Cover Image

PENGENTASAN KEMISKINAN YANG KOMPREHENSIF DI BAGIAN WILAYAH TERLUAR INDONESIA - KASUS KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA (Comprehensive Poverty Reduction in Indonesian Outermost Regions - Case Study of Nunukan Regency-North Kalimantan Province)

https://doi.org/10.22146/jml.18549

Sri Rum Giyarsih(1*)

(1) Program Studi Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta 55281
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

Kabupaten Nunukan terletak di Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan salah satu kabupaten terluar di Indonesia. Kondisi pemilikan aset sumberdaya yang bervariasi antar kecamatan di Kabupaten Nunukan menyebabkan variasi kondisi kemiskinan di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui kondisi kemiskinan di Kabupaten Nunukan dan merumuskan program pengentasan kemiskinan yang komprehensif di Kabupaten Nunukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan pengumpulan data berupa observasi lapangan, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terfokus. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kemiskinan di Kabupaten Nunukan bervariasi antar kecamatan. Kondisi ini disebabkan oleh bervariasinya pemilikan aset sumberdaya antar kecamatan. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat dua pola pengentasan kemiskinan yang komprehensif di Kabupaten Nunukan. Pola pengentasan kemiskinan yang dimaksud adalah pola pengentasan kemskinan untuk kelompok anak-anak berupa pendidikan ekstra kurikuler ekonomi kreatif produktif dan pola pengentasan kemiskinan untuk kelompok dewasa adalah program pelatihan, bantuan modal, pendampingan, monitoring, dan pemasaran hasil melalui wadah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

 

ABSTRACT

Nunukan Regency, located in the North Borneo Province, is one of Indonesia's outer regions. The variation of resources ownership among districts inside Nunukan Regency causing different poverty level in this region. This study aims to determine the poverty condition in Nunukan Regency and to formulate a comprehensive poverty reduction program in this regency. The method used in this study is based on survey method, consists of data collection from field observations, in-depth interviews, and focus group discussions. Data processing and analysis were analyzed using descriptive-qualitative analysis. The results showed that there was a variation of poverty conditions for each district in Nunukan Regency. This condition was caused by the variation of resource ownership among the districts. This study also reveal that there were two patterns of comprehensive poverty reduction in Nunukan Regency. The patterns of poverty reduction consist of  the reduction for groups of children by conducting extra-curricular education and creative economy productive program, while poverty reduction for adult groups consists of training programs, financial aids, mentoring, monitoring, and products marketing through micro, small, and medium scale corporation. value of water, the community is expected to support the preservation of MKPSF ecosystems. Economic value of water was aproached by estimating the willingness to pay (WTP) of community in two villages directly adjacent to MKPSF. Respondents are the people of the two villages which are the source of water comes from MKPSF. Respondents' willingness to pay values obtained from interviews using open-ended questions. The results showed that the total economic value of water MKPSF  region derived from the value of water for household and water for transportation was Rp. 888,834,365,275.25 per year or Rp. 6,431,507.71 per hectare per year. This suggests that in relation to the availability of water for surrounding communities, MKPSF  provide significant benefits that can be monetary  assessed. So that  the sustainability of MKPSF ecosystem should be supported to maintain environmental quality and economic sustainability.


Keywords


pengentasan kemiskinan; komprehensif; wilayah terluar Indonesia; sumberdaya; poverty reduction; comperhensive; Indonesian outermost regions; resources



References

Anonim. 2012. Profil Kabupaten Nunukan. BAPPEDA Kabupaten Nunukan. Tidak dipblikasikan. Chambers, R. 1987. Sustainable Livelihoods, Environment and Development: Putting Poor Rural People First. IDS Discussion Paper. IDS. Brighton. Giyarsih, S.R, L. Muta’ali, R.W.D. Pramono. 2003. Peran Koridor Perkotaan Dalam Pembangunan Wilayah Perdesaan di Koridor Segitiga Pertumbuhan Joglosemar. Laporan Penelitian Hibah Bersaing XI. Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional UGM. Yogyakarta (Tidak dipublikasikan). Giyarsih, S.R. 2003. Transportasi dan Aksesibilitas Perdesaan, Prosiding Seminar Nasional Geografi Perdesaan Peluang dan Tantangan Pembangunan di Indonesia. 15 Desember 2003 Giyarsih, S.R. 2010a. Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor Yogyakarta-Surakarta dimuat dalam Jurnal Forum Geografi, Fakultas Geografi UMS, 24(1) : 28-38. Giyarsih, S.R. 2010b. Urban Sprawl of The City of Yogyakarta, Special Reference to The Stage of Spatial Transformation, Indonesian Journal of Geography, 42 (1) : 49-60. Giyarsih, S.R. 2010c. Pemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis DAS Bengawan Solo Hulu, Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Universitas Islam Indonesia, 2 (2): 90-96. Giyarsih, S.R. 2011. Regional Transformation in the Yogyakarta-Surakarta Corridor, International Conference on the Future of Urban and Peri-Urban Area, Yogyakarta, July 11th – 12th Giyarsih, S.R., Z. Abdi, S. Ma’mun, S. Hasanati, L. L. Sitohang, I. A. Junaidi. 2011. Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi dan Sinergisme Kelembagaan Sebagai Bentuk Pengelolaan DAS Terpadu dalam Potensi dan Permasalahan Lingkungan di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Wilayah Pesisir, Biro Penerbitan Fakultas Geografi UGM. Giyarsih, S.R. 2012a. Sinergisme Spasial dan Sinergisme Fungsional Sebagai Bagian Penting Untuk Kerjasama Antar Daerah di Koridor Antar Kota, Prosiding, Seminar Nasional, Informasi Geospasial untuk Kajian Kebencanaan dalam Mendukung Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial (Spatial Thinking) Masyarakat, Surakarta 22 Maret 2012. Giyarsih, S.R. 2012b. Koridor Antar Kota sebagai Penentu Sinergisme Spasial : Kajian Geografi yang Semakin Penting, Jurnal Tata Loka,. 1(2): 90-97. Giyarsih, S.R. 2012c. Dampak Transformasi Wilayah Terhadap Kondisi Kultural Penduduk (Tinjauan Perspektif Geografis) dimuat dalam Jurnal Forum Geografi, 26 (2) : 120-131. Rahardjo, M.D. 1994. Pragmatisme dan Utopia: Corak Nasionalisme Ekonomi Indonesia. LP3ES. Jakarta. Salim, E. 1980. Perencanaan Pembangunan di Indonesia. PT Gramedia Jakarta. Suhardjo. 1988. Peranan Kelembagaan dalam Hubungan dengan Komersialisasi Usaha Tani dan Distribusi Pendapatan: Studi Kasus Daerah Pegunungan Wilayah Kabupaten Banjar Jawa Tengah. Disertasi. Fakultas Geografi Univesitas Gadjah Mada. Tidak dipublikasikan Whynne-Hammond, C. 1985. Elements of Human Geography. Harper and Row Publisher. London. Yunus, H.S. 2008. Dinamika Wilayah Peri Urban, Determinan Masa Depan Kota. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.



DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18549

Article Metrics

Abstract views : 5082 | views : 3404

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan



JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats