Gambaran faktor lingkungan fisik wilayah kerawanan malaria di kabupaten buol

https://doi.org/10.22146/jisph.11733

Ichsan Ichsan(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar Belakang :Malaria adalah penyebab kematian nomor 4 di dunia setelah infeksi pernapasan, HIV/AIDS dan diare. Hasil laporan WHO dalam World Malaria Report tahun 2014 memberikan laporan bahwa terjadi 198 juta kasus malaria terjadi pada  97 negara yang ada di dunia dan dilaporkan 584.000 kematian terjadi setiap tahunnya. Malaria erat kaitannya dengan faktor–faktor lingkungan, seperti geofisik, biogeografik, klimatologik sampai pada faktor-faktor  yang berkaitan dengan agen penyebab penyakit, manusia dan  nyamuk vektornya. Perbedaan kondisi lingkungan di tiap wilayah menyebabkan penyebaran penyakit malaria pun berbeda. Kabupaten Buol merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki kasus kejadian malaria yang masih tinggi pada beberapa wilayahnya (API > 5/1000 penduduk). Kegiatan eliminasi dan pengawasan malaria secara terestial dalam wilayah yang luas membutuhkan banyak biaya, tenaga dan waktu. Pengaruh subjektifitas dalam hasil pengawasan merupakan masalah lain pada aplikasi metode konvensional dari pengawasan vektor dan penyakit yang umumnya bersifat manual. Masalah teknis ini perlu diatasi dengan metode atau alat alternatif yang objektif, efisien dan efektif baik dalam pemetaan, pemantauan/monitoring maupun prediksi untuk wilayah rawan malaria. 


Keywords


Faktor lingkungan, Kerawanan, Kejadian Malaria

Full Text:

PDF PDF


References

WHO. World Malaria Report 2014. Vol 55. 2014. doi:10.1007/s00108-013-3390-9. 2. Kemenkes RI. 424 Kabupaten di Indonesia di Tetapkan Endemis Malaria. 2010. http://www.antaranews.com/berita/235322/424-kabupaten-di-indonesia-ditetapkan-endemis-malaria. 3. Kemenkes Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kemenkes RI; 2013. 4. Mardihusodo. Pendekatan Epidemiologis serta Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh Sistem Informasi Geografis untuk Pemberantasan Malaria. 2001. 5. Bambang Yunianto, Sunaryo R. Bionomik Vektor Malaria di Empat Daerah ICDC-ADB Provinsi Jawa Tengah. In: Seminar Hari Nyamuk Ke II. Vol ; 2002:1-18. 6. Dinas Kesehatan Kabupaten Buol. Profil Dan Data Malaria Kabupaten Buol 2012. Buol; 2012. 7. Saleh. Studi Habitat Anopheles nigerrimus gilles 1900 dan Epidiomologi Malaria di Desa Lengkong, Kabupaten Sukabumi. 2002. 8. Marpaung F. Penyusunan Model Spasial Untuk Memprediksi Penyebaran Malaria ( Studi Kasus Kabupaten Sukabumi , Jawa Barat ). 2006. 9. Hagenlocher M, Castro MC. Mapping malaria risk and vulnerability in the United Republic of Tanzania : a spatial explicit model. 2015:1-14. doi:10.1186/s12963-015-0036-2. 10. Hakim L, Ipa M. Sistem Kewaspadaan dalam KLB Malaria Berdasarkan Curah Hujan, Kepadatan Vektor dan Kesakitan Malaria di Kabupaten Sukabumi. Media Litbang Kesehat. 2007;XVII(2):34-40. 11. Teklehaimanot HD, Lipsitch M, Teklehaimanot A, Schwartz J. Weather-based prediction of Plasmodium falciparum malaria in epidemic-prone regions of Ethiopia I. Patterns of lagged weather effects reflect biological mechanisms. Malar J. 2004;3:41. doi:10.1186/1475-2875-3-41. 12. Subekti Rahayu, Rudi Harto Widodo, Meine Van Noordwijk, Indra Suryadi, Bruno Verbist. Monitoring Air Di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World Agroforestry Centre; 2009. 13. Alemu K, Worku A, Berhane Y, Kumie A. Spatiotemporal clusters of malaria cases at village level, northwest Ethiopia. Malar J. 2014;13(1):223. doi:10.1186/1475-2875-13-223. 14. Suwito. Studi Kondisi Lingkungan dan Perilaku Masyarakat Sebagai Faktor Risiko Kejadian Malaria. 2005. 15. Lestari EW, Sukowati S, Soekidjo, Ra W. Vektor Malaria Di Daerah Bukit Menoreh, Purworejo, Jawa Tengah. Media Litbang Kesehat. 2007;XVII:30-35. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/805/1674. 16. Pattanayak S, Corey C, Sills E, Kramer R, Murry B. Malaria, Deforestation and Poverty: A Call for Interdisciplinary Policy Science. 2003;(September):1-19. papers2://publication/uuid/F62133B8-C58A-4A31-9217-555F9603B235. 17. Service MW. Agricultural development and arthropod-borne diseases : a review Desenvolvimento agrícola e doenças veiculadas por artrópodes : Revisão. Rev Saude Publico. 1991;25(1). 18. Gordis L. Epidemiology. Vol 4th ed. Philadelpihia: Saunders Elsevier; 2008.



DOI: https://doi.org/10.22146/jisph.11733

Article Metrics

Abstract views : 2222 | views : 2085 | views : 779

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health

shopify traffic stats View My Stats