Pengaruh Abu Sabut Kelapa Terhadap Ketersediaan K di Tanah dan Serapan K pada Pertumbuhan Bibit Kakao

https://doi.org/10.22146/ipas.2534

Sitti Risnah, Prapto Yudono, dan Abdul Syukur(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


INTISARI

Peningkatkan produksi kakao dengan upaya ektensifikasi pada lahan marginal terus dilakukan, kegiatan pemupukan untuk meningkatkan kesuburan tanah guna peningkatan produksi kakao terkendala dengan harga pupuk yang mahal dan kelangkaan. Oleh karena itu diperlukan alternatif sebagai pengganti pupuk berupa pupuk organik yang berasal dari limbah tanaman. Alternatif untuk mengganti pupuk KCl adalah dengan abu sabut kelapa yang memiliki kandungan K yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian abu sabut kelapa terhadap ketersediaan K dalam tanah dan untuk mengetahui serapan K pada pertumbuhan bibit kakao.

Penelitian dilaksanakan di Kebun Tridarma Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Februari – Juni 2012. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yang terdiri enam perlakuan dengan tiga ulangan. A01(kontrol 1) = KCl 100% rekomendasi, A02 (kontrol 2) = tanpa pupuk abu dan KCl, A1 = abu sabut kelapa setara 50% rekomendasi KCl, A2 = abu sabut kelapa setara 100% rekomendasi KCl, A3 = abu sabut kelapa setara 150% rekomendasi KCl, A4 = abu sabut kelapa setara 200% rekomendasi KCl. Keseluruhan terdapat 15 satuan percobaan. Dilakukan analisis awal pada tanah dan abu sabut kelapa. Parameter pengamatan meliputi kesuburan tanah setelah inkubasi (pH, BO, KPK dan K tersedia tanah), kesuburan tanah setelah tanam (K tersedia dan pH tanah), serapan K. analisis dilakukan dengan sidik ragam pada uji jarak ganda Duncan taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 200% abu sabut kelapa efektif meningkatkan K tersedia tanah hingga umur 4 bulan setelah tanam. tetapi tidak berbeda nyata dengan 150% abu sabut kelapa. Perlakuan 200% abu sabut kelapa (39,25 g ) memperlihatkan ketersediaan K dalam tanah tetap tinggi pada 4 bulan setelah tanam tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 150% (29,44 g) dan 100% (19,64 g) abu sabut kelapa. Dosis 200% (39,25 g) abu sabut kelapa menunjukkan serapan K tertinggi namun tidak berbeda nyata dengan dosis 150% (29,44 g) dan 100% (19,64g) abu sabut kelapa.

Kata Kunci : abu sabut kelapa, ketersedian, pertumbuhan, bibit kakao

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/ipas.2534

Article Metrics

Abstract views : 14452 | views : 7475

Refbacks

  • There are currently no refbacks.