STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN DAN KONSERVASI LAHAN DI KAWASAN SEGARA ANAKAN, JAWA TENGAH (Agriculture and Land Conservation Development Strategy in Segara Anakan Region, Central Java, Indonesia)
Suratman Suratman(1*), Miseri Roeslan Afany(2)
(1) Balai Penelitian Tanah, Puslitbang Tanah dan Agroklimat, Bogor. Jl. Ir. H. Juanda 98
(2) Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, UPN "Veteran" Yogyakarta, Jln. Lingkar Utara, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK
Segara Anakan merupakan suatu kesatuan kawasan laguna yang mempunyai keunikan, tidak sebagaimana umumnya lahan pantai pasang surut di Indonesia. Beberapa keadaan dan proses yang khas terjadi di kawasan ini, antara lain adanya pasang surut yang bergantian secara musiman antara air asin dan tawar, sedimentasi sungai sangat cepat sehingga terbentuk “tanah timbul”, penyempitan kawasan perairan, pembentukan dan perubahan alur sungai, serta penciutan hutan mangrove. Keadaan ini menyebabkan perubahan yang drastis terhadap mata pencaharian penduduk yang tadinya nelayan menjadi petambak dan petani. Untuk itu diperlukan masukan strategi pengembangan pertanian yang sesuai dengan karakteristik lahan yang khas tersebut. Sesuai dengan karakteristik lahannya, daerah ini dapat dikelompokkan menjadi zona pengembangan tambak, pengembangan lahan basah, lahan kering, tanaman tahunan, dan areal konservasi. Dari segi konservasi diperlukan tindakan pengendalian sedimen dan mempertahankan keberadaan areal sempadan pantai dan hutan mangrove.
ABSTRACT
Segara Anakan is a lagoon which has unique characteristics different from other swamp lands in Indonesia. Its characteristics include seasonal fluctuation of fresh water river and sea water, rapid river sedimentation, narrowing water area, forming and changing river channels, and decreasing forest area. These phenomena have drastically changed people occupation. They, who were previously fishermen, have changed to be farmers. These conditions require an agriculture development strategy suitable for that area. Based on its characteristics, the area can be categorized into development zones for fishpond, wetland, dry land, annual crop, and conservation. This area requires actions to control the sedimentation process for maintaining its coastal belt and mangrove forest.
Full Text:
ARTIKEL LENGKAP (PDF) (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18615
Article Metrics
Abstract views : 3614 | views : 3960Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan
JML Indexed by:
View My Stats