EFEKTIVITAS KAPORIT PADA PROSES KLORINASI TERHADAP PENURUNAN BAKTERI Coliform DARI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT X SAMARINDA (The Effectiveness of Calcium Hypochlorite to Chlorination Process in Decreasing the Amount of Coliform Bacteria in the Wastewater of X)
Muhammad Busyairi(1*), Yodi Prapeta Dewi(2), Devita Irianti Widodo(3)
(1) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua, Jalan Sambaliung no. 9 Samarinda 75119
(2) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua, Jalan Sambaliung no. 9 Samarinda 75119
(3) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua, Jalan Sambaliung no. 9 Samarinda 75119
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK
Kaporit pada limbah cair rumah sakit digunakan sebagai desinfektan, tetapi, penggunaan kaporit dengan dosis yang tidak tepat akan menyebabkan pembentukan senyawa Trihalomethane (THMs) yang beracun dan bersifat karsinogenik. Pada limbah cair rumah sakit X Samarinda, diperoleh nilai MPN Coliform sebesar >160.000 MPN / 100 mL dengan residu klor sebesar 0 ppm. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis optimum dari penggunaan kaporit menggunakan titik Breakpoint Chlorination (BPC) dan pengaruhnya terhadap penurunan Coliform. Analisis dilakukan dengan titrasi iodometri dan menghitung jumlah bakteri Coliform memakai metode Most Probable Number (MPN). Penentuan dosis kaporit berdasarkan dosis optimum pada titik BPC dimaksudkan agar dapat menjaga residu klor dari penambahan dosis yang semakin meningkat. Hasil penelitian mempengarui rerata kadar bahan organik pada sampel limbah cair sebesar 137,26 ppm, sehingga dosis kaporit yang dibubuhkan dimulai dari 130-165 ppm. Titik BPC terjadi pada pembubuhan klor aktif 160 ppm untuk kedua waktu kontak yaitu 30 dan 40 menit. Pada titik BPC, waktu kontak 30 menit diperoleh rerata persentase penurunan nilai Coliform yaitu 98,21% sebesar 2.899 MPN / 100 mL dengan residu klor sebesar 88 ppm. Pada waktu kontak 40 menit diperoleh persentase penurunan bakteri Coliform hingga 98,83%, yaitu dari >160.000/100 mL menjadi 1.866/100 mL dengan residu klor 97,5 ppm.
ABSTRACT
Calcium hypochlorite of hospital wastewater serves as disinfectant, however, inappropriate dose of it will lead to the formation of Trihalomethane (THMs) which is toxic and carcinogenic. The value of MPN Coliform of wastewater in X hospital Samarinda is >160.000 MPN / 100 mL with residual chlorine 0 ppm. This research aims at determining the optimum dose of calcium hypochlorite usage by using Breakpoint Chlorination curve and its effect to Coliform decrease. Further, the analysis is done by employing iodometric titration and the amount of Coliform bacteria is calculated by using Most Probable Number (MPN) method. Calculation of calcium hypochlorite dose is based on the optimum dose at Breakpoint Chlorination (BPC) in order to maintain the residual chlorine from the addition of increasing doses. The research result has an impact on the average of organic substance in wastewater sample, it is about 137,26 ppm, so the dose of calcium hypochlorite needed is between 130-165 ppm. BPC curve occurs at 160 ppm of active chlorine for both contact time 30 and 40 minutes. At the BPC point of 30 minutes contact time obtained a mean percentage reduction of Coliform value is 98.21% which is 2,899 MPN/100 mL with residual chlorine 88 ppm. Besides, at 40 minutes contact time obtained the percentage reduction of Coliform bacteria up to 98.83%, it is from >160,000/100 mL to 1,866.67/100 mL with residual chlorine 97.5 ppm.
Keywords
Full Text:
ARTIKEL LENGKAP (PDF) (Bahasa Indonesia)References
Arifiani, 2007. Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air PDAM Ibukota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Jurnal Presipitasi, 3(2):78-85.
Ali, M., 2010. Peran Proses Desinfeksi dalam Upaya Peningkatan Kualitas Produk Air Bersih. Universitas Pembangunan Veteran Nasional, Surabaya.
Andhika J.D., Duta, Trijoko, Hanani, dan Yusniar. 2013. Kadar Sisa Chlor dan Kandungan Bakteri E.coli Perusahaan Air Minum Tirta Moedal Semarang Sebelum dan Sesudah Pengolahan. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2(2):1-9.
Anonim, 1999. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Anonim, 2004. Air dan Air Limbah-Bagian 22: Cara Uji Nilai Permanganat secara Titrimetri. SNI 06-6989.22-200, Jakarta.
Anonim, 2008. Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam Daging, Telur dan Susu, serta Hasil Olahannya. SNI 2897:2008. Jakarta.
Asmadi, 2013. Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit. Gosyen Publishing, Yogyakarta, pp 3-1
Budiyono dan Sumardiono, S., 2013. Teknik Pengolahan Air. Graha Ilmu, Yogyakarta, pp 103–110.
Boekoesoe, L., 2010. Tingkat Kualitas Bakteriologis Air Bersih di Desa Sosial Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Inovasi 7(4):246-249.
Davis, M.L., 2011. Water and Wastewater Engineering. McGraw-Hill, New York.
Joko. T. 2010. Unit Produksi Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rosyidi, M.B., 2010. Pengaruh Breakpoint Chlorination (BPC) terhadap Jumlah Bakteri Koliform dari Limbah Cair Rumah Sakit Umum Sidoarjo. Institut Teknologi Surabaya, Surabaya.
Said, N.I., 2007. Desinfeksi untuk Proses Pengolahan Air Minum. Jurnal Air Indonesia, 3(1):15-20.
Sutrisno, T., 2010. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta ; Jakarta, pp:34-35.
Shovitri, M., Rosyidi, M.B., Nurhatika, S., dan Zulaika, E., 2011. Apakah Breakpoint chlorination (BPC) selalu Aplikatif untuk Mengolah Limbah Cair Rumah Sakit?. Jurnal Purifikasi, 12:83-92.
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18786
Article Metrics
Abstract views : 58199 | views : 34734Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan
JML Indexed by:
View My Stats