikasi m-health untuk posyandu agar memudahkan proses pengolahan, pencarian, dan pelaporan data kegiatan Posyandu.
Tujuan : Mengidentifikasi kebutuhan dan mengembangkan aplikasi m-Health berbasis android untuk posyandu di puskesmas Kembang Seri wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah.
Metode : Penelitian menggunakan Action Research. Rancangan ini dipilih karena akan menggali secara mendalam menegenai proses dan manajemen pengembangan aplikasi m-Health untuk posyandu guna mengungkap fenomena dan hal-hal penting yang terjadi dalam setting penelitian. Aplikasi ini bertujuan untuk membangun smartphone berbasis android dalam pengunpulan data program posyandu.
Hasil : Pengembangan aplikasi m-Health untuk posyandu berbasis android di mulai dari proses identifikasi kebutuhan data dan kebutuhan pengguna, prototype yang digunakan yaitu aplikasi Magpi bersifat open source. Hasil observasi kebutuhan data didapatkan 4 (empat) register utama kegiatan pokok program posyandu yang terdiri dari data umum posyandu, data kegiatan posyandu form ibu hamil, immunisasi balita dan kunjungan balita. Aplikasi pengumpulan data menggunakan perangkat mobile berbasis android, dan web server sebagai media pengelolaan database data dinas kesehatan. Proses sosialisasi dan uji coba di lakukan oleh petugas untuk melaksanakan program posyandu, selama proses uji coba dilakukan pengamatan dan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap proses pengembangan dilihat dari komponen aspek kegunaan dan aspek kemudahan.
Kesimpulan : Penggunaan aplikasi mobile health untuk posyandu berbasis android mejadi solusi dalam pengumpulan, pengolahan dan penyajian data program posyandu, sehingga upaya meningkatkan kulitas pelayanan kepada masyarakat akan lebih epektif dan efisien. Aplikasi ini diharapkan dapat di gunakan dengan baik di puskesmas wilayah kerja dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-16 23:49:45
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/11240
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 1 (2018)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/11240/21368
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/11240/21370
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/11572
2021-10-21T16:21:06Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Yuliastari, Yuliastari
Universitas Indonesia
Latar Belakang : Sistem informasi kesehatan memiliki peranan yang sangat penting dalam pencatatan dan pelaporan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA). Tidak berjalannya sistem informasi kesehatan akan sangat menyulitkan kegiatan monitoring, evaluasi, dan perencanaan program KIA.
Metode : Penelitian ini dilakukan dengan cara systematic review terhadap 3 penelitian akademik sebelumnya yang bertujuan untuk menganalisis implementasi sistem penjaminan mutu data rutin program PWS KIA. Ketiga penelitian tersebut dilakukan dengan metode penelitian kualitatif. Subyek penelitian petugas yang bertanggungjawab mengelola data rutin KIA di puskesmas dan Dinas kesehatan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi dokumen menggunakan ceklist sesuai dengan Routine Data Quality Assessment (RDQA) tools. Analisis dilakukan dengan pendekatan content analysis.
Hasil : penelitian systematic review menunjukkan Penjaminan mutu data rutin KIA dalam hal komponen dan standar, pemantauan ketepatan waktu pelaporan dan data yang harus dilaporkan sudah dilakukan oleh Petugas pengelola data PWS KIA di puskesmas dan Dinas Kesehatan sesuai dengan pedoman yang ada.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian terhadap data terkait indikator kesehatan anak yang diukur melalui dimensi kualitas data akurasi, konsistensi dan kelengkapan data merekomendasikan data cakupan imunisasi campak sebagai indikator yang paling berkualitas dalam menggambarkan kesehatan anak
Kata kunci : Routine Data Quality Asessment (RDQA), PWS KIA, Pencatatan dan Pelaporan, Mutu data.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:06
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/11572
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 2 (2019)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/11733
2020-11-21T16:47:11Z
jisph:ART
"201018 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Gambaran faktor lingkungan fisik wilayah kerawanan malaria di kabupaten buol
Ichsan, Ichsan
Faktor lingkungan, Kerawanan, Kejadian Malaria
Latar Belakang :Malaria adalah penyebab kematian nomor 4 di dunia setelah infeksi pernapasan, HIV/AIDS dan diare. Hasil laporan WHO dalam World Malaria Report tahun 2014 memberikan laporan bahwa terjadi 198 juta kasus malaria terjadi pada 97 negara yang ada di dunia dan dilaporkan 584.000 kematian terjadi setiap tahunnya. Malaria erat kaitannya dengan faktor–faktor lingkungan, seperti geofisik, biogeografik, klimatologik sampai pada faktor-faktor yang berkaitan dengan agen penyebab penyakit, manusia dan nyamuk vektornya. Perbedaan kondisi lingkungan di tiap wilayah menyebabkan penyebaran penyakit malaria pun berbeda. Kabupaten Buol merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki kasus kejadian malaria yang masih tinggi pada beberapa wilayahnya (API > 5/1000 penduduk). Kegiatan eliminasi dan pengawasan malaria secara terestial dalam wilayah yang luas membutuhkan banyak biaya, tenaga dan waktu. Pengaruh subjektifitas dalam hasil pengawasan merupakan masalah lain pada aplikasi metode konvensional dari pengawasan vektor dan penyakit yang umumnya bersifat manual. Masalah teknis ini perlu diatasi dengan metode atau alat alternatif yang objektif, efisien dan efektif baik dalam pemetaan, pemantauan/monitoring maupun prediksi untuk wilayah rawan malaria.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-21 23:47:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/11733
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 2 (2018)
eng
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/12162
2020-11-16T16:49:45Z
jisph:ART
"201018 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
JURAIDIN, JURAIDIN JURAIDIN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Nugroho, Eko Nugroho Eko
Hasanbasri, Mubasysyir Hasanbasri Mubasysyir
Latar Belakang : Perencanaan Strategis Sistem Informasi bertujuan untuk keselarasan antara rencana kegiatan sistem informasi dengan rencana strategi organisasi. Untuk mengatasi resiko yang timbul terkait perubahan organisasi, perubahan kebijakan, perubahan posisi, diperlukan alat kontrol yang efektif dalam mengontrol performa dan keberhasilan implementasi SI/TI. Tujuan penerapan Renstra SI/TI di Dinas Kesehatan adalah agar tercapai eHealth yang terintegrasi dan interoperabilitas system bisa berjalan dengan baik. SI/TI di bidang kesehatan meliputi pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan masyarakat, dan administrasi kesehatan. Perencanaan strategis SI dibutuhkan dengan harapan permasalahan di Dinas Kesehatan dapat teratasi sehingga penerapan SI/TI menjadi efektif dan pelayanan kesehatan bisa lebih produktif. Pengembangan Rencana Strategis SI/TI Dinas Kesehatan memerlukan dukungan, keterlibatan dan komitmen Stakeholder agar tercapai tujuan dan sasaran sesuai visi dan misi organisasi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menyusun Rencana Strategis SI/TI menggunakan model Zachman Framework yang digunakan sebagai acuan pengembangan Rencana Strategis Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dengan berpedoman pada pencapaian Visi dan Misi Organisasi.
Metode: Jenis penelitian bersifat Kualitatif dan desain penelitian menggunakan Action Research. Identifikasi permasalahan dan analisis kebutuhan menggunakan analisis SWOT, Value Chain, dan Mc.Farlan Gird
Hasil: Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Bima cukup memadai, tetapi belum terintegrasi sehingga butuh pengembangan dengan peningkatan sumber daya manusia TI, infrastruktur, jaringan, tatakelola SI, Standar Operational Procedure (SOP) SI/TI sebagai protap, komitmen stakeholder, dukungan dana, regulasi/kebijakan yang tepat melaui penyusunan portofolio perencanaan, kebijakan, infrastruktur, dan aplikasi sesuai kebutuhan. Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Bima masih dibutuhkan pengembangan SI baru atau pengembangan SI yang sudah ada untuk menunjang kegiatan pelayanan organisasi. Oleh karena itu Rencana Strategis SI/TI pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bima disusun dalam 3 tahapan dengan jangka waktu 5 tahun (20162020) yang meliputi pengembangan data center, sistem informasi, infrastruktur, kemananan jaringan, SDM, organisasi, manajemen dan proses kerja. Tujuannya agar selaras dengan visi dan misi SI/TI yang telah dirumuskan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-16 23:49:45
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/12162
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 1 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/12265
2021-12-30T21:26:29Z
jisph:ART
"211213 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Rahmawati, Fitria Dewi
Latar Belakang: Kesehatan jiwa merupakan salah satu komponen penting dalam terwujudnya kualitas hidup bermasyarakat secara utuh. Pencegahan gangguan kesehatan jiwa dapat dilakukan dengan deteksi dini di sarana pelayanan kesehatan primer. Namun, tidak semua sarana pelayanan kesehatan primer mampu menyediakan layanan kesehatan jiwa. Perkembangan teknologi internet yang pesat saat ini dapat menjadi salah satu solusi berupa layanan deteksi dini menggunakan media internet berbasis website.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe deteksi dini kesehatan jiwa yang dapat digunakan masyarakat untuk deteksi kesehatan jiwa dan sebagai media promosi.
Metode Penelitian: Peneliti mengidentifikasi faktor determinan (man, material, method, machine dan market) untuk menentukan kebutuhan sistem menggunakan metode penelitian kualitatif. Prototipe sistem dikembangkan menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan tahapan perencanaan, analisis, desain, dan implementasi sistem.
Hasil: Penelitian ini menghasilkan prototipe website yang memberikan informasi gambaran tingkat gangguan jiwa ringan pengunjung website sebagai portrait sederhana masalah kesehatan jiwa masyarakat, media informasi dan edukasi.
Kesimpulan: Prototipe website deteksi dini masih dapat terus dikembangkan dengan penambahan fitur chatting online serta pemetaan ODMK (Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa) berbasis wilayah untuk mendukung akses pelayanan kesehatan jiwa masyarakat.
Kata kunci: pengembangan sistem, situs web, deteksi dini, kesehatan jiwa
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-08-13 00:00:00
application/pdf
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/12265
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 2 (2021)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/12265/24102
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/12329
2021-03-08T10:06:22Z
jisph:ART
"201109 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Pengembangan sistem kewaspadaan dini penyakit new-emerging dan re-emerging, studi kasus pada penyakit mers-cov dan ebola di kantor kesehatan pelabuhan soekarno-hatta
AK, Ike Yuliani Dewi
University of Indonesia
Latar Belakang: Penyakit menular tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia karena tiga alasan: 1) munculnya penyakit menular baru (new-emerging disease); 2) munculnya kembali penyakit menular lama (re-emerging disease); dan 3) menetapnya penyakit yang tidak dapat terselesaikan. Salah satu yang mempengaruhi penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging adalah meningkatnya mobilitas penduduk antar negara melalui travel internasional yang semakin mudah. KKP Soekarno-Hatta memiliki tugas pokok cegah tangkal penyakit, yaitu mencegah penyakit menular ke luar dan menangkal penyakit masuk ke Indonesia melalui pintu masuk negara yaitu Bandar Udara Soekarno-Hatta. Untuk meningkatkan kewaspadaan dini pada penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging, khususnya penyakit Mers-CoV dan Ebola, maka diperlukan suatu alat yang dapat membantu Dinas Kesehatan dalam melakukan pemantauan pada dengan perjalanan dari dan keluar negri.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan terhadap sistem kewaspadaan dini penyakit New-Emerging dan Re-Emerging dengan berfokus pada kasus penyakit Mers-Cov dan Ebola di kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, data diperoleh melalui tehnik tehnik wawancara, studi literatur dan observasi lapangan. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ialah System Development Life Cycle (SDLC) Waterfal.
Hasil: Data hasil wawancara, observasi, dan analisis dokumen diperoleh sistem informasi yang dimiliki KKP Soekarno-Hatta sudah memadai namun tidak didukung dengan kelengkapan software pencatatan pada setiap computer, petugas KKP juga masih melakukan pencatatan manual, sehingga berdampak pada keterbatasan mengakses data, waktu pengolahan data, dan keterlambatan pada pelaporan data. Sistem kewaspadaan dini didesign menghasilkan laporan airline serta laporan kunjungan pasien secara otomatis. Untuk menjamin keamanan sistem dibatasi 20 menit pada waktu entry, dilengkapi username dan password. Pada proses pengujian system menggunakan Blackbox Testing.
Kesimpulan: Prototype sistem kewaspadaan dini penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging masih perlu dilakukan sosialisasi terutama terkait penggunaannya.
Kata Kunci: sistem kewaspadaan dini, mers-cov, ebola
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-12-09 12:11:22
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/12329
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 1 (2019)
eng
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/12377
2020-11-30T12:45:11Z
jisph:ART
"201121 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Hakim, Wildanul
Latar Belakang: Manajemen informasi berbasis teknologi komputer seperti SIMPUS dapat membantu meningkatkan kinerja organisasi Dinas Kesehatan, Penerapan sistem informasi menjadi lebih optimal jika mendapat dukungan dari lingkungan internal dan eksternal organisasi. Puskesmas di Kota Bima pernah menggunakan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) pada tahun 2007, namun SIMPUS yang diterapkan tersebut gagal dan boleh dibilang saat ini di Puskesmas tidak ada aplikasi SIMPUS. Dalam upaya memperkuat Penerapan Manajemen Sistem Informasi Kesehatan di Puskesmas yang ada di Kota Bima dibutuhkan kesiapan puskesmas dalam adopsi sistem pencatatan berbasis elektronik yang digunakan sebagai alat bantu pencatatan data transaksi kesehatan, sehingga dalam penerapan sistem betul-betul telah melihat aspek kesiapan.
Tujuan: Untuk mengeksplorasi Kesiapan 5 (lima) Puskesmas yang ada di Kota Bima yang dilihat dari beberapa indikator pendukung kesiapan penerapan sistem informasi dalam organisasi antara lain: persepsi dan motivasi, dukungan perencanaan dan kebijakan, keberadaan struktur organisasi, manajemen informasi, alokasi anggaran TI, sumber daya manusia, dan teknologi.
Metode : Metode penelitian ini menggunakan metode desktriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus, evaluasi kemampuan penggunaan komputer dilakukan pada 10 orang petugas dari lima puskesmas, observasi dan wawancara mendalam dilakukan terhadap 15 responden yaitu: Kepala Dinas, Sekertaris Dinas, Kasubag Program dan pelaporan Dinas, 2 orang staf dinas, 5 orang Kepala Puskesmas dan 5 orang Kepala Tata Usaha Puskesmas. Evaluasi kemampuan komputer petugas dikelompokkan berdasarkan skala 0 (tidak bisa) sampai 5 (bisa dan mampu mengajarkan). Skoring kesiapan puskesmas dikelompokkan berdasarkan skala 0 (belum siap) sampai 5 (sangat siap) selanjutnya skor keseluruhan dibagi dalam tiga tingkatan 1) Tidak siap skor antara 0 - 33, 2) Cukup siap skor antara 34 - 66, dan 3) Sangat siap skor antara 67-100.
Hasil: Skoring kesiapan puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas Paruga memiliki skor sama dengan puskesmas Asakota dengan jumlah skor = 53.3, puskesmas Mpunda dan puskesmas Penanae juga memeiliki skor sama = 52, dan puskesmas Rasanae timur dengan skor = 53, jika dilihat dari kategori kesiapan, maka kelima puskesmas tersebut berada pada kategori kesiapan di level ke dua dengan nilai interval 34-66 yang menunjukkan bahwa ke lima puskesmas cukup siap untuk adopsi SIMPUS.
Kesimpulan: Kelima puskesmas dikategorikan sudah cukup siap untuk adopsi aplikasi SIMPUS, dari hasil identifikasi didapatkan ada komponen variabel yang sudah cukup memadai, dan ada juga yang masih lemah, untuk variabel yang sudah cukup supaya bisa dipertahankan atau di tingkatkan, sedangkan untuk variabel yang masih lemah, perlu adanya penguatan di beberapa aspek seperti perencanaan, alokasi anggaran, kempetensi SDM, perbaikan manajemen organisasi, serta perlu dibangun kerjasama lintas sektoral dengan pihak lain yang terkait untuk lebih lanjut.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-30 19:45:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/12377
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 3 (2018)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/12377/24455
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/12806
2021-10-21T16:21:06Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Likusman, Likusman
Latar Belakang : Penilaian kinerja tidak hanya diperlukan dan dilaksanakan di dunia bisnis tetapi juga dilakukan didalam dunia pendidikan. Betapa pengukuran kinerja sangat penting dalam pengelolaan Perguruan Tinggi atau dunia pendidikan.Pembenahan sistem informasi dan administrasi khususnya untuk perguruan tinggi sangatlah penting, penilaian kinerja dosen sampai saat ini di Poltekkes Kemenkes Bengkulu masih menggunakan sistim informasi yang bersifat manual yang dilaksanakan oleh program studi melalui urusan akademik dan kemahasiswaan masih menggunakan Program Microsoft Excel dan Word, oleh karena itu hasil yang diharapkan belum optimal seperti yang diharapkan, kendala yang sering dihadapi antara lain waktu dan proses penilaian itu membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih sehingga hal tersebut dapat menghambat pelaksanaan dan kelancaran.
Tujuan : Penelitian ini untuk mengembangkan penilaian Kinerja Dosen di Poltekkes Kemenkes Bengkulu berbasis sistem informasi.
Metode : Peneltian ini dilakukan di Poltekkes Kemenkes Bengkulu, penelitian kualitatif dengan menggunakan tahapan action research. Data dan informasi diperoleh dari wawancara, observasi dan FGD. Observasi dilakukan di bagian mutu, kemahasiswaan, akademik untuk mempelajari proses tahapan penilaian kinerja dosen. Hasilnya dijadikan bahan untuk pengembangan prototipe sistem informasi penilaian kinerja dosen. pada tahap akhir akan diadakan ujicoba terhadap prototipe yang sudah dibuat. Wawancara dilakukan terhadap 33 responden.
Hasil: Penilaian kinerja dosen meliputi penilaian oleh mahasiswa, teman sejawat, dan atasan langsung dari dosen. Sistem informasi penilaian kinerja dosen berbasis web telah dikembangkan di Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Secara umum pengguna puas terhadap prototipe yang telah dikembangkan.
Kesimpulan: Sistem informasi penilaian kinerja dosen meliputi penilaian oleh mahasiswa, teman sejawat, dan atasan langsung dari masing-masing dosen. Prototipe sistem informasi penilaian kinerja dosen berbasis web telah dikembangkan di Poltekes Kemenkes Bengkulu sesuai dengan kebutuhan pengguna. Secara umum pengguna merasa puas terhadap prototipe sistem informasi penilaian kinerja dosen yang telah dikembangkan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:06
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/12806
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 2 (2019)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/16579
2021-10-21T16:21:06Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Aprianti, Jis
Latar Belakang: Belum adanya sistem informasi untuk mendukung sistem pelaporan keuangan dari penerimaan pasien secara komputerisasi mengakibatkan ketidakefisiensian dan kurangnya akurasi laporan penerimaan keuangan. Untuk peningkatan pelayanan dan kinerja bendahara penerimaan serta staf ruangan pembayaran dalam pembuatan pelaporan penerimaan yang cepat, tepat serta akurat maka sangat perlu dibuat suatu sistem informasi pelaporan penerimaan keuangan secara komputerisasi untuk mempersingkat waktu entri data laporan harian, bulanan dan laporan tahunan.
Tujuan: Menganalisis dan merancang sistem informasi pelaporan penerimaan keuangan di RSUD Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian action research, menggunakan metode wawancara mendalam serta observasi dan studi dokumen yang diakukan untuk melihat permasalahan dan kebutuhan pada sistem pelaporan penerimaan keuangan yang sedang berjalan pada saat ini.
Hasil: Penerimaan keuangan RSUD di dapat dari penagihan perawatan pasien di dapat dari pasien umum, BPJS dan Jamsoskes Sumsel sehingga dalam membuat rancangan pelaporan penerimaan keuangan ini dimasukan pula modul untuk pembayaran pasien. Perancangan di lakukan dari: DFD, ERD dan Interface System.
Kesimpulan: Berdasarkan perancangan Prototype sistem yang telah dilakukan sistem yang dibangun dapat menghasilkan output yaitu laporan harian, laporan bulanan dan laporan tahunan. Sistem juga dapat menghasilkan data pendukung pelaporan penerimaan keuangan, seperti laporan penerimaan dari setiap ruangan dan kuitansi pembayaran pasien serta data pasien secara lengkap, sehingga dengan adanya sistem ini diharapkan dapat mempercepat kerja petugas dan memperbaiki keakuratan data serta pelaporan yang dihasilkan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:06
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/16579
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 2 (2019)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/17020
2020-11-09T15:25:24Z
jisph:ART
"201008 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Penilaian kualitas billing sytsem dengan pendekatan model Delone dan Mclean di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
wahyuningsih, tutik
Stikes Surya Global Yogyakarta
sistem informasi,
ABSTRAK -Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah rumah sakit yang menerapkan teknologi informasi dalam pelayanan kepada pasien sejak tahun 2007, kendala yang dihadapi, sistem informasi billing yang terintegrasi tidak mendukung pelayanan pasien menjadi cepat. Proses transaksi elektronik di rumah sakit terhambat, seperti entry dan pengambilan data dari sistem akibatnya pelayanan pasien dan kepuasan pasien menjadi menurun.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel 73 operator billing namun ada 2 kuesioner yang tidak termasuk kedalam kriteria inklusi, sehingga hanya 71 data kuesioner yang dapat diolah. Analisis data kuantitatif menggunakan aplikasi smartPLS yang dilakukan dengan mencari nilai inner model dan outer model.
Hasil Penelitian: Berdasar hasil pengujian hipotesis pada inner model dalam path-analysis beberapa konstruk yang tidak berpengaruh yaitu kualitas sistem terhadap penggunaan, kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna, kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna, kepuasan pengguna terhadap penggunaan serta sebaliknya. Sedangkan untuk konstruk kualitas informasi terhadap penggunaan, kualitas layanan terhadap penggunaan, kualitas layanan terhadap kepuasan pengguna, penggunaan terhadap net benefit dan kepuasan pengguna terhadap net benefit secara signifikan berpengaruh.
Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua hipotesis yang diajukan terbukti secara empiris. Beberapa hipotesis yang tidak berpengaruh antara lain kualitas sistem terhadap penggunaan, kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna, kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna, kepuasan pengguna terhadap penggunaan serta sebaliknya dikarenakan sistem informasi yang digunakan bersifat mandatory sehingga operator billing tidak mempunyai alasan untuk tidak menggunakan sistem tersebut karena sistem tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi..
Kata kunci: Kualitas Sistem,Kualitas Informasi, Kualitas Pelayanan, Intensitas Penggunaan, Kepuasan Pengguna, Kentungan Bersih.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-09 22:25:24
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/17020
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 2, No 3 (2017)
eng
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/17098
2021-03-08T10:06:22Z
jisph:ART
"201109 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Desain basis data relasional dinas kesehatan kota sabang
Iskandar, Ridwan
Gadjah Mada University
Basis Data Kesehatan, Basis Data Relasional, Rancangan Basis Data
Latar Belakang: Salah satu komponen sistem informasi yang merupakan hasil perkembangan teknologi informasi yaitu basis data. Upaya penggunaan basis data bisa memberikan kontribusi secara maksimal dalam pengolahan data menjadi informasi. Model basis data relasional banyak digunakan pada proses perancangan basis data, dikarenakan mudah dipahami. Penelitian Perancangan Basis Data Relasional Dinas Kesehatan Kota Sabang dilakukan untuk meneliti proses perancangan suatu basis data sebagai komponen sistem informasi berdasarkan laporan-laporan dengan menggunakan Model Basis Data Relasional.
Tujuan : Membuat Rancangan Basis Data Relasional Dinas Kesehatan Kota Sabang yang diharapkan dapat menjadi acuan model basis data kesehatan di kabupaten/kota.
Metode : Penelitian dilakukan dengan Pendekatan Model Basis Data Relasional dengan berupa kumpulan konseptual untuk deskripsikan data, relasi dan batasan konsistensi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi laporan (reporting) dan instrumen pendukung analisa atas-bawah (Top-Down).
Hasil: Rancangan Basis Data Relasional Dinas Kesehatan Kota Sabang berfokus pada dua jenis laporan, yaitu; Laporan Kesling Form PL 1, PL 2, dan Laporan KIA Form 1 (ANC), Form 2 (persalinan) dan Form 4 (Kematian). Penetapan entitas berdasarkan dari spesifikasi dan kemampuan sistem yang direncanakan. Penentuan atribut merupakan hasil dari analisa terhadap permintaan data pada form-form laporan. Entitas berserta atribut digambarkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD), sehingga terbentuk sebagai Komponen Basis Data yang merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem berdasarkan Siklus Hidup Pengembangan Sistem.
Kesimpulan: Rancangan Basis Data Relasional Dinas Kesehatan Kota Sabang menghasilkan 9 tabel entitas, yaitu; entitas pengguna, entitas jabatan, entitas akun, entitas propinsi, entitas kab/kota, entitas puskesmas, entitas datadasar, entitas kesling dan entitas kia. Serta terdapat 3 file master dan 6 file transaksi.
Kata Kunci: Basis data kesehatan, basis data relasional, rancangan basis data.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-12-09 12:11:22
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/17098
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 1 (2019)
eng
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/17098/33245
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/17142
2021-03-08T10:06:22Z
jisph:ART
"201109 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Supriyono, Supriyono
Simkes UGM
Latar belakang : Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 disebutkan bahwa “setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS)”. Evaluasi terhadap penerapan SIMRS bertujuan untuk menilai manfaat yang didapatkan dari penerapan SIMRS dan menemukan masalah-masalah potensial yang sedang dihadapi oleh pengguna dan organisasi, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki SIMRS menjadi lebih baik, serta dapat mendukung tujuan, visi dan misi organisasi.
Tujuan : Mengevaluasi sistem informasi manajemen Rumah Sakit menggunakan metode HOT Fit.
Metode : Penelitian kuantitatif desain cross sectional untuk mengukur variabel penelitian model HOT Fit yaitu : Human (System use, user satisfaction), Organization (Structure, environment), Technology (system quality, information quality, service quality), Leadership, Regulasi terhadap Net benefit. Populasi adalah struktural dan staf dengan jumlah sampel sebanyak 47 sampel yang diambil secara purposive sampling. Analisis data dilakukan secara regresi.
Hasil : Semua variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel dependen yaitu faktor human, organization, technology, leadership dan regulasi berpengaruh pada net benefit. Nilai R-squared 0,9582 yang berarti semua variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 95,82%.
Kesimpulan : Pengembangan SIMRS diperlukan untuk mencapai layanan bermutu dan peningkatan kinerja Rumah Sakit dengan memperhatikan kepuasan pengguna (human) dan dukungan teknologi yang memadai.
Kata kunci: Sistem Informasi Rumah Sakit, HOT Fit
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-12-09 12:11:22
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/17142
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 1 (2019)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/17930
2020-11-21T16:47:11Z
jisph:ART
"201109 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
guruansyah, guruansyah
Dinkes Kab. Aceh Utara
Latar Belakang: Pada era globalisasi saat ini, kontribusi teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peranan yang sangat strategis pada semua sektor. Perkembangan teknologi komunikasi yang terus disempurnakan membuat para penggunanya merasa menjadi suatu kebutuhan yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi yang merambah di segala aspek kehidupan, maka mau tidak mau secara perlahan-lahan kita dihadapkan dengan era teknologi informasi yang sudah sangat maju. Kegunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat bantu mutlak dibutuhkan dalam berbagai program pada umumnya begitu juga pada program sistem informasi manajemen kesehatan di dinas kesehatan pada khususnya.
Tujuan: Menganalisis tingkat kepuasan pengguna website Dinas Kesehatan Yogyakarta (www.dinkes.jogjaprov.go.id).
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan Metode Webqual 4.0 untuk mengukur kualitas sebuah website berdasarkan persepsi dari pengguna website Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Responden penelitian berjumlah 100 responden dengan menggunakan rumus Slovin. Uji hipotesis menggunakan metode regresi dengan memanfaatkan software SmartPLS.
Hasil: Model pengukuran memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Salah satu dimensi Webqual 4.0, yaitu kualitas informasi, tidak mempengaruhi kepuasan pengguna website secara signifikan. Sehingga diharapkan kepada pengelola website agar lebih memperhatikan lagi konten yang berkualitas dan informasi yang up to date.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-21 23:47:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/17930
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 2 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/18082
2020-11-16T16:49:45Z
jisph:ART
"201008 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Subagja, Rizky Muhammad
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Latar Belakang: Klinik Az-Zahra di Kota Tasikmalaya memiliki kendala dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat karena rekam medis berbasis kertas yang ada tidak mendata pasien secara sistematis. Hal ini membuat petugas kesulitan dalam melacak data pasien. Kendala lainnya adalah terjadinya duplikasi data. Selain itu, pemilik klinik juga menginginkan terstrukturnya data pasien yang menjadi acuan untuk membuat laporan.
Tujuan: Merancang sistem informasi klinik untuk mendukung kegiatan pelayanan di Klinik Az-Zahra di Kota Tasikmalaya
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif melalui tahapan action research pada perancangan sistem informasi klinik dengan pendekatan prototyping. Subjek pada penelitian ini adalah 1 orang dokter, 2 orang petugas rekam medis, 1 orang bidan, dan 1 orang perawat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Analisis data hasil observasi dan wawancara yang dianggap relevan dipakai sebagai pedoman pada tahap perancangan sistem.
Hasil: Telah dilaksanakan identifikasi kebutuhan sistem, membuat desain proses, desain basis data dan desain antar muka serta uji coba prototipe sistem informasi klinik.
Kesimpulan: Kebutuhan data sistem informasi Klinik Az-Zahra Kota Tasikmalaya meliputi identitas pasien, riwayat kunjungan, catatan alergi, gaya hidup, imunisasi, riwayat penyakit, serta riwayat catatan kesehatan pribadi yang lebih lengkap pada prototipe sistem informasi klinik yang telah dikembangkan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-16 23:49:45
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/18082
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 1 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/18103
2020-11-21T16:47:11Z
jisph:ART
"201109 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Mutmainnah, Nurul
Latar Belakang: Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik yang bersifat mandatory telah diterapkan di beberapa puskesmas wilayah Kabupaten Brebes sejak tahun 2013. Kunci utama dari berhasil atau tidaknya suatu program diterapkan yaitu berasal dari pengguna itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian atas sistem informasi yang telah berjalan untuk pengembangan SIKDA Generik selanjutnya. Penelitian mengenai evaluasi sistem informasi sebelumnya telah banyak dilakukan, namun beberapa penelitian tidak mempertimbangkan penerapan sistem yang bersifat wajib atau sukarela. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan SIKDA Generik di puskesmas wilayah Kabupaten Brebes
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei dan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 78 responden yang dipilih dengan metode total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis SEM-PLS dengan mengadopsi teori MMUST menggunakan software SmartPLS.
Hasil: Model pengukuran memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Manfaat bersih dipengaruhi oleh kepuasan keseluruhan. Kepuasan keseluruhan dipengaruhi oleh sikap. Sikap dipengaruhi oleh kondisi fasilitas dan harapan kinerja. Harapan kinerja dipengaruhi oleh kualitas sistem dan kualitas informasi. Pengaruh sosial tidak berpengaruh terhadap harapan kinerja dan kondisi fasilitas tidak berpengaruh terhadap kepuasan total.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-21 23:47:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/18103
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 2 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/23679
2020-11-16T16:49:45Z
jisph:ART
"201018 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Khairina, Riska
RSUD Provinsi Kepulauan Riau
Tanjungpinang
Latar Belakang: Kunjungan pasien rawat jalan di RSUD Wates rata rata mencapai 546 kunjungan per hari. Sementara itu, ruang tunggu poliklinik yang disediakan tidak cukup untuk menampung jumlah pasien maupun keluarga pasien yang sedang menunggu antrian rawat jalan. Pada jam atau hari yang padat kunjungan, tidak sedikit pasien yang berdiri, duduk “lesehan” di lantai, atau bahkan memadati anak tangga saat menunggu antrian dimana hal ini mengganggu kenyamanan pasien dan petugas Rumah Sakit. Salah satu strategi berbasis teknologi untuk mengurangi kepadatan antrian di ruang tunggu poliklinik dan mengurangi waktu tunggu pasien adalah dengan memberikan layanan kepada pasien melalui pesan pengingat (reminder) antrian dan pendaftaran dalam bentuk Short Message Service. Saat ini belum ada sistem pengingat antrian dan pendaftaran berbasis SMS di RSUD Wates.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan merancang prototipe aplikasi berbasis sms sebagai fasilitas kemudahan dalam memperoleh layanan informasi antrian dan mengurangi kepadatan antrian sehingga menciptakan kenyamanan dan kepuasan pasien.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian action research. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah prototyping. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada Kepala Rekam Medis, koordinator rawat jalan, dokter, perawat, staf Teknologi Informasi dan pasien rawat jalan.
Hasil :. Pengembangan prototype dimulai dari identifikasi kebutuhan, perancangan, sosialisasi dan uji coba dan serta evaluasi terhadap prototipe. Pada evaluasi uji coba kelayakan sistem yang diperoleh dari wawancara pada pengguna bahwa persepsi pasien merasa terbantu dengan adanya fasilitas pendaftaran melalui sms maupun sms pengingat antrian sehingga pengunjung yang berobat tidak lama menunggu di rumah sakit dan bisa melakukan aktifitas lain sebelum dipanggil antriannya. Namun dalam penelitian ini belum mampu menunjukkan mengurangi kepadatan antrian pasien yang berobat karena evaluasi efektifitas aplikasi ini hanya dilakukan pada saat uji kelayakan sistem dan belum diimplemantasikan di Rumah Sakit sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal.
Kesimpulan:. Aplikasi sms gateway selama 3 minggu belum mampu optimal menunjukkan mengurangi kepadatan antrian namun membantu pasien memperoleh kemudahan dalam informasi antrian dan mengurangi waktu tunggu. Disarankan sebaiknya prototype disempurnakan sampai tahap implementasi selama 6 bulan untuk menilai efektivitas sistem dalam mengurangi kepadatan antrian.
Kata Kunci : SMS Gateway, prototipe, pasien rawat jalan
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-16 23:49:45
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/23679
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 1 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/24341
2021-03-08T10:06:22Z
jisph:ART
"201109 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Puspitasari, Septa Meliana
Universitas Gadjah Mada
Wahyudi, Istiono
Latar belakang: RSUD dr. Hardjono Kab. Ponorogo telah mengimplementasikan SIMRS untuk meningkatkan kinerja rumah sakit khususnya di dalam penyediaan dan pengelolaan data sejak tahun 2011. Pembangunan sistem informasi di rumah sakit bekerjasama dengan pihak ketiga, kontrak kerjasama tersebut berakhir pada akhir tahun 2016. Kerjasama meliputi pemeliharaan sistem setiap bulan. Kendala yang dihadapi selama proses implementasi adalah pengguna sering mengeluhkan data output sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat SIMRS di RSUD dr. Hardjono Kab. Ponorogo terhadap individu serta organisasi dengan mengukur pengaruh 4 variabel yaitu kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas layanan dan kepuasan pengguna.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dan bersifat cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 89 buah, kuisioner yang layak diolah adalah 67 kuisioner sisanya 22 tidak memenuhi persyaratan untuk diolah. Analisa data dilakukan menggunakan metode structure equation model (SEM) dengan aplikasi. WarpPLS. Analisa dilakukan dengan 3 tahapan yaitu pengujian outer model, pengujian inner model dan pengujian hipotesis.
Hasil: Hasil pengujian outer model didapatkan bahwa indikator pembentuk konstruk telah memenuhi validitas dan reliabilitas data, sedangkan dari pengujian inner model didapatkan model pengujian memenuhi syarat model fit. Dari hasil pengujian hipotesis didapatkan nilai path koeffisien dan p-value sebagai dasar pengambilan kesimpulan. Hasil analisa didapatkan hipotesis yang tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna yaitu variabel kualitas informasi. Sedangkan untuk variabel kualitas informasi dan kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Variabel kepuasan pengguna berpengaruh terhadap net benefit berupa dampak organisasi dan dampak individu.
Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua hipotesis yang diajukan terbukti secara empiris. Sistem informasi terbukti bermanfaat bagi individu maupun organisasi namun demikian kualitas informasi yang dihasilkan masih dirasa tidak sesuai dengan kebutuhan dan kurang meyakinkan bagi pengguna sistem dan tidak berpengaruh bagi kepuasan pengguna.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-12-09 12:11:22
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/24341
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 1 (2019)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/24341/48501
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/24447
2021-03-08T10:06:22Z
jisph:ART
"201109 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Setyowati, Wiwik
Nugroho, Eko
Latar Belakang : Salah satu komponen pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN yaitu sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI&TI) secara fundamental memiliki peranan penting bagi perkembangan organisasi kesehatan, mengingat keuntungan yang didapat antara lain efektif, efisien, dan transparansi guna mendukung pelayanan yang baik dan bersih. Namun faktanya SI&TI sebagai salah satu fungsi untuk meningkatkan manajemen kesehatan ternyata belum optimal pemanfaatannya serta penerapan SIMPUS juga belum berjalan sebagaimana yang diharapkan, sehingga belum dapat menghasilkan informasi yang mendukung perencanaan, pemecahan masalah dan pengambilan kebijakan di tingkat puskesmas maupun tingkat Dinas Kesehatan. Rencana strategis akan membantu organisasi untuk mencapai sasaran serta mengatasi masalah-masalah yang ada sehingga mengoptimalkan pencapaian tujuan serta dapat menempatkan organisasi pada posisi yang optimal di dalam lingkungan yang semakin bersaing.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan sebagai acuan penyusunan rencana strategis
sistem informasi dan teknologi informasi di dinas kesehatan kabupaten sleman.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain action research karena merupakan penelitian tindakan yang melibatkan partisipan dalam membuat keputusan tentang apa dan bagaimana mengimplementasikan perubahan yang diinginkan.
Hasil Penelitian : Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sudah implementasi SI meskipun masih terfragmentasi, kondisi infrastruktur di dinas kesehatan maupun puskesmas perlu disesuaikan dengan kebutuhan, masih ada SDM SI&TI yang tidak sesuai dengan kompetensinya, sistem keamanan informasi dan tata kelola SI&TI belum ada, perlu menata dan meningkatkan kualitas pengelolaan data dan informasi, mengembangkan dan menetapkan standar sistem informasi kesehatan, dan memperkuat kelembagaan unit pengelola sistem informasi kesehatan.
Kesimpulan: Strategi SI&TI yang dapat mendukung pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman antara lain menetapkan regulasi SI&TI, mengembangkan dan menetapkan standar sistem informasi kesehatan, memperkuat perangkat sistem informasi kesehatan di dinas kesehatan dan puskesmas, mengembangkan dan meningkatkan kompetensi SDM pengelola sistem informasi kesehatan, meningkatkan kemampuan SDM SI&TI dalam melakukan manajemen data terutama pengumpulan data. Implementasi renstra SI&TI dilaksanakan selama 5 tahap.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-12-09 12:11:22
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/24447
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 1 (2019)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/24447/48647
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/24938
2021-10-21T16:21:36Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Mardhatillah, Mardhatillah
Universitas Sebelas Maret Surakarta Indonesia
Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang : Kelengkapan informasi penunjang diagnostik akan mempengaruhi keakuratan kode diagnostik. Berdasarkan survei pendahuluan terhadap 20 catatan medis kasus birth asphyxia, 50% di antaranya dikode secara tidak akurat sehingga menimbulkan pertanyaan apakah kelengkapan informasi penunjang diagnostik yang terdapat dalam rekam medis mempengaruhi keakuratan kodenya.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelengkapan informasi yang mendukung diagnosis birth asphyxia dengan keakuratan kode diagnosis Rumah Sakit Ibu Surakarta.
Metode : Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan adalah panduan observasi berupa check list. Variabel penelitian ini meliputi kelengkapan informasi penunjang diagnosis birth asphyxia dan keakuratan diagnosis birth asphyxia. Populasi dan sampel penelitian adalah dokumen rekam medis dengan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analitik.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 51 sampel, ada 14 dokumen rekam medis (27,5%) yang tergolong lengkap dan akurat, ada 5 dokumen rekam medis (9,8%) yang tergolong lengkap dan tidak akurat, yaitu 5 Dokumen rekam medis (9.8%) Berkat kategori tidak lengkap dan akurat dan ada 14 dokumen rekam medis (27,5%) tergolong tidak lengkap dan tidak akurat. Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh harga 0,000 berarti signifikan p <0,05. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara kelengkapan informasi yang mendukung diagnosis birth asphyxia dengan keakuratan kode diagnosis. Penyebab terbesar adalah ketidaklengkapan pengisian deskripsi aktivitas bayi.
Kesimpulan : Rekomendasi bagi koder agar rutin dan teliti merevisi isi informasi rekam medis, melaksanakan pengkodean sesuai ketentuan WHO dalam ICD-10 volume 2 dan mengkomunikasikan ke petugas medis jika ditemukan tulisan yang kurang jelas dan dalam dokumen rekam medis supaya infomrasi yang dihasilkan lebih lengkap.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:36
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/24938
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 3 (2019)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/25852
2021-10-21T16:21:36Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Pertiwi, Tria Saras
Latar Belakang: Diare adalah penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang dan jika penanganannya tidak tepat dapat berujung pada kematian. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dimanfaatkan untuk membuat peta kesehatan dan mendapatkan informasi data epidemiologi. Informasi ini ketika dipetakan akan menjadi alat yang berguna untuk memetakan karakteristik penyakit diare.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan penggunaan sistem informasi geografis untuk pemetaan kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko kejadian diare pada balita di Kota Kendari.
Metode : Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, menggunakan perangkat SIG untuk mengetahui distribusi spasial penderita diare dan kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko diare balita di Kota Kendari.
Hasil: Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor risiko diare balita adalah sumber air minum (p=0,009), kondisi jamban (p=0,007), dan saluran pembuangan air limbah atau SPAL (p=0,048). Hasil analisis spasial kerentanan wilayah menggunakan SIG yaitu kelurahan Puuwatu dengan jumlah kasus tertinggi sebanyak 7,8% serta mayoritas keluarga responden yang memiliki sumber air minum, jamban dan SPAL yang tidak memenuhi syarat terdapat pada kelurahan puuwatu.
Kesimpulan: Penggunaan sistem informasi geografis dapat diimplementasikan untuk pemetaan kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko kejadian diare pada balita di Kota Kendari dimana kelurahan puuwatu merupakan wilayah yang sangat rentan dengan faktor risiko paling dominan yaitu sumber air minum, jamban, dan SPAL.
Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis (SIG), Diare, Balita, Kerentanan
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:36
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/25852
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 3 (2019)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/25852/53327
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/25860
2020-11-30T12:45:11Z
jisph:ART
"201116 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Boston, Tarubat
Latar belakang: Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dapat mempengaruhi penurunan kesalahan medis, meningkatkan efisiensi, efektivitas biaya, pengambilan keputusan yang tepat waktu dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. RSUD dr. Rubini Mempawah pernah menerapkan SIMRS, namun dalam implementasinya mengalami kegagalan. Hal tersebut juga dialami oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Salah satu faktor penyebab kegagalan pada kedua rumah sakit tersebut adalah karena pada saat pengembangan dan penerapan sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) keduanya belum memiliki rencana strategis. Kesuksesan dan kegagalan rencana strategis dengan SI memiliki hubungan yang kuat, dan dalam mengadopsi TI, rencana strategis TI merupakan faktor penentu keberhasilan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rencana strategis SI/TI yang akan digunakan sebagai acuan pengembangan SI/TI di RSUD dr. Rubini Mempawah, dengan menggunakan kerangka kerja Zachman.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan action research. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) kepada pihak manajemen dan pengguna SI/TI, observasi dan telaah dokumen.
Hasil: RSUD dr. Rubini Mempawah telah menerapkan SI/TI namun dengan cakupan dan manfaat yang masih sangat terbatas, selain itu keberadaan SDM TI masih sangat kurang, belum memiliki unit TI, infrastruktur SI/TI masih minim, output yang dihasilkan oleh SI yang ada belum sesuai kebutuhan dan belum dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Secara eksternal, terdapat dorongan bagi RSUD dr. Rubini Mempawah untuk segera mengembangkan dan menerapkan SI/TI.
Kesimpulan: Untuk mewujudkan dan mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, pengembangan SI/TI telah menjadi prioritas RSUD dr. Rubini Mempawah. Renstra SI/TI sebagai pedoman pengembangan SI/TI terdiri dari rencana SI, rencana TI, kebutuhan SDM TI dan strategi manajemen SI/TI. Penerapan rencana strategis SI/TI yang disusun dalam bentuk roadmap dibagi dalam 3 tahap dengan jangka waktu 2018-2021. Kata kunci: sistem informasi manajemen rumah sakit, rencana strategis SI/TI, Zachman Framework.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-30 19:45:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/25860
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 3 (2018)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/25860/53338
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/25863
2021-10-21T16:21:36Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Hasan, Wasliah
Latar Belakang : Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sampai saat ini merupakan masalah kesehatan terutama di negara berkembang. Dalam Global TB Report Tahun 2015 terdapat 9,6 juta orang jatuh sakit dengan tuberculosis, 1,5 juta orang meninggal, terdiri dari 890.000 laki-laki, 480.000 perempuan dan 140.000 anak-anak, termasuk 0,4 juta orang yang positif HIV/AIDS. Kabupaten Majene merupakan kabupaten dengan angka penemuan kasus TB Paru tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat selama 5 tahun, dari tahun 2010 s/d 2014.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Menggunakan SIG untuk pemetaan dan mengetahui pola sebaran kasus TB Paru BTA (+). Terdiri dari 240 responden yang merupakan penderita TB Paru BTA (+) yang tercatat di layanan kesehatan dari bulan Januari s/d Desember 2016 untuk pemetaan dan 244 responden yang merupakan suspek TB dari bulan Januari s/d Desember 2016 untuk mengetahui hubungan kejadian TB Paru BTA (+) dengan faktor risiko. Menggunakan software geoda dan stata 13 untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian TB Paru BTA (+) dan Analisis purely spatial scan statistik menggunakan SaTScan untuk mengetahui adanya cluster kasus.
Hasil : Secara statistik terdapat hubungan positif antara ventilasi (p = 0,011), pencahayaan (p = 0,013), kepadatan hunian (0,001), curah hujan (p = 0,05 dan p = 0,001), status gizi kurang (p = 0,000) dan kemiskinan (p = 0,000) dengan kejadian TB Paru BTA (+). Terdapat 3 cluster (nilai p 0,026, 0,027 dan 0,029) pada area dengan rumah tidak sehat tinggi, status gizi kurang tinggi dan kemiskinan yang tinggi.
Kesimpulan : Kejadian TB Paru BTA (+) di Kabupaten Majene memiliki hubungan positif dengan faktor lingkungan dan faktor sosio-ekonomi serta cluster terdapat pada area dengan faktor risiko yang tinggi. Pemetaan kasus dan faktor risiko serta identifikasi cluster diharapkan dapat membantu dalam program pengendalian TB.
Kata Kunci : SIG, Faktor Risiko TB Paru BTA (+)
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:36
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/25863
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 3 (2019)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/25863/53346
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/25863/53347
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/25900
2021-10-21T16:21:36Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Aisyan, Septiana Dwi Susanti
Latar belakang : Kepatuhan pasien dalam minum obat merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengobatan TB. Pengobatan yang lama sering menimbulkan ketidakpatuhan pasien dalam minum obat. Mengirim pengingat melalui SMS, dapat membawa inovasi potensial untuk mengatasi hambatan dalam kepatuhan pengobatan TB.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pengiriman SMS reminder terhadap peningkatan kepatuhan pengobatan TB paru dan untuk mengetahui cara mengoperasikan software SMS Gateway serta untuk mengetahui tanggapan penderita TB terhadap pengiriman SMS.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian experiment research dengan rancangan quasi experimental berupa rancangan posttest only control group design. Rancangan ini melibatkan 2 kelompok subjek, 1 diberi perlakuan eksperimen (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode total sampling. Populasi adalah semua penderita TB baru (BTA positif) yang telah didiagnosis pada bulan November 2016 dan menjalani pengobatan di puskesmas selama 2 bulan (pengobatan tahap lanjutan) dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil penelitian : Hasil uji statistik diperoleh p-value 0.025 dengan OR 31.26 (95% CI 1.54-634.64) sehingga dapat disimpulkan secara statistik ada hubungan secara signifikan antara pengiriman sms reminder terhadap kepatuhan pengobatan TB paru.
Kesimpulan : Pengiriman SMS reminder meningkatkan kepatuhan pengobatan TB paru yang berobat di puskesmas kota Palangka Raya.
Kata Kunci : SMS reminder, kepatuhan minum obat, tuberculosis
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:36
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/25900
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 3 (2019)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/25900/53492
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/26022
2020-11-30T12:45:11Z
jisph:ART
"201116 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Analisis Penggunaan Sistem Informasi Laboratorium Pada Pegawai Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta
Hendrizal, David
Acceptance, laboratorium, Sistem, Informasi, TAM, BTKLPP
Latar Belakang: Sistem Informasi Laboratorium BBTKLPP Yogyakarta merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan di BBTKL Yogyakarta. Dengan penerapan Sistem Informasi ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan mutu khususnya pelayanan laboratorium, dan menunjang tugas pokok dan fungsi BBTKLPP Yogyakarta. Selain itu, penerapan sistem informasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi pegawai dalam melaksanakan tugas sehari-hari, pelayanan dan penyebaran informasi kepada publik menjadi lebih cepat dan hasil pengolahan data dari sistem informasi ini dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Tahapan kritis dalam penerapan teknologi informasi adalah saat kondisi dimana kehadiran sistem tersebut diterima atau ditolak oleh calon pengguna. Penghambat proses adaptasi ini terjadi disebabkan adanya kecenderungan perbedaan persepsi mengenai manfaat dan kemudahan dari teknologi informasi baru untuk digunakan. TAM merupakan sebuah konsep yang dianggap paling baik dalam menjelaskan perilaku user terhadap sistem teknologi informasi baru.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pegawai Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta dalam menggunakan Sistem Informasi Laboratorium.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan Metode survei dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 33 responden yang merupakan total dari keseluruhan populasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis SEM-PLS dengan model TAM menggunakan software SmartPLS versi 3.2.6.
Hasil: Berdasarkan outer model diketahui bahwa konstruk telah memenuhi validitas dan reliabilitas, sedangkan hasil iner model didapatkan nilai path-coeficient dan p-values yang menjadi dasar pengambilan kesimpulan. Dari hasil pengujian dan analisia didapatkan beberapa hipotesis yang tidak berpengaruh secara signifikan yaitu variable keterkaitan pekerjaan terhadap manfaat/kegunaan, terminology dan desain layar terhadap kemudahan, dan kondisi fasilitas pendukung terhadap penggunaan sistem. Sedangkan variable yang berpangaruh secara signifikan adalah kualitas keluaran, result demonstrability, dan persepsi kemudahan terhadap manfaat/kegunaan, complexity terhadap persepsi kemudahan, persepsi manfaat/kegunaan terhadap ketertarikan untuk menggunakan, persepsi kemudahan terhadap ketertarikan untuk menggunakan dan ketertarikan untuk menggunakan terhadap penggunaan system.
Kesimpulan: Tidak semua variabel yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan Sistem Informasi Laboratorium (SIL) pada pegawai BBTKL Yogyakarta. Dari 11 variabel yang diteliti, diketahui 7 variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-30 19:45:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/26022
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 3 (2018)
eng
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/26022/53913
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/26041
2021-10-21T16:21:36Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Zulfa, Nabila
Latar Belakang : Faktor kunci dalam perencanaan dan implementasi pelayanan kesehatan adalah tersedianya informasi kesehatan yang tidak terlepas dari dukungan pemanfaatan teknologi informasi. Pengelolaan farmasi di rumah sakit sangat penting sebab apabila tidak efisien dan efektif, dapat memberikan dampak buruk terhadap rumah sakit tersebut, baik secara medis maupun ekonomis. Hal ini berkaitan dengan pendapat Winarno (2004) bahwa sistem yang baru maupun sistem yang lama, harus dievaluasi secara berkala untuk menentukan sistem tersebut berfungsi seperti yang diharapkan atau tidak. Apabila sistem dirasakan tidak dapat memenuhi kebutuhan para pemakainya, maka harus segera direvisi untuk perbaikan sistem tersebut.
Tujuan : Tujuan umum penelitian ini untuk mengevaluasi implementasi sistem informasi farmasi di instalasi farmasi RS UGM.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan metode triangulasi. Dilaksanakan di RS UGM. Informan utama adalah 15 orang para pengambil kebijakan dari berbagai level di RS UGM, staf yang membantu menyusun laporan, dan tenaga operator. Kriteria tersebut dipilih dengan pertimbangan para pengambil kebijakan dan staf tersebut adalah orang yang berhubungan langsung dengan hasil dari output data sistem informasi farmasi di RS UGM.. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan catatan dokumentasi.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan dari faktor organisasi (organization) adalah kerjasama organisasi antar karyawan masih belum maksimal. Dukungan kepemimpinan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan bagian penting dalam mengukur keberhasilan sistem, faktor manusia (human) yaitu kemampuan SDM dalam menjalankan SIM farmasi belum memadai terutama pada kemudahan akses dan perawatan, sehingga perlu pelatihan dan peningkatan keterampilan dan faktor teknologinya (technology) kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan dari SIM Farmasi sudah memadai, namun tingkat penggunaan output SIM farmasi di instalasi farmasi RS UGM sebagai bahan pengambilan keputusan belum maksimal. Output data yang dihasilkan sistem informasi yang ada belum dapat dijadikan sebagai sumber utama informasi. Manajemen masih belum percaya menggunakan output sistem informasi farmasi. Data manual menjadi sumber utama dan yang paling dipercaya sebagai bahan pengambilan keputusan.
Kesimpulan : Pada umumnya implementasi aplikasi sistem informasi farmasi di RS UGM sudah dapat berjalan, tetapi masih ada fase-fase yang harus dijalankan untuk melakukan perbaikan. Tingkat penggunaan output sistem informasi farmasi di RS UGM sebagai bahan pengambilan keputusan sangat rendah. Output data yang dihasilkan sistem informasi yang ada belum dapat dijadikan sebagai sumber utama informasi.
Kata Kunci : Sistem Informasi Farmasi, Instalasi Farmasi
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:36
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/26041
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 4, No 3 (2019)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/26041/53952
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/26256
2021-10-21T16:21:48Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Askarudin, Mochamad Davin
Universitas Gadjah Mada
Latar Belakang: SDMK merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. SIM SDM merupakan salah satu teknologi yang paling penting yang telah berkembang dan dapat dimanfaatkan untuk mengelola SDM yang ada (Buzkan, 2016). Hasil observasi menunjukkan belum adanya SIM SDMK di Puskesmas Kabupaten Ponorogo dapat memunculkan asumsi adanya ketidakjelasan dalam proses perencanaan, distribusi dan mutasi. Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai Pengembangan SIM sebagai pendukung perencanaan, distribusi dan mutasi SDMK di Puskesmas Kabupaten Ponorogo perlu dilaksanakan.
Tujuan : Mengembangkan SIM yang dapat mendukung perencanaan, distribusi dan mutasi SDMK di Puskesmas.
Metode : penelitian ini adalah penelitian action research dengan rancangan penelitian prototyping. Data dan informasi diperoleh melalui observasi, wawancara, FGD.
Hasil: Action Research ini menggunakan dua siklus. Pada siklus pertama, hasil dari aspek: Kemudahan penggunaan sistem, 86% user menyatakan “mudah” 14% “tidak tahu”; Tampilan sistem, user 71% user menyatakan “menarik” 29% “sangat menarik”; Kualitas informasi yang dihasilkan sistem, 86% user menyatakan “tidak tahu” 14% “tidak berkualitas”; Pemenuhan sistem terkait data/informasi yang dibutuhkan, 57% user menyatakan “tidak tahu” 43% “tidak sesuai”. Setelah itu, dilakukan beberapa perbaikan di DFD 0, DFD 1, SFC, dan Kamus data. Pada siklus ke dua, hasil dari aspek: Kemudahan penggunaan sistem, 100% user menyatakan “mudah”; Tampilan sistem, 71% user menyatakan “menarik” 29% “sangat menarik”; Pada Kualitas informasi yang dihasilkan sistem, 86% user menyatakan “tidak tahu” 14% “tidak berkualitas”; Pada pemenuhan sistem terkait data/informasi yang dibutuhkan, 86% user menyatakan “tidak tahu” 14% “tidak sesuai”.
Kesimpulan: menurut user, SIM SDMK Puskesmas yang dikembangkan mudah diimplementasikan, tetapi masih terdapat kendala pada bahasa pemrograman sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut. Terdapat beberapa data yang dibutuhkan penguna: Data SDMK, Standar SDMK, Regulasi SDMK dan Kebijakan SDMK.
Kata Kunci: Sistem Informasi Manajemen, SDMK, Prototyping.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:48
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/26256
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 1 (2020)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/26256/54692
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/26280
2021-10-21T16:21:48Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Khotimah, Anis
Latar Belakang : Rumah Sakit Rajawali Citra Yogyakarta adalah salah satu rumah sakit yang sudah menerapkan Teknologi Informasi dalam pelayanan kepada pasien sejak tahun 2012. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) perlu dilakukan untuk menilai atau mengukur manfaat yang didapatkan sehingga dapat mendukung tujuan, visi, dan misi organisasi. Kendala yang dihadapi, sistem informasi masih sering error dan jaringan internet yang masih lambat sehingga tidak mendukung pelayanan pasien menjadi cepat, Proses transaksi elektronik di rumah sakit terhambat, seperti entry dan pengambilan data dari sistem akibatnya pelayanan pasien dan kepuasan pasien menjadi menurun. Model analisis HOT- Fit menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni manusia (Human), organisasi (Organization), dan teknologi (Technology), serta kesesuaian hubungan diantaranya dalam menghasilkan manfaat (Net Benefit) dari penerapan SIMRS.
Tujuan : Mengevaluasi Keberhasilan Pemanfaatan SIMRS di Rumah Sakit Rajawali Citra Yogyakarta dengan menggunakan model HOT Fit, yaitu dilihat dari faktor manusia, teknologi dan organisasinya dengan mengukur pengaruh 8 variabel yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan sistem, kepuasan pengguna, struktur organisasi, lingkungan organisasi dan kebermanfaatan.
Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional . Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak responden pengguna Sistem Informasi RS sejumlah 98 responden. Analisis data kuantitatif menggunakan aplikasi smartPLS yang dilakukan dengan mencari nilai inner model dan outer model.
Hasil : Berdasar hasil pengujian hipotesis pada inner model dalam path-analysis beberapa konstruk yang tidak berpengaruh yaitu kualitas sistem terhadap penggunaan, kualitas informasi terhadap penggunaan sistem, kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna, dan kepuasan pengguna terhadap manfaat. Sedangkan untuk konstruk kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna, kualitas layanan terhadap penggunaan, kualitas layanan terhadap kepuasan pengguna, kepuasan pengguna terhadap penggunaan, struktur organisasi terhadap lingkungan organisasi, penggunaan terhadap manfaat, struktur organisasi terhadap manfaat dan lingkungan organisasi terhadap manfaat secara signifikan berpengaruh.
Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua hipotesis yang diajukan terbukti secara empiris. Beberapa hipotesis yang tidak berpengaruh antara lain yaitu kualitas sistem terhadap penggunaan, kualitas informasi terhadap penggunaan sistem, kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna, dan kepuasan pengguna terhadap manfaat.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:48
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/26280
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 1 (2020)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/27696
2021-10-21T16:21:48Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
djadi, Ni Ketut Hesti Widiastuti
UGM
Latar belakang : informasi kesehatan yang terpercaya dan mudah diakses merupakan dasar dalam pengambilan keputusan di semua kerangka sistem kesehatan. Upaya untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat dan menyeluruh dilakukan Dinas Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana (Dinkes, PP & KB) Kabupaten Tojo Una – Una dengan cara mengubah sistem pelaporan puskesmas berbasis kertas ke dinas kesehatan menjadi menggunakan excell yang telah dilakukan sejak tahun 2011, namun kelengkapan data masih rendah, pola kerja puskesmas dalam pemanfaatan data dan penyebaran informasi belum maksimal, memvisualisasikan data bagi bidan bukan hal yang mudah, meskipun datanya sudah terkumpul dalam format excel.
Tujuan : mendeskripsikan implementasi DHIS2 dalam pengelolaan data KIA, mengevaluasi kelengkapan data KIA dan kemudahan akses informasi setelah menggunakan DHIS2 serta evaluasi fungsionalitas fitur DHIS2.
Metode : jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan action-research.
Hasil : pegelola data KIA belum mendapat pelatihan visualisasi data KIA,kelengkapan data rendah, kemampuan pemanfaatan komputer program excel masih terbatas, infrastruktur jaringan internet masih minim, kepala puskesmas belum bisa akses data KIA kapan saja dengan mudah dan diseminasi informasi KIA secara manual tidak rutin dilakukan. untuk mengatasi masalah tersebut, DHIS2 disepakati untuk diujicobakan di Puskesmas Ampana Timur dan camat. Implementasi DHIS2 di Puskesmas dapat dilakukan, Kelengkapan data KIA meningkat menjadi 100%, akses informasi menjadi lebih mudah, diseminasi informasi lebih mudah, pembuatan grafik informasi KIA lebih mudah dengan DHIS2. Fitur DHIS2 kadang mengalami gangguan yaitu download laporan tidak berfungsi, data tidak tersimpan di local komputer ketika jaringan offline pada saat input data dan grafik pada dashboard terkadang tidak muncul dan muncul tetapi butuh waktu lama.
Kesimpulan : Kelengkapan data meningkat, evaluasi, diseminasi dan akses informasi data KIA dengan DHIS2 menjadi lebih mudah. Fitur DHIS2 terkadang tidak berjalan dengan baik.
Kata Kunci : DHIS2, Diseminasi Informasi, Sistem Informasi, kualitas data
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:48
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/27696
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 1 (2020)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/27696/60635
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/31199
2021-10-21T16:21:48Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Jober, Naomi Frolinda
Latar Belakang : RSUD Abepura memiliki lokasi yang strategis di jantung Kota Jayapura, Provinsi Papua dan mempunyai peran yang vital. SIMRS yang berjalan baru dalam tahap implementasi dini, dimana belum semua ruangan menggunakan sistem ini, oleh karena itu evaluasi formatif perlu dilakukan terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Abepura Jayapura Provinsi Papua.
Tujuan : Melakukan evaluasi tentang penerapan SIM RS yang sedang berjalan pada RSUD Abepura Jayapura di Provinsi Papua dengan menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM)
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini deskriptif analitik yang bersifat menganalisis dan menyajikan secara sistematik. Subyek dalam penelitian berjumlah 50 orang yang merupakan total populasi. Teknik analisis data dengan SEM menggunakan Stata 13.1.
Hasil :. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara perceived ease of use dengan perceived of usefulness yaitu nilai koefisien positif (0.4862), p value 0.000, CI 95% (0.329-0.642), terdapat hubungan positif dan signifikan antara perceived of usefulness dengan attitude toward using yaitu nilai koefisien positif (0.4481), p value 0.010, CI 95% (0.108-0.787), terdapat hubungan positif tetapi tidak signifikan secara statistik antara perceived ease of use dengan attitude toward using, yaitu nilai koefisien positif (0.2211), p value 0.086, CI 95% (-0.031-0.474), terdapat hubungan positif dan signifikan antara attitude toward using dengan actual usage yaitu nilai koefisien positif (0.6849), p value 0.001, CI 95% (0.278-1.091.
Kesimpulan :. Keyakinan bahwa SIMRS dapat diaplikasikan dengan mudah atau tanpa kesulitan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan SIMRS, menunjukkan bahwa para pengguna masih merasa kesulitan untuk mamakai SIMRS. Keyakinan bahwa SIMRS dapat diaplikasikan dengan mudah atau tanpa kesulitan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keyakinan bahwa SIMRS akan meningkatkan performa pekerjaan. Keyakinan bahwa SIMRS akan meningkatkan performa pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan SIMRS. Sikap terhadap penggunaan SIMRS berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SIMRS secara aktual.
Kata Kunci : Evaluasi, SIMRS, TAM
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:48
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/31199
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 1 (2020)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/31199/72582
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/31199/72584
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/32785
2023-02-13T09:56:30Z
jisph:ART
"211213 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Harofy, Muhd Agussyah
Abdullah, Abdullah
Samsudin, Samsudin
Latar Belakang : Penelitian ini mengembangkan sistem pakar dengan memanfaatkan metode case-based reasoning (CBR) sebagai proses dalam mendiagnosa penyakit gizi buruk kekurangan energi protein (KEP) pada anak.
Tujuan : Dengan adanya website sistem pakar ini, para orang tua akan mendapatkan informasi mengenai gizi buruk dengan mudah dan dapat mengetahui apakah anak-anak mereka salah satu penderita gizi buruk atau tidak.
Metode : Dalam proses ini digunakan beberapa gejala-gejala untuk menentukan penyakit gizi buruk yang dialami anak dengan usia di bawah lima tahun. Penelitian skripsi ini lebih menitik beratkan kepada bagaimana merancang dan mengimplementasikan program serta dimaksudkan agar memudahkan dalam hal mendiagnosa penyakit gizi buruk KEP. CBR digunakan sebagai metode dalam perhitungan untuk mendiagnosa penyakit gizi buruk KEP untuk anak yang berusia di bawah lima tahun ini. Cara kerja metode CBR ini adalah dengan membandingkan kasus lama dan kasus baru pada gejala-gejala setiap penyakit, setiap gejala penyakit pada kasus lama diberi nilai bobot yang berfungsi untuk menghitung perbandingan kasus lama dan kasus baru dari setiap penyakit.
Hasil : Hasil perhitungan yang memiliki nilai terbesar itulah penyakit yang dialami oleh anak yang berusia di bawah lima tahun tersebut.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-08-13 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/32785
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 2 (2021)
ind
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/33146
2020-11-21T16:47:11Z
jisph:ART
"201116 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Rahmawati, Meiyana Dianning
Gadjah Mada University
Nugroho, Eko
Latar belakang : Proses pengambilan keputusan di Puskesmas berdasarkan pada data dan informasi yang akurat, cepat dan valid. SIMPUS merupakan salah satu SIK berbasis teknologi yang format pelaporannya disesuaikan dengan SP2TP. Dari 25 Puskesmas di Kabupaten Sragen, 22 Puskesmas telah menjalankan SIMPUS, namun belum semuanya berhasil dalam menjalankan SIMPUS. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keberhasilan implementasi SIMPUS di Kabupaten Sragen.
Tujuan penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi penggunaan SIMPUS di Puskesmas.
Metode : Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional menggunakan pendekatan survei. Populasi penelitian adalah semua karyawan yang menggunakan SIMPUS secara langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Faktor-faktor kunci yang dimasukan dalam model penelitian diadopsi dari model critical success factors (CSFs) implementasi Enterprise Systems dan analisa SEM PLS digunakan dalam penelitian ini.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor top management support, vendor support, IT infrastructure dan goverment regulation and support merupakan faktor-faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SIMPUS. Adapun faktor change management, project management, education and training dan IT capabilities of staff tidak signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SIMPUS.
Kesimpulan : Implementasi SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Sragen akan lebih berhasil dengan memperhatikan faktor top management support, vendor support, IT infrastructure dan goverment regulation and support.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-21 23:47:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/33146
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 2 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/33165
2020-11-30T12:45:11Z
jisph:ART
"201121 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
nasruddin, nasruddin
Universitas Gadjah Mada
Latar belakang: Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di daerah, perlu adanya suatu sistem informasi yang dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas. SIKDA Generik merupakan suatu sistem informasi dan pengelolaan data berbasis aplikasi yang dapat mengakomodir kebutuhan data dan informasi dari tingkat pelayanan kesehatan. Tahun 2018 Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka akan menerapkan SIKDA Generik 1.4 pada 6 (enam) puskesmas sebagai pilot project. Menilai kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, persepsi dan motivasi, anggaran, serta perencanaan dan kebijakan sebelum menerapkan dapat membantu mencegah kegagalan dalam penerapannya.
Metode: Metode deskriptif dengan rancangan studi kasus kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara secara mendalam terhadap pengambil keputusan serta tenaga yang akan akan menggunakan SIKDA Generik 1.4, pengisian kuesioner, observasi, serta telaah dokumen. Analisis kesiapan menggunakan instrumen DOQ-IT.
Hasil: Kesiapan infrastruktur berada pada kategori II cukup siap, kesiapan sumber daya manusia berada pada kategori II cukup siap, kesiapan persepsi dan motivasi berada pada kategori II cukup siap, kesiapan anggaran berada pada kategori III sangat siap merupakan variabel paling kuat, kesiapan perencanaan dan kebijakan berada pada kategori I belum siap merupakan variabel paling lemah.
Kesimpulan: Tingkat kesiapan penerapan SIKDA Generik di Kabupaten Kolaka berada pada kategori II cukup siap dengan skor 23,1 dari 55 skor maksimal. Hal ini mengindikasikan bahwa puskesmas pilot project ini cukup siap untuk menerapkan SIKDA Generik.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-30 19:45:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/33165
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 3 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/33259
2020-11-30T12:45:11Z
jisph:ART
"201121 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Lolo, Astria
Universitas Gadjah Mada
Latar Belakang : Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 bahwa semua rumah sakit wajib menyelenggarakan SIMRS. RSUD Tora Belo merupakan rumah sakit tipe non class yang baru berdiri tahun 2015 dan langsung mengimplementasikan SIMRS namun sering menemukan berbagai kendala. Sejak SIMRS diimplementasikan, belum pernah dilakukan evaluasi SIMRS. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan mengevaluasi SIMRS di RSUD Tora Belo Sigi menggunakan metode HOT-FIT, kepemimpinan dan regulasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat Net benefit terhadap implementasi SIMRS di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi
Metode Penelitian : Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional untuk mengukur variabel human, organization, technology, leadership dan regulation terhadap net benefit SIMRS di RSUD Tora Belo Sigi. Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SEM PLS dan nama aplikasi yang dipakai adalah SmartPLS versi 3.0.
Hasil: Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi net benefit yaitu: user satisfaction, organization structure dan regulation. Sedangkan faktor yang tidak memiliki pengaruh terhadap net benefit SIMRS di RSUD Tora Belo adalah: system use, environment organization, system quality, information quality, service quality dan leadership.
Kesimpulan : Faktor yang paling berpengaruh dalam keberhasilan net benefit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD Tora Belo Sigi adalah user satisfaction, organization structure dan regulation.
Kata Kunci : Evaluasi, HOT-Fit, Kepemimpinan, Net benefit, Regulasi
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-30 19:45:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/33259
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 3 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/33959
2021-10-21T16:21:48Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Prihantoro, Budi
Universitas Gadjah Mada
Latar Belakang: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 168, untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan. Informasi yang berkualitas diperoleh dari pengumpulan data yang baik sehingga menjadi acuan dalam proses manajemen, perencanaan dan pengambilan keputusan. Namun hingga saat ini, SIK yang ada belum mampu menyediakan data dan informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu dikarenakan masih adanya fragmentasi sistem informasi, lemahnya manajemen data dan sistem pendukung pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut, sejak tahun 2106 Kementerian Kesehatan mengadopsi aplikasi DHIS2 sebagai data repository yang bertujuan mengintegrasikan data, menguatkan proses manajemen data dan bahan pengambilan keputusan di Kementerian Kesehatan.
Tujuan: Mendeskripsikan input, proses dan output dalam pelaksanaan integrasi data serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan integrasi data menggunakan DHIS2 di Kementerian Kesehatan sesuai dengan kerangka kerja integrated data repository dari WHO. Metode Penelitian: Deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam dengan pejabat struktural, staf teknis dan konsultan di Pusdatin Kementerian Kesehatan
Metode : Deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus pada penerapan konsep integrasi data berdasarkan kerangka integrated data repository dari WHO.
Hasil : Implementasi DHIS2 di Kementerian Kesehatan menggunakan infrastruktur server terpusat yang mendukung kemampuan cloud system. Aplikasi DHIS2 digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data agregate dari berbagai sumber dan menyajikannya dalam tampilan dashboard. Kebijakan tertulis tentang integrasi data belum ada, saat integrasi disusun hanya berdasarkan kesepakatan antar unit. Regulasi tentang standar pelaksanaan integrasi belum ada, standar kode puskesmas digunakan sebagai standar integrasi data yang bersumber dari puskesmas. Sumber data yang telah diintegrasikan bersumber dari sumber data rutin yaitu aplikasi SIHA, SITT, Keluarga Sehat dan Komdat sedangkan sumber data rutin lainnya dan sumber data non rutin belum diintegrasikan ke DHIS2. Proses pencocokan data antara dashboard DHIS2 dengan sumber data pada aplikasi komdat diperoleh hasil yang sama pada data bulanan dan triwulan sedangkan pada data tahunan masih ditemukan perbedaan.
Kesimpulan: Integrasi data menggunakan DHIS2 belum mampu menghasilkan data dan informasi berkualitas yang berasal dari berbagai sumber data sehingga saat ini belum dapat digunakan untuk memperkuat proses manajemen data dan bahan pembuatan kebijakan.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:48
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/33959
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 1 (2020)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/34179
2021-10-21T16:21:57Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Royyana, Aang
Latar Belakang : Teknologi memberikan efek kombinatorial yang mempercepat kemajuan diberbagai aspek baik dibidang bisnis maupun kehidupan bermasyarakat secara eksponensial. Ini adalah konteks dimana inovasi digital kini mengganggu bisnis dan model operasi, dan membuat beberapa dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Transformasi digital telah menyentuh organisasi di tiga bidang utama, yaitu Pengalaman Pelanggan,Proses Operasional, Model bisnis. PT. Kimia Farma Plant, dalam satu naungan Holding Company yaitu PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Kimia Farma telah bersiap menyambut era digital dengan ditandai dengan peningkatan sistem ERP sebagai salah satu asetnya.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal bisnis dan Sistem Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI), mengidentifikasi portofolio aplikasi saat ini dan masa mendatang, serta membuat sebuah Perencanaan Strategis Sistem Informasi (PSSI) dengan menggunakan Framework Digital Transformation dalam upaya pencapaian visi dan misi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Metode : Data diperoleh dari hasil wawancara, dan observasi analisis dokumen perusahaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif dengan kerangka kerja PSSI dari Ward dan Peppard, serta hasil rekomendasi strategis didokumentasikan dengan menggunakan kerangka kerja Transformasi Digital dari Westerman dkk.
Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah sebuah blueprint terkait strategi bisnis, strategi manajemen SI/TI, strategi SI/TI dan kerangka kerja strategi transformasi digital yang dapat membantu PT Kimia Farma dalam mencapai tujuan strategis perusahaan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa usulan Model Bisnis Digital, Operasional Proses Digital, Customers Experience digital, serta pengelolaan Transformasi Digital yang dapat diterapkan di perusahaan.
Kata Kunci : Kerangka Kerja Transformasi Digital, Perencanaan Strategis Sistem Informasi, Strategi Bisnis SI, Strategi Manajemen SI/TI, Strategi TI, Portofolio Aplikasi
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:57
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/34179
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 2 (2020)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/34810
2021-10-21T16:21:57Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Analisis spasial kejadian penyakit periodontal berdasarkan faktor sosioekonomi, perilaku, geografis dan lingkungan di kecamatan pundong kabupaten bantul
Setiawan, Prayudha Benni
Universitas Gadjah Mada
Hartono, Prof. Dr. DEA, DESS
Universitas Gadjah Mada
Penyakit Periodontal, Sosio ekonomi, Perilaku, Geografis, Lingkungan, SIG
Latar Belakang: Penyakit periodontal adalah kerusakan patologis yang mengenai jaringan pendukung gigi. Patogenesisnya sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi sistemik. Selain itu faktor geografis, lingkungan, perilaku kesehatan gigi dan sosiekonomi dapat mempengaruhi individu mengalami penyakit periodontal. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk menganalisa perbedaan faktor-faktor tersebut, terutama yang berhubungan dengan perbedaan geografis, faktor-faktor demografis, budaya dan lain-lain. Kecamatan Pundong memiliki variasi letak geografis dan sosial ekonomi
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik survei dengan disain cross sectional. Subjek penelitian ditetapkan dengan pendekatan Regristry Based Study dimana Puskesmas Pundong sebagai sumber data dasar dalam penelitian ini. Variabel bebas adalah penyakit periodontal, sedangkan variable terikat adalah faktor sosioekonomi, perilaku kesehatan, jarak ke sarana pelayanan kesehatan (geografis) dan pH air (lingkungan). Analisis spasial menggunakan SatScan dan ArcGIS.
Hasil: Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan keparahan penyakit periodontal yaitu status ekonomi, perilaku menyikat gigi, pH sumber air dan ketinggian tempat (p-value<0,05). Analisis buffer terhadap pelayanan kesehatan, sebagian besar penderita penyakit periodontal bertempat tinggal dekat dengan pelayanan kesehatan. Analisis spasial untuk mengetahui pengelompokan (cluster) kejadian penyakit periodontal, dengan analisis Purely Spatial Poisson Model didapat 1 cluster, terjadi pada 49 penderita dengan radius 2.24 km terdapat di Desa Seloharjo dengan nilai p-value = 1,00. Hal ini dikarenakan pola persebaran penyakit periodontal tidak berdasarkan pada tempat-tempat tertentu. Memiliki annual cases 11.2/100000 penduduk, yang berarti dalam 100000 penduduk memiliki kasus 11.2 orang.
Kata Kunci: Penyakit Periodontal, Sosio ekonomi, Perilaku, Geografis, Lingkungan, SIG
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:57
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/34810
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 2 (2020)
eng
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/35199
2021-10-21T16:21:57Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Lestari, Katrina Feby
Universitas Gadjah Mada
Lazuardi, Lutfan
Latar belakang: Measles dan Rubella adalah dua penyakit yang sangat menular yang sampai saat ini belum ada obatnya. Imunisasi Measles Rubella (MR) adalah satu-satunya cara mencegah penyakit ini. Sehubungan awal diadakannya pemberian imunisasi MR di Indonesia tahun 2017 menyebabkan banyak orang menyampaikan opininya tentang imunisasi MR di berbagai media sosial, salah satunya melalui twitter. Analisis sentimen twitter dapat digunakan untuk menarik sebuah kesimpulan apakah pandangan masyarakat terhadap program imunisasi MR cenderung positif atau negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sentimen masyarakat pada twitter mengenai program imunisasi MR di Indonesia.
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif. Subjek penelitian tweets yang menggunakan kata kunci “vaksin”, “imunisasi”, “vaksin mr”, “imunisasi mr”, dan tweets yang menggunakan #vaksinmr, #imunisasimr. Hanya tweets dalam Bahasa Indonesia diambil. Data Januari sampai September 2017 dikumpulkan, dipreprocessing, diklasifikasikan berdasarkan tahap pengetahuan persuasi dan tahap pengambilan keputusan menjadi sentimen positif, netral, dan negatif. Analisis menggunakan tool Rapidminer versi 8.1 dengan metode klasifikasi K-NN.
Hasil: Pada tahap pengetahuan dan persuasi, sentimen netral lebih banyak muncul dengan pelabelan manual dan sentimen positif lebih banyak muncul dengan RapidMiner. Pada tahap pengambilan keputusan, sentimen netral lebih banyak muncul dengan pelabelan manual dan RapidMiner.
Kesimpulan: Twitter dapat digunakan memprediksi opini masyarakat tentang imunisasi MR di Indonesia. Namun untuk prediksi manual diperlukan waktu banyak sehingga diperlukan tool yang dapat membantu mempercepat prediksi tetapi tool tersebut perlu memperhatikan keseimbangan data latih dan penggunaan dataset yang di dalamnya terdapat kata yang sama.
Kata kunci: Analisis Sentimen, Imunisasi, Measles Rubella, Twitter
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:57
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/35199
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 2 (2020)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/35277
2021-10-21T16:21:57Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Kurniawan, Mochammad
Universitas Gadjah Mada
Harjoko, Agus
https://scholar.google.co.id/citations?user=BlW48Z4AAAAJ&hl=en&oi=ao
Latar Belakang: Puskesmas di wilayah kerja Kabupaten Lamongan telah melakukan implementasi SIKDA Generik sejak tahun 2014 bersamaan dengan implementasi P-Care BPJS Kesehatan. Proses pencatatan rangkap pada dua aplikasi berbeda dengan data yang sama menyebabkan pekerjaan yang tidak efisien dan menghabiskan waktu. Perlu dilakukan intervensi pengembangan modul bridging pada SIKDA Generik untuk membantu pekerjaan petugas entri puskesmas.
Tujuan: Penelitian ini mendeskripsikan implementasi bridging system antara P-Care BPJS Kesehatan dengan SIKDA Generik di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitaif deskriptif dengan pendekatan action research karena adanya kegiatan intervensi yang melibatkan mitra yang diteliti. Bentuk intervensi pada penelitian ini, yaitu proses pengembangan bridging pada aplikasi SIKDA Generik dan P-Care BPJS Kesehatan.
Hasil: Pengembangan modul bridging system aplikasi SIKDA Generik dengan P-Care BPJS Kesehatan dengan metode Agile Development membantu petugas puskesmas agar tidak melakukan pencatatan rangkap. Sebanyak 90,2% data berhasil menjalankan proses interoperabilitas, sedang 9,8% gagal menjalankan proses interoperabilitas. Interoperabilitas sistem dapat ditingkatkan dari tingkat 2 menjadi tingkat 4 menurut skala LISI.
Kata kunci: action research, bridging system, interoperabilitas, P-Care, SIKDA Generik.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:57
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/35277
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 2 (2020)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/35277/88812
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/36666
2021-10-21T16:22:19Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Novratilova, Sinta
Universitas Gadjah Mada
Latar belakang : Penyakit DBD merupakan penyakit endemis di Kabupaten Sleman dan endemis nasional. Jumlah kasus DBD sampai bulan Desember 2016 mencapai 880 kasus (insiden rate/IR 82,7/100.000) dari IR 50/100.000 penduduk dengan kematian 9 (case fatality rate/CFR 1.0%). Jumlah kasus meningkat 360 kasus dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai 520 kasus ( IR = 50,6/100.000penduduk) dan kematian 4 (CFR = 0,54%). Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi pengelompokan dan mengidentifikasi lokasi dengan kasus DBD yang tinggi dan mengestimasi factor-faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi kejadian DBD dengan memperhitungkan factor spasial dengan menggunakan GWR.
Tujuan: menganalisis angka kejadian penyakit demam berdarah dengue di Kabupaten Sleman tahun 2016 kajian menggunakan sistem informasi geografis.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional studi dengan menggunakan SIG. Dalam penelitian ini akan menganalisa autokorelasi dan Model Geographically Weighted Regression (GWR) berdasarkan data sekunder dari dinas kesehatan Kabupaten Sleman, Angka bebas jentik, kepadatan penduduk data fogging, dan persentase keluarga miskin. Data sekunder akan dipetakan dalam bentuk peta tematik secara overlay. Penelitian ini akan menganalisa Autokorelasi, Model GWR dan parameter Model GWR untuk melihat variabel yang berpengaruh secara signifikan. Variable independen : angka bebas jentik, kepadatan penduduk, tindakan fogging, persentase keluarga miskin, variable dependent: Angka kejadian DBD kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober hingga Januari 2018.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pada model regresi linier diperoleh hasil yang tidak signifikan, sehingga dilanjutkan dengan analisis GWR. Model GWR kasus DBD menghasilkan R2 lebih besar dari model regresi, yaitu 43,11 persen dan nilai residual sum of square sebesar 18986.07. Faktor geografis berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kabupaten Sleman sehingga model GWR yang terbentuk berbeda-beda tiap kabupaten.
Kesimpulan: Faktor eksternal yang berhubungan terhadap kasus DBD di Kabupaten Sleman adalah Fogging dan kepadatan penduduk.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:22:19
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/36666
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 3 (2020)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/37562
2021-10-21T16:22:19Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Puspitasari, Erdiana Retnowulan
Gadjah Mada University
Nugroho, Eko
https://scholar.google.com/citations?user=2fCZ6HEAAAAJ&hl=en
Latar belakang : SIMRS di RSUD Kabupaten Temanggung belum berjalan sesuai yang diharapkan. Pemanfaatan SIMRS belum bisa dirasakan manfaatnya secara optimal. SIMRS di RSUD Kabupaten Temanggung sudah beroperasi sejak tahun 2007 pada layanan billing system, selama 10 tahun sudah ganti 3 kali vendor, sampai sekarang masih berkutat di billing system. Model analisis HOT- Fit menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni manusia (Human), organisasi (Organization), dan teknologi (Technology), serta kesesuaian hubungan diantaranya dalam menghasilkan manfaat (Net Benefit) dari penerapan SIMRS.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemanfaatan SIMRS di RSUD Kabupaten Temanggung serta mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatn SIMRS.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional menggunakan pendekatan survei. Populasi penelitian adalah semua karyawan yang menggunakan SIMRS yang mempunyai username. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisa data menggunakan SEM PLS.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap net benefit adalah project management dan user satisfaction. Sedangkan faktor yang tidak memberikan pengaruh terhadap net benefit adalah system quality, information quality,service quality, top management support, vendor support, IT capabilities of staff dan user satisfaction. Nilai R-Squares sebesar 0,586 berarti semua variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 58,60%.
Kesimpulan : Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua hipotesis yang diajukan terbukti secara empiris. Beberapa hipotesis yang tidak berpengaruh antara lain system quality, information quality,service quality, top management support, vendor support, IT capabilities of staff dan user satisfaction. Dan yang berpengaruh terhadap net benefit adalah project management dan system use.
Kata kunci : Evaluasi, HOT Fit, SEM PLS, SIMRS
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:22:19
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/37562
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 3 (2020)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/41428
2021-10-21T16:22:19Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Evaluasi penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (simrs) di rsud praya kabupaten lombok tengah nusa tenggara barat
Beny, Beny Binarto
Latar belakang: Evaluasi menyeluruh untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di unit kerja rumah sakit. Penerapan sistem informasi SIMRS di rumah sakit sangat penting untuk mencapai layanan berkualitas. Sehingga rumah sakit perlu untuk mengembangkan SIMRS dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan manfaat penggunaan SIMRS.
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif pendekatan studi kasus dilakukan dengan menggunakan kerangka human, organization, technology–Fit (HOT-fit). Jumlah sampel sebanyak 35 sampel yang diambil yaitu pengguna SIMRS. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda.
Hasil: Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig.t < 0,05, maka disimpulkan bahwa secara parsial ada pengaruh signifikan antara faktor human, organization, technology, pengetahuan pengguna, dan regulasi terhadap Net Benefit SIMRS. Hasil olah data diperoleh nilai Sig.F < 0,05, artinya secara simultan ada pengaruh signifikan antara faktor human, organization, technology, pengetahuan pengguna, dan regulasi terhadap Net Benefit SIMRS.
Kesimpulan: Pemanfaatan penerapan SIMRS di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat hasil evaluasinya belum berjalan dengan maksimal. Faktor human, organization, technology, pengetahuan pengguna, dan regulasi berpengaruh signifikan secara parsial maupun simultan terhadap Net Benefit SIMRS (p-value = 0,000 < Level of Significant = 0,05).
Kata kunci: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), HOT-fit Model, dan Net Benefit.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:22:19
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/41428
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 3 (2020)
eng
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/41428/110678
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/41428/111050
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/42014
2021-10-21T16:22:19Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Dewa Yani, Bayu Kusuma
Gadjah Mada University
Latar belakang : Secara umum pemanfaatan SIMPUS di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta masih belum optimal dan belum menunjukan arah pengembangan sistem informasi yang baik. Belum adanya rencana strategis untuk pengembangan SIMPUS, menyebabkan pengembangan SIMPUS tidak mempunyai target pelaksanaan dan waktu yang jelas dalam pencapaian tujuannya. Penelitian ini, bertujuan untuk menganalisis fungsi esensial SIMPUS, yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan kinerja, dan pengambilan intervensi dalam sistem kesehatan.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, serta telaah dokumen.
Hasil : Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis di bawahnya sudah lama menerapkan SIMPUS, namun sistem informasi yang ada belum sepenuhnya bisa menjadi sistem pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan. Data dikumpulkan secara manual, belum memenuhi unsur kualitas data yaitu ketepatan waktu. Hal ini menyebabkan pengambilan keputusan menjadi sulit dilakukan secara cepat dan berbasis bukti.
Kesimpulan : Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut, maka Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta perlu menyusun dan melengkapi modul pencatatan dan pelaporan berdasarkan fungsi esensial yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pemegang program dan pengambil kebijakan.
Kata Kunci : Sistem Informasi, SIMPUS, Evaluasi Pemanfaatan, Fungsi Esensial
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:22:19
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/42014
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 3 (2020)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/42369
2021-10-21T16:21:57Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Nisaa, Arifatun
Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo https://scholar.google.co.id/citations?user=kCs-MW8AAAAJ&hl=id
Latar Belakang: Rekam medis dikelola berdasarkan struktur yang standar, dengan ketentuan sistem pelaksanaan dievaluasi untuk menghasilkan informasi dan memiliki standar kerahasiaan yang harus dijaga. Dokumen rekam medis pada prinsipnya disimpan dengan baik di rumah sakit sehingga mudah dicari ulang setiap keperluan informasi pelayanan terhadap pasien.
Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana penerapan alur prosedur pelayanan dan fungsi menejemen serta penyelenggaraan rekam medis di RS Muhammadiyan Selogiri.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah fenomenologi.
Hasil: Sistem pengelolaan data rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri yang meliputi assembling, coding and indexing, analizing and reporting, filing. Sistem rekam medis di Rumah sakit Muhammdiyah Selogiri Wonogiri meliputi: Sistem Penamaannya menggunakan nama pasien sendiri sesuai dengan tanda pengenal yang sah seperti KTP, akte kelahiran, SIM, dll. Sistem penomoranya menggunakan Unit Numbering System (UNS). Sistem penjajaranya menggunakan Terminal Digit Filing (TDF) dan Straight Numerical Filing (SNF).
Kesimpulan: Perlu dilakukan penggabungan dari sistem penjajaran SNF ke sistem penjajaran TDF secara keseluruh untuk memudahkan dan mempercepat dalam pengambilan dokumen rekam medis. Petugas filling perlu meningkatkan ketelitian dalam penyimpanan dokumen rekam medis agar tidak sering terjadi missfile (salah letak).
Kata kunci: Alur Prosedur, Prosedur Pelayanan Dan Fungsi Manajemen, Implementasi Rekam Medis
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:21:57
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/42369
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 2 (2020)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/43831
2021-10-21T16:22:19Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Kinanti, Fania Sari
Universitas Gadjah Mada
Prodi S2 IKM FKKMK UGM
Minat SIMKES
Latar belakang: Pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi kesehatan merupakan salah satu alternatif untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kinerja. Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMKEP) merupakan paket perangkat lunak yang dibuat dalam rangka memudahkan proses manajemen, proses pengambilan informasi dan mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan. RS Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 2014 hingga saat ini telah mengimplementasikan SIMKEP di seluruh unit pelayanan keperawatan dan belum pernah dilakukan evaluasi. Tim pengelola SIMKEP menyatakan masih banyak ditemukan data yang tidak lengkap atau kosong, selain itu pada kolom keluhan yang tersedia di web SIMKEP terdapat beberapa perawat yang menuliskan keluhan atau kendala yang dialami pada saat menggunakan SIMKEP. Penerimaan pengguna merupakan kunci utama dalam mengukur keberhasilan sebuah sistem. Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang dianggap paling tepat dalam menjelaskan bagaimana pengguna dapat menerima sebuah sistem yang diimplementasikan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan SIMKEP, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam menggunakan SIMKEP, serta menyusun rekomendasi penyempurnaan dan pengembangan SIMKEP
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode survei dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara untuk melengkapi data dari kuesioner. Sampel penelitian berjumlah 147 perawat yang menggunakan SIMKEP di seluruh unit pelayanan keperawatan. Analisis data menggunakan SEM-PLS dengan dua tahap yaitu outer model dan inner model dengan bantuan software SmartPLS versi 3.0
Hasil: Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap SIMKEP yaitu result demonstrability (RD) terhadap perceived usefulness (PU) dan faktor-faktor yang mempengaruhi perceived ease of use (PEU) antara lain sosial influence (SI), screen design (SD) dan terminology (TM). Sedangkan faktor job relevance (JR) dan output quality (OQ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perceived usefulness (PU), user training tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use (PEU) dan perceived ease of use (PEU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perceived usefulness (PU).
Kesimpulan: Faktor-faktor eksternal merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan penggunaan sistem informasi dan hal tersebut perlu di pertimbangkan oleh pihak Rumah Sakit dan pembuat kebijakan dalam memahami tantangan adopsi serta panduan praktis untuk keberhasilan implementasi sistem informasi.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-10-21 23:22:19
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/43831
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 5, No 3 (2020)
ind
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/43831/120967
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/44122
2023-02-13T09:48:05Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Madjido, Masry
Prodi S2 IKM SIMKES, FKKMK UGM https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=eJgHZMsAAAAJ http://orcid.org/0000-0002-1190-2232
Latar Belakang : Kemajuan dan kemapanan SIK juga dipengaruhi oleh kontribusi dari riset-riset di bidang SIK yang ada. Jurnal menjadi alat pengukur laju pengetahuan secara berkala bersumber hasil riset terbaru, jurnal terbilang sepadan dengan evolusi sains sehingga sering dimanfaatkan sebagai sumber penelitian. Metode bibliometrik terkadang disebut scientometrics, merupakan implementasi analisis kuantitatif maupun statistik terhadap publikasi ilmiah. Sejauh ini, analisis bibliometrik terhadap publikasi ilmiah SIK di Indonesia belum pernah dilakukan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi publikasi ilmiah dan pemetaan topik riset dibidang Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Indonesia yang terindeks di Google Cendikia.
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 339 artikel yang dipilih dengan metode total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis bibliometrik.
Hasil: Jenis publikasi ilmiah SIK sebagian besar (63%) dalam bentuk artikel jurnal, mengalami tren peningkatan setiap tahunnya, dan sebagian besar dipublikasikan di jurnal internasional (51%). Penulis yang produktif mempublikasikan karya ilmiah SIK di Indonesia didominasi oleh penulis-penulis yang terafiliasi dengan universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Terdapat 4 tema publikasi (1) mHealth; (2) Telmedicine; (3) SIMRS dan (4) SIMPUS, tema yang menjadi hotspot adalah mHealth.
Kesimpulan: Publikasi ilmiah SIK di Indonesia yang terindeks di pangkalan data Google Cendekia dari tahun 2014-2018 mengalami tren peningkatan setiap tahunnya dengan jumlah publikasi terbanyak pada tahun 2017 untuk kedua jenis publikasi. Tren peningkatan publikasi juga diikuti oleh tren penulis publikasi. Tema publikasi yang menjadi hotspot adalah mHealth dan Telemedicine.
Kata kunci: Publikasi, SIK, Bibliometrik, VosViewer, google cendekia, Indonesia
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-04-21 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/44122
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 1 (2021)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/44455
2021-11-18T13:13:48Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Mailoa, Felix Fridom
Universitas Gadjah Mada
Latar belakang : Media sosial merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh netizen untuk mengakses, berbagi dan berdiskusi seputar isu-isu obesitas. Twitter sebagai salah satu media sosial merupakan platform yang secara real time sering dipilih untuk mengkomunikasikan hal tersebut. Melalui analisis sentimen dengan metode text mining di Twitter, kita dapat memahami bagaimana orang menggambarkan dan mengungkapkan persepsi mereka terhadap kondisi obesitas baik secara positif, negatif maupun netral. Analisis tersebut penting untuk melihat sejauh mana media sosial seperti Twitter digunakan saat ini sebagai salah satu instrumen diseminasi informasi kesehatan di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi analisis sentimen pada Twitter terkait obesitas di Indonesia menggunakan metode text mining.
Metode : Jenis penelitian adalah cross sectional. Rancangan ini dipilih karena data yang diambil dari Twitter dalam seri waktu 5 tahun terakhir (2012 -2017). Hasil webscraping pada Twitter didapatkan 67.942 tweet kemudian dicleaning dan menghasilkan sampel 43.436 data tweet berbahasa Indonesia. Pengambilan data menggunakan paket ekstensi Google Chrome Twitter Testing v.01 dan dianalisis menggunakan Python 3.7.2 dan R. Studio 3.5.2.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis sentimen tweet didapatkan sentimen positif sebanyak 22.246 (51,2%) tweet, diikuti oleh sentimen negatif sebanyak 12.015 (27,7%) tweet dan sentimen netral dengan jumlah 9.174 (21,1%) dari total 43.435 tweet. Nilai akurasi dengan algoritma Naïve Bayes didapatkan hasil nilai akurasi sebesar 94%.
Kesimpulan : Analisis sentimen tweet terkait obesitas dengan metode text mining lebih didominasi oleh sentimen positif dibanding sentimen negatif dan sentimen netral. Nilai akurasi dengan algoritma Naïve Bayes Classifier berada dalam kategori “Excellent Classification” yang artinya algoritma Naive Bayes Classifier berhasil memprediksi kategori sentimen dalam penelitin ini dengan baik. Analisis data selanjutnyadapat menggunakan data langsung dari API Twitter kemudian meningkatkan jumlah kata kunci (keyword) dan menggunakan algoritma klasifikasi teks lainnya (SVM, DBN dll). Selain itu, dari sisi kesehatan masyarakat perlu upaya peningkatan literasi kesehatan melalui media sosial twitter terkait obesitas untuk meningkatkan pemahaman serta kemampuan mempercayai informasi kesehatan khususnya oleh organisasi kesehatan pemerintah guna mempertahankan sentimen positif publik yang sudah ada
Kata kunci : Analisis Sentimen, Obesitas, Text Mining, Twitter
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-04-21 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/44455
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 1 (2021)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/44495
2023-02-13T09:55:19Z
jisph:ART
"211213 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Integrasi Data Berbasis Program Kesehatan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta
Saputro, Niko Tesni
Universitas Gadjah Mada
Integration, Health Program, DHIS2
Latar Belakang: Disintegrasi data kesehatan masih terjadi tidak hanya di tingkat pusat, melainkan juga di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, termasuk di dinas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disintegrasi data bisa berdampak terhadap kualitas kebijakan kesehatan yang dihasilkan, maka perlu dilakukan integrasi data. WHO menyerukan penggunaan data repository untuk integrasi data. DHIS2 hadir sebagai data repository yang dapat memenuhi kebutuhan daerah dan pusat. Belum pernah dilakukan penelitian terkait integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya menggunakan aplikasi DHIS2.
Tujuan: Mengeksplorasi proses integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian action research. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, juga termasuk dinas kesehatan kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2018 - Februari 2019.
Hasil: Rangkaian kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 dilaksanakan dengan melibatkan pengelola program kesehatan di masing-masing dinas kesehatan dalam tiga tahapan kegiatan, meliputi: tahapan sosialisasi, pelatihan dan analisis kebutuhan, tahapan pengembangan dan tahapan diseminasi dan evaluasi. Sumber data yang terkumpulkan pada tahapan analisis kebutuhan, sosialisasi dan pelatihan meliputi KIA, Gizi, Surveilans, SDMK, Promkes, Keswa, LB1 dan LB4, Imunisasi, Diare, ISPA dan DBD. Masih ada kendala teknis yang apabila tidak diatasi, maka akan menambah waktu yang diperlukan untuk integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2, yakni tata desain formulir pelaporan rutin belum terstandar. Kendala non-teknis yang utama yakni terkait standarisasi dan regulasi tertulis yang mengatur tentang integrasi data.
Kesimpulan: Integrasi data berbasis program kesehatan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan melalui strategi berupa pelaksanaan pertemuanpertemuan dalam rangkaian kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2. Terdapat kendala-kendala pada pelaksanaan kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 yang dapat dikelompokkan menjadi kendala teknis dan kendala non-teknis. Solusi untuk masing-masing kendala pada pelaksanaan kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 perlu dilakukan. Diperlukan peningkatan atau perbaruan strategi integrasi data yang dapat dilakukan pada siklus selanjutnya. Kata Kunci: Integrasi, Program Kesehatan, DHIS2
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-08-13 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/44495
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 2 (2021)
eng
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/45198
2023-02-13T09:40:14Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Murtiningrum, Ranni
Program Studi S2 IKM UGM
Latar Belakang : Pengisian resume medis yang lengkap menjadi hal yang sangat penting karena di dalam formulir resume medis terdapat informasi diagnosa penyakit dan tindakan yang menjadi dasar untuk menetapkan kode penyakit dan tindakan. Resume medis yang tidak lengkap akan berdampak pada kelancaran proses klaim pasien JKN. Di RSUD Dokter Soedarso Propinsi Kalimantan Barat setiap bulan rata-rata terjadi 35 kasus perbedaan pendapat terkait kode penyakit dan tindakan antara pihak rumah sakit dan BPJS Kesehatan serta resume medis yang tidak lengkap sehingga pada setiap tagihan klaim rumah sakit harus melampirkan fotokopi hasil pemeriksaan penunjang dan laporan operasi. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis kualitas resume medis (discharge summary) secara lengkap, akurat dan tepat waktu pada pasien rawat inap JKN.
Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD).
Hasil : Karakteristik responden dengan rentang usia 22-59 tahun terdiri dari 12 orang perempuan dan 11 orang laki-laki, pendidikan didominasi dokter spesialis (61 %). Hasil penelitian ditemukan kelengkapan pengisian resume medis 48 %. Komponen dalam resume medis yang paling tidak sesuai adalah diagnosa sekunder (63 %) dan tindakan (61 %). Ketepatan waktu pengisian resume medis <=24 jam 71 %. Gambaran kualitas resume medis berdasarkan analisis HOT-FIT dari faktor human : pengetahuan tentang resume medis pada level tahu dan paham, belum sampai pada level aplikasi dan memahami dampaknya. Beban kerja dokter dengan pasien yang banyak menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas resume medis, ditambah tidak adanya reward/punishment sehingga tidak ada dorongan semangat untuk memotivasi pengisian resume medis yang baik. Faktor organisasi : SOP belum disosialisasikan, petunjuk teknis pengisian resume medis sudah tidak relevan dengan formulir resume medis yang saat ini digunakan. Tindak lanjut atas laporan analisis kelengkapan dokumen rekam medis belum ada dan belum ada monitoring/evaluasi khusus terhadap pengisian resume medis. Kebijakan BPJS Kesehatan untuk melampirkan fotokopi hasil pemeriksaan penunjang pada berkas klaim menambah beban anggaran rumah sakit. Faktor teknologi : resume medis masih manual, formulir resume medis yang belum mudah untuk digunakan, ada kolom yang sempit dan ada variabel yang perlu ditambahkan.
Kesimpulan : Kualitas resume medis di RSUD Dokter Soedarso Propinsi Kalimantan Barat masih belum lengkap dan akurat. Hal ini disebabkan oleh interaksi yang belum baik pada faktor human, faktor organisasi dan faktor teknologi. Perbaikan melalui teknologi informasi dengan menerapkan rekam medis elektronik diharapkan dapat memudahkan proses pengisian resume medis menjadi lebih lengkap, akurat dan tepat waktu.
Kata Kunci : kualitas resume medis, lengkap, akurat, tepat waktu, HOT-FIT
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-04-21 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/45198
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 1 (2021)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/46182
2023-01-30T05:40:12Z
jisph:ART
"211231 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Kurniawan, Ade -
Gadjah Mada University
Latar Belakang : Saat ini sistem informasi dan teknologi informasi memiliki faktor produktivitas yang paling penting di rumah sakit, untuk perawatan pasien yang berkualitas dan manajemen pembiayaan rumah sakit yang bagus sangat dibutuhkan sistem informasi rumah sakit yang dapat menyediakan informasi yang benar dan tersedia tepat waktu. Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) yang dibuat tanpa membuat perencanaan yang baik dapat mengakibatkan informasi yang dihasilkan sulit terintergrasi, tidak efektif, tidak efisien dan tidak terarah, hal ini dapat mengakibakan kerugian bagi organisasi karena investasi yang dilakukan untuk pengembangan sistem informasi tidak sesuai dengan kebutuhan organiasasi, sehingga untuk menghindari terjadinya hal ini perlu membuat rencana strategis yang baik sebagai acuan organisasi. Rencana strategis sistem informasi dan teknologi informasi diperlukan untuk mendukung rencana strategis rumah sakit.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rencana strategis SI/TI yang mendukung pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi di Rumah Sakit Jiwa Grhasia dengan menggunakan metode Zachman framework.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan action reserch. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara mendalam kepada manajemen, user dan pengelola sistim informasi, observasi dan telaah dokumen.
Hasil : Penerapan SI/TI di RS Jiwa Grhasia DIY masih sangat terbatas, kendala yang dimiliki diantaranya laporan yang masih manual sehingga belum bisa digunakan sebagai pendukung keputusan, SDM IT yang kurang, baik kualitas maupun kuantitasnya, bandwith yang masih terbatas dan belum ada SOP yang mengatur tentang pengelolaan SI/TI. Namun dengan adanya manajemen yang mempunyai komitmen untuk meningkatkan tambahan anggaran untuk meningkatkan kualitas SI/TI di RS Jiwa Ghrasia DIY.
Kesimpulan : Rencana strategis SI/TI menggunakan analisa SWOT mempunyai Strategi SO sejumlah 6 strategi, strategi WO sejumlah 10 strategi, strategi ST sebanyak 5 strategi dan strategi WT sebanyak 3 strategi. Sistem informasi yang akan dikembangkan sebanyak 17 sistem.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-12-30 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/46182
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 3 (2021)
ind
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/46259
2023-02-13T09:46:14Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Pratiwi, Dita Melinda
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Latar Belakang : Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi. Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit menular. Salah satunya vaksin imunisasi campak. Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6 tahun. Campak merupakan penyakit infeksi yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, pada Jurnal Kesehatan Vol 7, No 01, Mei 2019 Page 2 umumnya menyerang anak – anak serta merupakan penyakit endemis di banyak belahan dunia. Virus berdiam dalam sistem pernapasan, sehingga virus menular dengan berbagai cara, misalnya melalui batuk, bersin, atau sentuhan. Karena virus ini menyebar melalui udara, virus ini dapat bertahan hidup di luar tubuh selama 2 jam. Virus ini dapat tetap hidup pada di permukaan, gagang pintu, atau objek apapun dan menginfeksi siapa saja yang menyentuhnya.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuat Peta Digital Persebaran Imunisasi Campak pada bayi di Kabupaten Jember
Metode : Dengan Menggunakan Aplikasi Web yang pada penelitian ini menggunakan aplikasi web Google Fusion Table dengan data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember yang kemudian dibuat dan dipublikasikan dalam bentuk websit.
Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah sebuah peta digital yang menampilkan data persebaran imunisasi Campak pada bayi pada setiap kecamatan di kabupaten Jember tahun 2016.
Kata Kunci : Google Fushion Table, Peta Digital, Imunisasi, Campak
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-04-21 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/46259
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 1 (2021)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/46310
2023-02-13T09:54:17Z
jisph:ART
"211213 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
mHealth Intervention to Knowledge Level and Family Planning Participation of Unmet Need Women in Sleman District: Randomized Controlled Trial (RCT)
Damsyik, Danila
Gadjah Mada University
Lazuardi, Lutfan
Gadjah Mada University
mHealth; intervention; family planning; RCT
Latar belakang: Rendahnya pencapaian program keluarga berencana di Indonesia selama tahun-tahun ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif tetapi memiliki tujuan. Salah satu eksposur informasi yang menargetkan wanita menikah usia reproduksi telah ditetapkan sebelumnya sebagai proyek percontohan di beberapa daerah di Indonesia dengan aplikasi Skata. Kabupaten Sleman sebagai populasi terbesar dan terpadat di Provinsi DIY menjadi tantangan dan peluang sementara wanita unmet need adalah yang tertinggi sebagai perhatian tentang efek samping dari metode kontrasepsi. Menerima informasi yang salah dan kurangnya sumber daya manusia / konselor keluarga berencana yang tersedia di setiap desa menjadi alasan untuk mengeksplorasi efektivitas Skata dalam mencapai indikator keluarga berencana di lapangan.
