Cover Image

KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU WEH PASCA BENCANA MEGA TSUNAMI (Coral Reef Condition in Weh Island after Mega Tsunami Disaster)

https://doi.org/10.22146/jml.18561

Dini Purbani(1*), Terry Louise Kepel(2), Amadhan Takwir(3)

(1) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta 14430
(2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta 14430
(3) Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari Sulawesi Tenggara 93232
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang pasca tsunami sebagai langkah awal dalam upaya rehabilitasi terumbu karang. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan kondisi terumbu karang tahun 2002 sebelum tsunami dan tahun 2009 pasca tsunami menggunakan citra satelit Landsat ETM7 melalui analisis Lyzenga. Pengamatan langsung di lapangan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect) dan pengukuran kualitas perairan. Lokasi pengamatan berada di Ujung Seurawan,  Sea Garden di Pulau Rubiah,  Sea Garden 1, Rubiah Channel 2 dan  Loh Weng. Kondisi terumbu karang yang berada di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Weh ini berada pada kondisi yang buruk sampai baik. Terumbu karang kondisi baik terdapat di lokasi Sea Garden 1 (54,26 %), kondisi sedang di Rubiah Channel 2 (26,32%) dan Sea Garden 2 (39,5%) sedangkan kondisi buruk terdapat di Ujung Seurawan (19,28 %) dan Loh Weng (15,14%). Bentuk kerusakan terumbu karang antara lain patah, terbalik dan hanyut. Jenis terumbu karang yang rusak terdapat di sebelah timur Pulau Weh yaitu sekitar Pulau Rubiah dan sekitar Teluk Loh Pria Laot. Kisaran kondisi perairan berupa pH, salinitas, suhu dan DO menunjukkan bahwa kualitas perairan berada pada kondisi baik untuk perencanaan kegiatan rehabilitasi terumbu karang.

ABSTRACT

This study aims to determine the condition of coral reefs after the tsunami as the first step in the rehabilitation of coral reefs. The methods used are of comparing the condition of coral reefs between pre-tsunami in 2002 and post-tsunami in 2009 using Landsat satellite imagery ETM7 through Lyzenga analysis, direct observe of the coral reefs in the field have been done using the LIT (Line Intercept Transect) and measurement of water quality. Locations of observations are in Ujung Seurawan, Sea Garden in Rubiah Island, Sea Garden 1, Rubiah Channel 2 and Loh Weng. The condition of coral reefs in the Natural Park (TWA) Weh Island is generally in the range between poor and good. The coral reefs at Sea Garden 1 (54.26 % ) are in good condition, those in Rubiah Channel 2 (26.32 % ) and Sea Garden 2 (39.5 %) are in moderate condition, while those in Ujung Seurawan (19.28 % ) and Loh Weng (15.14 %) are in  poor conditions. Forms of damage to coral reefs are including broken, overturned and swept away. The damaged reefs are located on the east of Weh Island, which is around Rubiah Island and around the Gulf of Loh Pria Laot. Range of water conditions such as pH, salinity, temperature and DO indicate that the qualities of the waters are good for rehabilitation planning of coral reefs.


Keywords


gempa bumi; kualitas air; rehabilitasi; terumbu karang; coral reefs; eartquake; rehabilitation; tsunami; water quality



References

Anonim., 2003. Situs http://www.sabangkota.go.id diakses tanggal 17 November 2012.

Anonim., 2004. Data dan Informasi Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan. Banda Aceh.

Anonim, 2007. Sabang Dalam Angka. Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Sabang.

Baird, A.H., Campbell, S.J., Anggoro, A.W., Ardiwijaya, R.L., Fadli, N., Herdiana, Y., Kartawijaya, T., Mahyiddin, D., Mukminin, A., Pardede, S.T., Pratchett, M.S., Rudi, E., dan Siregar, M., 2005. Acehnese Reefs in The Wake of the Asian Tsunami. Current Biology 15:1926-1930.

Baird, A.H., Campbell, S.J, Fadli, N., Hoey, A.S., dan Rudi, E., 2012. The Shallow Water Hard Corals of Pulau Weh, Aceh Province, Indonesia. Aquaculture, Aquarium, Conservation and Legistion International Journal of the Bioflux Society 5(1):23 – 28.

Diposaptono. S., dan Budiman., 2008. Hidup Akrab dengan Gempa dan Tsunami. Penerbit Buku Ilmiah Populer, Bogor.

Estradivari, Susilo, N., dan Yusri, S., 2005. Prosiding Inisiatif Bersama Untuk Peduli Penilaian Terumbu Karang Aceh dan Sumatra Utara. The Indonesian Coral Reef Working Group (ICRWG).

English, S., Wilkinson, C., dan Baker, V., 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 378.

Gomez, E.D., dan Yap, H.T., 1988. Monitoring Reef Condition dalam R.A. Kenchington dan B.E.T. Hudson (eds.) Coral Reef Management Handbook. UNESCO Regional Office for Science and Technology for Southeast Asia, Jakarta.

Harriot, V.J., dan Fisk, D.A., 1988. Coral Transplation as Reef Management Option. Proceedings of the 6th International Coral Reef Symposium 2: p.375-379.

Jha D.K., Vinithkumar N.V., Santhnakumar J., Nazar A.K.A., dan Kirubagaran R., 2011. Assessment of Post Tsunami Coral Reef Resource in Pongi Balu Coast, South Andaman Islands. Current Science, 100(4):530-534.

Keppel, T.L., dan Abrar, M., 2008. Kondisi Terumbu Karang Di Kabupaten Nias Dan Kabupaten Simeulue Pasca Satu Tahun Mega Tsunami 2004. Jurnal Segara, 9 (1):13-21.

Kumaraguru, A.K., Jayakumar, K., Wilson, J.J dan Ramakritinan, C. M., 2005. Impact of the tsunami of 26 December 2004 on The Coral Reef Environment of Gulf of Mannar and Palk Bay in The Southeast Coast of India. Current Science, 89(10):1729-1741.

Lyzenga, D.R., 1978. Passive Remote Sensing Techniques for Mapping Water Depth and Bottom Features. Applied Optics. 17: 379-383.

Nybakken, J.W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa: M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen dan M. Hutomo. Gramedia, Jakarta.

Santoso, A.D., dan Kardono, 2008. Teknologi Konservasi dan Rehabilitasi Terumbu Karang. Jurnal Teknologi Lingkungan, 9(3):121-226.

Tambubolon, P.H., Idris., Irawan, S., Sihombing, R., Bachtia, R., Madduppa, H., Estradivari., Haraha, A.K., Noegroho, M.A., Siregar, A.M., Anggoro, A.W., Antonius., Retno, C.D.A., Muttaqin, E., Setawan, F., Fahad., Melati, R., Destari, A., Ariansyah, I., Prasetia, R., Alimuddin., dan Niagara, R. 2004. Laporan Ilmiah Ekspedisi Zooxanthellae VII. Kondisi dan Potensi Ekosistem Terumbu Karang Perairan Sabang, Pulau Weh. Propinsi Naggroe Aceh Darussalam.



DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18561

Article Metrics

Abstract views : 4848 | views : 4233

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan



JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats