Upaya Aksesibilitas Data Kesehatan Pasien Untuk Pemantauan Kesehatan Secara Mandiri: Interoperabilitas e-PHR
Riska Pradita(1*)
(1) Universitas gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang: Melalui kemudahan untuk dapat memelihara catatan pemeriksaan medisnya sendiri dan menentukan hak akses dalam memiliki data pribadi, maka pasien dapat memanfaatkan akses tersebut untuk meningkatkan kesehatan dan mengelola penyakitnya sendiri. Namun, saat ini masyarakat masih kesulitan dalam mengakses data kesehatannya. Data yang diambil dalam EHR hanya dapat diakses oleh fasilitas kesehatan, sedangkan pasien tidak memiliki akses bahkan terhadap data kesehatannya sendiri. Melalui PHR, pasien dapat mengakses hasil tes laboratorium dengan cepat, serta melihat riwayat pemeriksaan dan pengobatan. Dalam pelaksanaannya seringkali fasilitas kesehatan tidak membagikan data pasien mereka. Selain itu, catatan kesehatan biasanya disimpan dalam standar yang berbeda pada masing-masing fasilitas kesehatan, sehingga kesulitan untuk pertukaran catatan kesehatan antar fasilitas kesehatan. Padahal, idealnya berbagai layanan sistem informasi dapat saling bertukar data untuk memperoleh data pasien secara komprehensif dan longitudinal. Sejalan dengan hal tersebut, laboratorium SIMKES UGM mengembangkan aplikasi Nusacare, yaitu bentuk digitalisasi dari PHR yang bertujuan memantau kesehatan individu. Agar pengguna dapat mengakses data kesehatannya dari rekam kesehatan elektronik di fasilitas kesehatan maka diperlukan perancangan sistem interoperabilitas.
Metode: Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain penelitian action research. Tahapan penelitian terbagi menjadi empat fase yakni (1) Diagnosing Action, (2) Planning Action, (3) Taking Action, dan (4) Evaluation. Cara pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam, FGD, dan studi dokumen.
Hasil: Tahap diagnosing dengan mengidentifikasi tantangan dalam hal teknis maupun non teknis, serta menganalisis kebutuhan pengguna terkait fitur, standar data dan interoperabilitas aplikasi e-PHR sesuai kebutuhan. Pada tahap planning melalui pemetaan dan gap analysis elemen data yang mengacu standar interoperabilitas HL7 FHIR R4 version menghasilkan profile sistem interoperabilitas yang diunggah dan divalidasi oleh platform Simplifier.net, serta berhasil diuji coba pada aplikasi PHR Nusacare. Pada tahap evaluasi, keseluruhan pengguna menyatakan sistem interoperabilitas bermanfaat terhadap kemudahan akses data kesehatan, membantu pasien dalam melakukan pemantauan kesehatan mandiri, serta mendukung kolaborasi internal organisasi, tetapi terkendala pada interoperabilitas ke organisasi external lainnya yang tidak saling membuka akses untuk interoperabilitas.
Kesimpulan: Sistem interoperabilitas e-PHR dapat memberikan manfaat khususnya bagi pasien untuk memudahkan mengakses data kesehatannya dari rekam kesehatan elektronik di fasilitas kesehatan, dengan mendapatkan informasi kesehatan yang dibutuhkan akan membantu pasien dalam melakukan pemantauan kesehatan secara mandiri sehingga perawatan kesehatan pada pasien dapat berkesinambungan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Benson, T., dan Grieve, G. (2016). Principles of Health Interoperability:SNOMED CT, HL7 and FHIR (Health Information Technology Standards). Springer International Publishing. Cham. http://doi.org/10.1007/978-3-319-30370-3
Coghlan, D. and Brannick, T. (2005). Doing Action Research in Your Own Organization. Sage Publications. London
Flaumenhaft, Y. (2018). Personal Health Records, Global Policy And Regulation Review. Health Policy. In Press : 815–826. doi : 10.1016/j.healthpol.2018.05.002
Gaynor, M and Myung, D. (2008). Interoperability of Medical Applications and Devices General Interoperability Motivation for Interoperability. Sci. York, pp. 1–10, 2008
Hidayat, I.F. (2020). Penerapan Standar FHIR untuk Interoperabilitas Rekam Kesehatan Elektronik Indonesia. Tesis Program Magister. Institut Teknologi Bandung
Katehakis, D. G., Kondylakis, H., Koumakis, L. (2017). Integrated Care Solutions for the Citizen: Personal Health Record Functional Models to Support Interoperability. European Journal for Biomedical Informatics, 13(1). https://doi.org/10.24105/ejbi.2017.13.1.8
Kemenkes RI. (2021). Situasi dan Tantangan Kesehatan Digital Indonesia CETAK BIRU STRATEGI TRANSFORMASI DIGITAL KESEHATAN 2024 1. Jakarta: RI
Kemenkes RI. (2022). Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. Jakarta: RI
Kementerian PPN/Bappenas. (2021). Evaluasi Digitalisasi Pelayanan dan Sistem Informasi Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: RI
Luna, D., et al. (2019). Interoperability in Digital Health. Inter-American Development Bank
Mansoor, M. E., & Majeed, R. (2010). Achieving Interoperability among Healthcare Organizations. Master Thesis. Blekinge Institute of Technology
Presiden Republik Indonesia. (2019). Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Jakarta: RI
Roehrs, A., Da Costa, C. A., Righi, R. D. R., Rigo, S. J., & Wichman, M. H. (2019). Toward a Model for Personal Health Record Interoperability. IEEE Journal of Biomedical and Health Informatics, 23(2), 867–873. https://doi.org/10.1109/JBHI.2018.2836138
Saripalle, R., Runyan, C., & Russell, M. (2019). Using HL7 FHIR to Achieve Interoperability in Patient Health Record. Journal of Biomedical Informatics, 94(April), 103188. https://doi.org/10.1016/j.jbi.2019.103188
Utarini, Adi. (2020). Penelitian Kualitatif Dalam Pelayanan Kesehatan: Tak Kenal Maka Tak Sayang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
World Health Organization and International Telecommunication Union. (2020). Digital Health Platform: Building a Digital Information Infrastructure (Infostructure) for Health. Geneva. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO
DOI: https://doi.org/10.22146/jisph.75976
Article Metrics
Abstract views : 1917 | views : 2903Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Journal of Information Systems for Public Health