Tujuan: Mengukur efektivitas intervensi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan partisipasi dalam program keluarga berencana di kalangan wanita unmet need di Kabupaten Sleman.
Metode: Penelitian eksperimental dengan desain uji terkontrol acak (RCT). Populasi penelitian adalah wanita unmet need di Kabupaten Sleman, sampel diperoleh secara acak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Ukuran sampel adalah 207 peserta menggunakan rumus Lemeshow dengan kekuatan 0,80. Variabel independen adalah intervensi kesehatan keliling. Variabel dependen adalah tingkat pengetahuan dan partisipasi dalam program keluarga berencana, yang diperoleh dengan daftar periksa instrumen penelitian melalui wawancara. Analisis data termasuk statistik deskriptif, bivariat (chi-square) dan analisis multivariat (regresi logistik).
Hasil: Analisis McNemar untuk perbedaan tingkat pengetahuan pra dan posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,0002). Analisis chi-square tidak menunjukkan korelasi yang signifikan antara intervensi mHealth dan tingkat pengetahuan (p = 0,1287) tetapi korelasi intervensi mHealth dan partisipasi keluarga berencana menunjukkan nilai yang signifikan (p = 0,030). Analisis regresi logistik untuk proporsi tingkat pengetahuan dalam dua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan sedangkan partisipasi keluarga berencana menunjukkan perbedaan yang signifikan antara intervensi dan kelompok kontrol dengan OR 1,85 (95% CI = 1,06-3,25)
Kesimpulan: Pemanfaatan kesehatan kurang efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan tetapi menunjukkan bukti yang efektif dalam meningkatkan partisipasi keluarga berencana pada wanita unmet need. Usia menunjukkan bukti yang memengaruhi partisipasi keluarga berencana di antara wanita unmet need.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-08-13 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/46310
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 2 (2021)
eng
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/46584
2023-02-13T09:56:56Z
jisph:ART
"211213 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Choiruni, Astri
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
Latar belakang: Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan permasalah kesehatan di Indonesia. Infeksi virus dengue juga menimbulkan beban ekonomi dan kesehatan yang serius. Kota Yogyakarta merupakan kota di wilayah provinsi DIY dengan incidence rate paling tinggi dalam lima tahun terakhir. Informasi tentang penyebaran penyakit dan status risiko infeksi demam berdarah secara spasial akan memudahkan perencanaan yang tepat dan efektif dalam rangka pengendalian penyakit tersebut.
Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan pendekatan spasial temporal. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta pada tahun 2016. Terdapat 174 kejadian demam berdarah dari data sekunder. Titik koordinat kasus, kepadatan vegetasi, kepadatan bangunan dan fogging digunakan sebagai variabel independen. Analisis data menggunakan Satscan, QGIS dan ArcGIS untuk melihat pola sebaran kasus dan kluster yang terjadi.
Hasil: Insiden kasus DBD tertinggi berdasarkan kelompok umur terjadi pada anak-anak usia 10-14 tahun, dan tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin. Kelurahan tegalrejo adalah kelurahan dengan insiden tertinggi (472,44 per 100.000). Ada autokorelasi spasial positif antara kerapatan Vegetasi, kepadatan bangunan dan pelaksanaan fogging dengan kejadian DBD.
Kesimpulan: Analisis spasial temporal menunjukkan kasus dbd memiliki pola sebaran mengelompok/ kluster. Pola distribusi kasus dipengaruhi oleh kerapatan Vegetasi, kepadatan bangunan dan pelaksanaan fogging.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-08-13 00:00:00
application/pdf
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/46584
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 2 (2021)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/52193
2023-02-13T09:43:14Z
jisph:ART
"211021 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Permatasari, Diajeng Sri Andriani
Latar belakang: Kemampuan masyarakat untuk menjangkau fasilitas kesehatan berhubungan erat dengan masalah kesehatan. Fasilitas kesehatan di Indonesia secara jumlah sudah cukup banyak, namun secara sebaran belum merata pada masing-masing daerah, hal ini berdampak pada layanan kesehatan pada masyarakat, baik kemudahan akses maupun cakupan pemberian layanan kesehatan. Masalah kesehatan yang mungkin muncul karena susahnya akses menuju fasilitas kesehatan adalah masalah kematian ibu. Berhubungan dengan kematian ibu, Kabupaten Gunungkidul menjadi daerah dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terendah dalam 2 tahun terakhir. Ibu hamil dapat mengalami kondisi kegawatdaruratan kapan saja, aksesibilitas yang tinggi menjadi hal yang sangat penting ketika terjadinya kegawatdaruratan.
Metode : Penelitian ini menggunakan jenis observasional dengan desain studi cross sectional survey dengan memanfaatkan data sekunder dan primer, sampel penelitian sebanyak 30 puskesmas, 108 puskesmas pembantu, dan 6 rumah sakit daerah maupun swasta. Analisis data menggunakan ArcGIS dan Accessmod 5.0 dengan pendekatan accessibility analysis dan referral analysis.
Hasil: Sebaran lokasi kasus kematian ibu tahun 2018-2019 berdekatan dengan puskesmas. Ketersediaan fasilitas kesehatan sudah dapat mencakup semua wilayah dan tenaga kesehatan sudah mencukupi jumlah minimum. Aksesibilitas menuju puskesmas terbagi menjadi 5 kategori sangat rendah-sangat tinggi dengan range waktu tempuh 0-59 menit. Sebanyak 8 puskesmas mampu PONED dan 1 rumah sakit mampu PONEK menjadi rujukan berdasarkan perhitungan jarak dan waktu tempuh.
Kesimpulan: Aksesibilitas menuju fasilitas kesehatan khususnya puskesmas sudah baik dan sebaran puskesmas merata di setiap kecamatan sehingga dapat mencakup semua permukiman. Kasus kematian ibu dan kunjungan tidak berhubungan dengan jarak menuju fasilitas kesehatan. Rujukan dari puskesmas masih memiliki jarak yang jauh.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-04-21 00:00:00
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/52193
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 1 (2021)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/60510
2020-11-21T16:47:11Z
jisph:ART
"201109 2020 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Sanjaya, Guardian Yoki
Universitas Gadjah Mada
Latar Belakang: BPJS Kesehatan dalam pencapaian Universal Health Coverage pada tahun 2019 akan memiliki salah satu basis data pelayanan kesehatan terbesar di dunia. Seiring dengan meningkatnya volume data yang tersimpan, semakin cepatnya proses mengumpulkan dan menghasilkan data, keragaman datanya serta kebutuhan terhadap kualitas data yang mencerminkan fakta, maka menjadi penting bagi BPJS Kesehatan untuk mengkaji kondisi manajemen data saat ini serta penyiapan database riset sebagai salah satu output.
Metode Penelitian: Pendekatan kulitatif dilakukan untuk mengembangkan database riset BPJS Kesehatan. Literatur review, diskusi kelompok terarah dan identifikasi data di BPJS Kesehatan dilakukan untuk menggali konsep database riset untuk jaminan kesehatan nasional.
Hasil: Database riset BPJS Kesehatan termasuk dalam konsep big data analytics karena volume, jumlah dan frekuensi yang tinggi serta tipe datanya yang beragam. Terdapat 5 dataset yang disepakati untuk dijadikan database riset BPJS Kesehatan. Jumlah peserta BPJS yang terus bertambah menuntut perlunya tatakelola data yang baik untuk memastikan representatif database riset terhadap pertumbuhan tersebut. Beberapa isu lain seperti keamanan data, teknik query dan infrastruktur, serta monitoring penggunaan database riset untuk penelitian perlu dipersiapkan dalam pengembangan database riset.
Kesimpulan: Terdapat 3 aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan database riset BPJS Kesehatan, yaitu konsep big data analytics, representasi database riset yang diambil dari transaksi data di BPJS Kesehatan dan manajemen data yang baik.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2020-11-21 23:47:11
application/pdf
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/60510
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 3, No 2 (2018)
ind
Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/62457
2022-12-20T13:49:44Z
jisph:ART
"211231 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Pemetaan Ekosistem Teknologi Digital untuk Membantu Penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Adiwibowo, Insan Rekso
Center for Health Policy and Management, Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada
e-Health, Pemetaan Teknologi Digital, Covid-19
ABSTRAK
Latar Belakang: Terjadinya lonjakan pasien COVID-19 berakibat pada kelebihan beban Rumah Sakit dan kekurangan logistik medis, banyak institusi baik dari sektor publik maupun swasta bekerja secara cepat mengembangkan infrastruktur teknologi informasi pendukung baik dalam bentuk laman web, aplikasi, ataupun perangkat-perangkat teknologi digital lainnya. Namun upaya-upaya tersebut seringkali tidak terkoordinasi baik antara lembaga kepemerintahan, upaya sektor publik dan sektor swasta/masyarakat. Hal ini mengakibatkan terjadinya asimetri dan fragmentasi informasi di mana informasi berada pada lokus-lokus eksklusif dan hanya digunakan oleh institusi atau komunitas tertentu. Untuk mewujudkan sinergi tersebut dibutuhkan adanya pemetaan keberadaan dan kebutuhan teknologi digital.
Tujuan: melakukan pemetaan lanskap inisiatif teknologi informasi pendukung COVID-19 di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta dan mengidentifikasi gap yang belum terjembatani antara usaha yang dilakukan pemerintah dan sektor swasta untuk membantu persiapan surge capacity rumah sakit
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model analisis dokumentasi. Dalam penelitian ini dokumen yang diselidiki adalah dokumentasi-dokumentasi yang tersedia dalam website atau aplikasi inovasi teknologi digital, kebijakan, himbauan, berita, dan lain sebagainya baik dalam bentuk tertulis maupun audio/visual.
Hasil: Terdapat 26 aplikasi dan 7 website terkait COVID-19 di Indonesia. Aplikasi dan/atau website yang dipetakan menjadi dua kategori, yaitu publik dan non-publik. Kategori publik merupakan aplikasi dan/atau website yang dapat digunakan oleh masyarakat umum dan tidak memerlukan akses khusus. Sedangkan kategori non publik adalah untuk aplikasi dan/atau website yang hanya bisa digunakan oleh pihak-pihak tertentu saja dan memerlukan akses khusus, keberadaan informasi dari kategori non publik ini bersifat rahasia. Terdapat 32 temuan aplikasi/website untuk kategori publik dan 4 temuan untuk kategori non-publik.
Kesimpulan: Pemerintah Daerah DIY (bersama dengan para penggiat TI di DIY) telah membuat berbagai teknologi informasi dalam menangani pandemi COVID-19 (khusus untuk DIY) masih terdapat beberapa tantangan yaitu berkaitan dengan contact tracing, data sharing yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain yang menjadi teknologi yang paling dibutuhkan saat ini. misal para stakeholder, akademisi (peneliti), masyarakat, dan perlunya regulasi dari pemerintah pusat/daerah terkait pengelolaan teknologi informasi agar data dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak terkait untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19.
Kata Kunci: e-Health, Pemetaan Teknologi Digital, Covid-19
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-12-30 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/62457
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 3 (2021)
eng
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/68043
2022-12-20T13:49:44Z
jisph:ART
"211231 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Auliyah, Fitratun
Latar Belakang : Demam berdarah masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Berdasarkan data Dinkes Kota Yogyakarta, kasus demam berdarah sejak tahun 2016 hingga ditahun 2019 terjadi penurunan jumlah, namun pada tahun 2020 mengalami kenaikan kasus. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta merancang sistem informasi Early Warning System for Dengue (EWS DBD) sebagai upaya pengendalian demam berdarah melalui prediksi kasus pada bulan yang akan datang. Namun sistem EWS DBD masih perlu dilakukan pengembangan. Untuk itu penelitian ini memberikan gambaran dan proses dari pengembangan sistem EWS DBD (Roadmap) melalui analisis terhadap aspek-aspek yang seharusnya tercantum dalam perencanaan pengembangan EWS DBD dengan mengacu pada kerangka teori Health Metrics Network (HMN) dengan panduan Framework Technology Roadmapping (TRM).
Metode : Deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus pada kebutuhan terhadap pengembangan EWS DBD berdasarkan teori Health Metrics Network (HMN) dari WHO.
Hasil: EWS DBD digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam penanggulangan demam berdarah. Saat ini EWS DBD dapat melakukan prediksi kasus per-bulan, dengan visualisasi grafik dan peta dengan keterangan kewaspadaan menggunakan warna, terdapat fitur download hasil prediksi, dan fitur conatc us. Pengembangan masih sangat dibutuhkan terutama pada aspek teknologi yang mencakup penambahan frekuensi data per-minggu, pemanfaatan data twitter, perlundungan data sharing (SQL), Keterangan pada visualisasi data, penambahan fitur note/catatan history kebijakan, pemberian retting kebijakan, dan notifikasi, aspek SDM yaitu pengadaan sosialisasi pengendalan sistem, pelatihan interpretasi data, dan panduan prosedur kerja dan aspek Kebijakan yaitu upaya pengintegrasian sistem, adanya kolaborasi antar bidang/instansi, pengajuan HKI.
Kesimpulan : EWS DBD sudah dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan, namun informasi yang diperoleh masih cukup minim, kemudahan dalam penggunaan sistem masih perlu ditingkatkan terutama terkait fitur sistem, SDM, dan organisasi (kebijakan).
Kata Kunci : Roadmap Pengembangan Sistem, Demam Berdarah, Technology Roadmapping
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-12-30 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/68043
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 3 (2021)
ind
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/70727
2022-08-01T15:01:18Z
jisph:ART
"220801 2022 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Pemanfaatan Register Leptospirosis melalui Implementasi DHIS2 di Indonesia
Setiawan, Mohammad Yusuf
Universitas Gadjah Mada
DHIS2, Leptospirosis, Sistem Informasi eZoonosis, Surveilans
Latar belakang: Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus pada beberapa penyakit zoonosis dibandingkan tahun 2018. Salah satu program surveilans zoonosis yang dilakukan di Indonesia adalah Sistem Informasi eZoonosis yang menggunakan platform DHIS2. Platform Sistem Informasi DHIS2 dapat dikustomisasi untuk kasus khusus, salah satunya adalah kasus leptospirosis. Dalam rangka penerapan Sistem Informasi eZoonosis, perlu diadakan beberapa kegiatan pendahuluan seperti sosialisasi dan pelatihan. Dilakukan pengembangan register leptosipirosis dalam Sistem Informasi eZoonosis yang nantinya akan diimplementasikan melalui sosialisasi dan pelatihan. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan akan ditujukan kepada pengguna di tingkat dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas.
Metode: Penelitian ini adalah action research dengan pendekatan mixed-method. Data kualitatif diambil melalui diskusi, wawancara dan observasi sedangkan data kuantitatif diambil melalui kuesioner dan kuis pada platform khusus saat pelatihan secara daring. Data kemudian dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran proses dan implementasi sistem informasi eZoonosis.
Hasil: Tingkat literasi digital, penerimaan sistem dan evaluasi pelatihan daring menunjukkan hasil yang positif. Pengembangan sistem informasi eZoonosis mencakup 7 register, termasuk register leptospirosis. Sistem eZoonosis mencakup pelaporan data individu dan agregrat tentang leptospirosis yang dapat dimonitor secara real time dan didiseminasikan secara deskriptif guna membantu proses pengambilan kebijakan. Evaluasi implementasi menunjukkan masih terdapat kendala penggunaan sistem karena masalah jaringan, kesalahan server dan keterampilan pengguna yang belum maksimal.
Kesimpulan: DHIS2 dapat digunakan sebagai pengembangan sistem informasi surveilans. Tantangan dan kendala yang ditemui selama pengembangan dan evaluasi sistem informasi eZoonosis membutuhkan pengembangan lebih lanjut.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2022-08-01 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/70727
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 7, No 2 (2022)
ind
Copyright (c) 2022 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71078
2022-12-20T13:49:44Z
jisph:ART
"211231 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Analisis Tingkat Mortalitas pada Laporan Tahunan di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar
Anggryani, Femy
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang https://scholar.google.co.id/citations?user=L3WFhb4AAAAJ&hl=id
statistik pelayanan kesehatan; indikator mortalitas; trend; perkiraan
Latar belakang: Rekam medis merupakan sumber data bagi rumah sakit yang dapat diolah menjadi statistik. Statistik mortalitas termasuk dalam statistik pelayanan kesehatan yang bermanfaat dalam upaya penjagaan mutu rumah sakit. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui gambaran statistik tingkat mortalitas di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar beserta trend angka kematiannya sekaligus perkiraan (forecasting) angka kematian pada tahun 2021 dan 2022
Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei merupakan jenis penelitian ini. Data diperoleh melalui observasi dan kuesioner.
Hasil: Trend MDR, PODR, dan ADR mendatar selama 2017-2019. Trend FDR meningkat selama 2017-2019. Prediksi nilai GDR tahun 2021 sebesar 55,34‰ dan tahun 2022 sebesar 48,8‰. Prediksi nilai NDR tahun 2021 sebesar 18,3‰ dan tahun 2022 sebesar 11,33‰. Prediksi nilai MDR tahun 2021 dan 2022 sebesar 0,13%. Prediksi nilai NMR tahun 2021 sebesar 0,19% dan tahun 2022 sebesar 0%.
Kesimpulan: Prediksi indikator mortalitas menunjukkan GDR dan FDR belum memenuhi standar ideal, sedangkan NDR, MDR, NMR, PODR, dan ADR sudah memenuhi standar ideal. Sebaiknya pihak rumah sakit melakukan evaluasi atau audit medis terhadap indikator yang melebihi standar dan terus meningkatkan kinerja pelayanan agar indikator selalu mencapai standar ideal.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-12-30 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71078
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 3 (2021)
eng
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71284
2022-12-20T13:49:44Z
jisph:ART
"211231 2021 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Achmad, Lia
Journal of Information Systems for Public Health
To overcome the problem of data disintegration, the Ministry of Health through Pusat Data dan Informasi Kesehatan (Pusdatin) working together with UGM and the University of Oslo (UiO) to do implementation pilot of Aplikasi Satu Data Kesehatan (ASDK) with platform DHIS2 (District Health Information System 2. In the province of Yogyakarta (DIY), there is the health office of Kulon Progo Regency as the pilot of the implementation of DHIS2. It is necessary to be reviewed how the acceptance of DHIS2 by health human resource in Kulon Progo.
Methods: Research used is non-experimental quantitative research with a cross-sectional study design. The research subject is all staff of the health Office of Kulon Progo Regency. Data retrieval after the respondent following the demo application DHIS2, FGD, and interviews. Analysis of data used for univariate is using the top 2 boxes and grouped into positive and negative categories, carried out the relationship test Rank Spearman and to support quantitative analysis results then discussed with the results of interviews and FGD.
Results: The results obtained are performance expectancy, effort expectancy, social influence and facilitating condition have a significant relationship to the behavioral intention. Then in behavioral intention obtained only 10%. But in the performance variable expectancy obtained positive results about the perception of respondents to the usefulness of DHIS2 when implemented in the district of Kulon Progo is 62%. Respondents had a great expectation of the DHIS2's usefulness but had low intentions of use. It is explained with the results of FGD and interviews where leadership has a role in behavioral intention by staff and there is a different point of view regarding the desire to use DHIS2 between structural officers and staff.
Conclusions: Assessment on performance expectancy tends to be positive with a percentage of 62% while in behavioral intentions only by 10% (with 71% of respondents having an assessment in the neutral to positive range), it is motivated by leadership factors (no direction from structural officials to use DHIS2 after attending DHIS2 workshop, absence of head of health office in the last year period), the number of health applications applied with limited human resources in the health service, understanding of DHIS2 as a new system.
Keywords: UTAUT, Behavioral intention, DHIS2, Acceptance
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2021-12-30 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71284
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 6, No 3 (2021)
ind
Copyright (c) 2021 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71292
2023-01-25T11:25:54Z
jisph:ART
"220420 2022 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Sari, Rizky Yuspita
Universitas Gadjah Mada http://orcid.org/0000-0002-3034-9233
Latar belakang: Peraturan Presiden RI No 39 Tahun 2019 tentang satu data nasional. Peraturan ini mendorong Instansi salah satunya kesehatan untuk memulai mengembangkan sistem satu data kesehatan. Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo untuk meningkatkan sistem pelaporan yang cepat dan akurat sudah dilakukan menggunakan file excel yang di cloud kedalam google drive agar bisa di akses oleh pemegang program dari puskesmas dan dinas kesehatan. Selain itu, dinas kesehatan menggunakan banyak sistem untuk melakukan pelaporan pada masing- masing program. Akan tetapi, hal ini tidak efektif karena adanya fragmentasi data yang dikelola oleh petugas yang berbeda, belum adanya integrasi data, danterdapat banyak pengulangan penginputan data pada beberapa sistem yang membuat beban kerja bertambah, serta kesulitan dalam melakukan visualisasi data.
Metode: Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan action research
Hasil: Proses pengulangan pengisian data pada banyak sistem, laporan yang menumpuk pada laporan berbasis excel, dan tidak ada fungsi visualisasi data secara otomatis untuk menilai capaian kinerja, serta masih sulitnya diseminasi informasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat luas. Implementasi ASDK memudahkan dalam input data, pembuatan visualisasi data, memudahkan akses informasi dengan menggunakan dashboard, serta memudahkan diseminasi informasi.
Kesimpulan: Implementasi ASDK Dinas kesehatan Kulon Progo berjalan dengan baik dan menghasilkan kesepakatan dasboard berupa dashbord perprogram dan dashboard perbidang. Fitur Bulk load membantu input data, hasil visualisasi data memudahkan dalam proses analisa data.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2022-04-20 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71292
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 7, No 1 (2022)
ind
Copyright (c) 2022 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71310
2022-04-20T07:24:52Z
jisph:ART
"220420 2022 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
HIS Implementation in Small Hospital
Perwirani, Resia
Gadjah Mada University https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=xxETYD0AAAAJ http://orcid.org/0000-0003-4907-8477
HIS, Implementation, UAT
Background: Budi Rahayu Hospital at Magelang City has implemented HIS in partnership with the SIMKES FKKMK laboratory of Gadjah Mada University since April 2021. During the initial four months of implementation, Budi Rahayu Hospital experienced various challenges. For understanding and overcome the challenges, it is necessary to construct a strategy of HIS implementation, and then offer a proper recommendation based on study.
Methods: This study is a descriptive qualitative with action research design that describe four stages of action research i.e Diagnosing, Planning, Action, and Evaluation. On the Diagnosing stage, Author arrange an interview and discussion with Hospital Team. Next, Author plan a strategy to generate suitable recommendations for the successful implementation of HIS. In the Action stage, author conduct an implementation review and assistance. Author also manage an UAT as a evaluation stage distributed to respondents using a questionnaire. The study is performed by observing of HIS implementation from September – December 2021. The subject of this study is chosen purposively from departments involved, with total 20 end-users respondents on multiple service units to capture data in a real environtment when HIS is used for healthcare services to patients.
Results: Strategic actions for smooth implementation is active involvements and collaboration from developer team and hospital team monitored by regional health services. the hospital team and developer team formed an online communication group as a place to discuss the problems encountered. There are monitoring activities that involved by regional health services, so the timeline that has been set runs according to the target and the hospital gets optimal benefits of HIS implementation. System acceptance is important for the further development of HIS. The score of HIS acceptance at Budi Rahayu Hospital is 70% based on 85% scenario that execute successfully. Based on system performance, continues maintenance and communication among implementation team, HIS can be accepted with condition of continuous improvement and adjustment.
Conclusions: Active involvements and collaboration from developer team and hospital team, performance improvement and availability of the system is very crucial for user acceptance, satisfaction and overall success of HIS implementation.
Keywords: HIS, Implementation, UAT
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2022-04-20 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71310
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 7, No 1 (2022)
eng
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/download/71310/239116
Copyright (c) 2022 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71311
2022-04-20T07:24:52Z
jisph:ART
"220420 2022 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Raharjo, Untoro Dwi
Universitas Gadjah Mada https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=C9jIcHoAAAAJ&view_op=list_works&gmla=AJsN-F4BK-auLOe41SertT7Czj9-95InLNBEZ_t6xC0TiKWh8B4hTTaL0IImy-j_2bXJPH6-OqZTCeVoOzpbFLxBYe0rNtYNIw7lonkAUhX7RY0b2r5YWHY
Latar belakang: Kegiatan surveilans GHPR dan rabies di Indonesia masih menggunakan cara manual. Kementerian Kesehatan dan UGM berupaya mengembangkan sistem informasi digital untuk kegiatan surveilans GHPR dan rabies dengan platform DHIS2 yang bernama eZoonosis. Sistem ini diharapkan dapat diimplementasikan secara nasional dan dijadikan sebagai pendukung keputusan pemangku kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Kegiatan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan, mengimplementasikan serta mengevaluasi sistem informasi eZoonosis untuk penangan kasus GHPR dan rabies di Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan desain action research dengan pengambilan data menggunakan mixed-method. Proses pengembangan meliputi satu siklus diagnosing, planning, implementing dan evaluationi. Data kualitatif diambil melalui diskusi, wawancara dan observasi sedangkan data kuantitatif diambil melalui kuesioner dan kuis pada platform khusus saat pelatihan secara daring. Data kemudian dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran proses tahapan pengembangan dan implementasi eZoonosis
Hasil: Evaluasi pelatihan daring menunjukkan hasil yang positif. Sistem eZoonosis mencakup pelaporan data individu dan agregrat tentang GHPR dan rabies yang dapat dimonitor secara real time dan didiseminasikan secara deskriptif guna membantu proses pengambilan kebijakan. Evaluasi implementasi menunjukkan masih terdapat kendala penggunaan sistem karena masalah jaringan, kesalahan server, masih menggunakan metode manual dan keterampilan pengguna yang belum maksimal.
Kesimpulan: DHIS dapat digunakan sebagai sistem informasi surveilans rabies. Tantangan dan kendala yang ditemui selama pengembangan dan evaluasi sistem informasi eZoonosis membutuhkan pengembangan lebih lanjut
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2022-04-20 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71311
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 7, No 1 (2022)
ind
Copyright (c) 2022 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71312
2022-08-01T15:01:20Z
jisph:ART
"220801 2022 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Perancangan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Klinik (Smartclinic) di Nima Medical and Rehabilitation Center Yogyakarta
Fitriana, Syarah Mazaya
Universitas Gadjah Mada http://orcid.org/0000-0001-5230-6886
Latar belakang: Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah meliputi hampir seluruh bidang kehidupan manusia, tidak terkecuali di bidang kesehatan. S/eiring dengan perkembangan teknologi, fasilitas kesehatan termasuk didalamnya yaitu Klinik mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis dan melaksanakan sistem rujukan dengan tepat. Sistem pelayanan di klinik Nima Medical and Rehabilitation Center masih belum belum menggunakan sistem informasi sehingga belum efektif dan efisien.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian UCD (User Centered Design). UCD (User Centered Design) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk pengembangan sistem yang berfokus pada tampilan pengguna.
Hasil: Perancangan desain yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada di Klinik. Beberapa yang di update dari sistem sebelumnya antara lain memasukkan profil klinik yang sesuai, menambah user pengguna Smartclinic, membuat desain tampilan dashboard klinik yang relevan sesuai dengan kebutuhan, menambah modul poli anak, poli kulit kelamin, fisioterapi, okupasi terapi dan terapi wicara, Melakukan customisasi master data. menambah master data disabilitas pada modul objektif, menambah diagnosis ICPC dan diagnosis naratif pada modul Asessment, menambah master data obat, vaksin dan tindakan, membuat desain tampilan dashboard tumbuh kembang anak yang diproyeksikan pada grafik Z-Score, menambahkan daftar gambar bagian tubuh manusia untuk dokumentasi klinik dengan gambar, menambahkan fitur pedigree (silsilah keluarga) dalam dokumentasi klinik. Kelebihan yang dimiliki Smartclinic antara lain sistem ini merupakan sistem cloud berbasis SAAS (software as a service) sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan kebutuhan dari pengguna. Sistem ini memiliki sistem back end yaitu proses yang terjadi di belakang layar dan front end yaitu menggunakan pendekatan visual untuk merancang user interface dalam bentuk form.
Kesimpulan: Dalam sistem informasi manajemen klinik ini dapat mempermudah dalam penulisan, penambahan, pengubahan dan pembuatan laporan klinik. Sehingga dengan kemudahan tersebut akan mengurangi risiko kesalahan pencatatan yang diakibatkan tidak atau kurang jelasnya informasi yang didapat agar pekerjaan lebih efektif dan efisiensi.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2022-08-01 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71312
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 7, No 2 (2022)
eng
Copyright (c) 2022 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71321
2022-08-01T15:01:19Z
jisph:ART
"220801 2022 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
nugroho, dwi
Universitas Gadjah Mada http://orcid.org/0000-0001-7498-4282
Background: Emergency incidents that occur in Indonesia are increasing day by day, both emergency incidents due to traffic accidents and incidents due to disease. The Indonesian government issued PERMENKES number 19 of 2016 concerning the Integrated Emergency Management System, in the creation of the SPGDT it is expected to be able to handle emergency cases in an integrated manner so as to minimize cases of disability and death. The Yogyakarta Special Region Health Service is currently running well in the implementation of SPGDT, but currently, the SPGDT application does not have the Mobile-Apps feature, especially on the Tracking Ambulance menu. With the ambulance tracking menu, people can easily make ambulance calls based on emergency cases that occur and also people don't need to worry if they find an emergency incident but the ambulance doesn't come, with ambulance tracking people can also see the movement of an ambulance that is on "standby" or in the process of “evacuating” an emergency event.
Methods: the method in this research is the action research method. This action research method was chosen because the stages of action research start from diagnosis, planning, action and evaluation.
Results: the results of this study, at the stage of identifying needs based on user actors. At the planning stage, what data flows are designed, created and the features needed. At the action stage, it produces a user interface design with Figma. At the evaluation stage, the final prototype score was assessed based on the System Usability Scale (SUS) questionnaire with the final score on the driver page prototype getting a final score of 62, while the prototype for paramedics got a final score of 71. And finally, the general public prototype got a final score of 69
Conclusions: The process of developing the design, planning and implementation of the mHealth application services requires the collaboration of various sectors, both from the user side from the health side. Feedback from various responses is the key to success to ensure the relevance and sustainability of the mHealth application services. Providing useful and easy-to-use and ensuring continuity of technical support can help smooth the process of using the mHealth application in day healthcare.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2022-08-01 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71321
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 7, No 2 (2022)
ind
Copyright (c) 2022 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71322
2022-12-15T05:50:01Z
jisph:ART
"221206 2022 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
wulandari, pradea
Universitas Gadjah Mada http://orcid.org/0000-0002-1807-1005
Background: The development of information systems in Indonesia is now increasingly sophisticated and fast. One of the health information systems used in Indonesia and used as a data warehouse is DHIS2 (District Health Information System Version 2). The purpose of the DHIS2 version was to utilize modern technology with an independent web-based platform and database that facilitates efficient and effective management of national data and as a DHIS2 data warehouse it can be used to create an online-based disease registry form. At the hospital Dr. Sardjito, the disease registry form has not used an electronic form. So this study aims to collaborate between the Dr. Sardjito central general hospital and FKKMK UGM to create a disease registry form, which consists of a COVID-19 form in children, epilepsy form and cancer form, web-based using DHIS2.
Methods: This type of research is action research (AR). This research was conducted at Dr. Sardjito Hospital, Jalan. Health No. 1 Sekip Sinduadi, Sleman Regency, Yogyakarta Special Region in 2021. This study uses secondary data obtained from Dr.Sardjito Hospital. Secondary data analysis is done by collecting data sources, creating files to import data into DHIS2 and creating visualizations and dashboards on DHIS2.
Results: Compile data elements, option sets and indicators for the disease registry in the DHIS2 application. Create a registry form for cancer, COVID-19 in children and epilepsy in the DHIS2 application. Perform dual language metadata translation, namely English to Indonesian for the disease registry package. Display disease registry visualizations and dashboards and create disease registry packages to register epilepsy, covid-19 in children and cancer and the disease registry package has been published.
Conclusions: Provide a form on DHIS2 for disease registration, provide a disease registration package in two languages, display visualizations and dashboards available on the DHIS2 application
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2022-12-15 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71322
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 7, No 3 (2022)
ind
Copyright (c) 2022 Journal of Information Systems for Public Health
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71324
2022-08-02T02:16:58Z
jisph:ART
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/71327
2022-10-06T09:07:24Z
jisph:ART
"220420 2022 eng "
2089-2675
2089-2683
dc
Pradita, Riska
Universitas gadjah Mada http://orcid.org/0000-0003-3072-9057
Latar belakang: Pelayanan ibu, bayi baru lahir dan anak tidak dapat dipisahkan dalam perjalanan kehidupan dan kebutuhan perawatan kesehatan sesuai prinsip Continuum of Care. Di Kabupaten Kulon Progo sendiri telah mengembangkan aplikasi Bumilku untuk memantau kesehatan ibu hamil agar terhindar dari risiko kematian.Meskipun saat ini sudah banyak dilakukan pengembangan aplikasi KIA di tingkat daerah maupun pusat, akan tetapi masing-masing aplikasi masih terfragmentasi sehingga belum memfasilitasi prinsip Continuum of Care. Hal ini juga menyebabkan kebutuhan untuk memasukkan data secara berulang oleh petugas. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis kondisi digitalisasi pelayanan KIA serta mengidentifikasi tantangan dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan di Kulon Progo, kemudian mengusulkan sistem interoperabilitas antar aplikasi KIA khususnya di Kulon Progo (TemenKIA-Ku) yang diharapkan dapat memudahkan antar aplikasi KIA dapat bertukar data kesehatan sehingga petugas tidak perlu memasukkan data secara berulang yang berisiko terjadi dobel data.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode Action Research (AR). Tahapan penelitian terbagi menjadi empat fase yakni (1) Diagnosing, (2) Action Planning, (3) Action Taking, dan (4) Evaluation. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode Studi Dokumentasi dan FGD.
Hasil: Tantangan yang dihadapi dalam implementasi interoperabilitas aplikasi pelayanan KIA di Kulon Progo antara lain terkait pemanfaatan standar internasional untuk pertukaran data seperti FHIR dan terminologi pertukaran data klinis (LOINC, SNOMED CT, dan lainnya), implementasikan kebijakan terkait integrasi dan interoperabilitas data serta diseminasi kepada pengembang, dan juga belum tersedianya sumber daya khusus yang akan menangani isu troubleshooting. Pada penelitian ini dilakukan interoperabilitas antar aplikasi pelayanan KIA yang tersedia di daerah/kabupaten dengan pusat/provinsi. Perancangan interoperabilitas TemenKIA-Ku menggunakan pendekatan standar pertukaran data HL7 FHIR. Tahapan interoperabilitas diawali analisis kebutuhan variable yang digunakan pada aplikasi TemenKIA-Ku, kemudian mapping elemen data ke dalam FHIR Resources, serta melakukan gap analysis, profiling, dan pengujian. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sebanyak 92 % elemen data pada aplikasi TemenKIA-Ku disediakan pada FHIR Resources, sehingga diperlukan penambahan extension elemen data baru sebanyak 8%.
Kesimpulan: Melalui forum komunikasi dan workshop, masing-masing instansi dan pengembang yang terkait aplikasi pelayanan KIA melakukan komitmen dalam mengatasi tantangan pada interoperabilitas TemenKIA-Ku. Interoperabilitas TemenKIA-Ku menggunakan pendekatan standar pertukaran HL7 FHIR, SNOMED CT, LOINC, dan ICD. Simulasi pengujian fungsi interoperabilitas pelayanan KIA telah berhasil diterapkan, selanjutnya dapat dilakukan pengembangan implementasi interoperabilitas pada aplikasi pelayanan KIA di Kulon Progo.
Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
2022-04-20 00:00:00
application/pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jisph/article/view/71327
Journal of Information Systems for Public Health; Vol 7, No 1 (2022)
ind
Copyright (c) 2022 Journal of Information Systems for Public Health
1edeffe8936e94b0d39eb6a9f10b5f97