2024-03-28T16:31:52Z
https://journal.ugm.ac.id/index/oai
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/249
2012-03-22T02:19:50Z
jsv:ART
STRUKTUR HISTOLOGI KELENJAR LUDAH BURUNG WALET (Collocaliafusiphaga) DAN BURUNG GEREJA (Passer montanus)
Jatman, Soehartini
Burung walet putih (Collocalia fusiphaga) mempunyai nilai ekonomi tinggi karena menghasilkan sarang daricairan ludah yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi. Burung tersebut termasuk burung liar, tidak dilindungi, tetapihabitat dan budidayanya diatur oleh pemerintah Indonesia demi pemanfaatan sebesar-besarnya untuk kesejahteraanrakyat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan struktur histologi pada burung walet (Collocaliafusiphaga)dengan burung gereja (Passer montanus) sebagai pembanding. Empat ekor burung walet dewasa dan empat ekorburung gereja dewasa, diambil rahang bawab (mandibula) dan lidahnya, dibuat preparat histologi pemotongan serialdengan ketebalan 5 !lm. Sampel diwarnai dengan metoda hematoksilin-eosin (HE) dan dan alcian blue-periodic acidschifJ(AB-PAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tipe kelenjar ludah adalah tubulo alveolar kompleksyang mengandung mukosakarida bersifat asam. Kelenjar ludah burung walet tersebar merata disepanjang lapisanmukosa mandibula dan mukosa organ lidah. Distribusinya semakin sedikit ke arah ujung lidah kelenjar, dan kemudianmenghilang di ujung lidah. Pada burung gereja, kelenjar ludah di lapisan mukosa mandibula hanya terdeteksi di lateraldan dorsolateral secara berkelompok, sedangkan pada organ lidahberada ditepi dorsal, dorso lateraldan ventrolateral.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-07
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/249
10.22146/jsv.249
Jurnal Sain Veteriner; Vol 28, No 1 (2010): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/249/135
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/256
2012-03-09T00:39:59Z
jsv:ART
ROLE OF HIGH CHOLESTEROL AND HIGH FAT DIET ON LIPID PROFILES IN SPRAGUE DAWLEY RATS
Yanuartono, .
Fourty five-male Sprague Dawley rats, weighing about 100g of 2 month old were used as experimental animals to studyt he role of high cholesterol and high fat diets on blood lipid profiles, triglyceride, HDL, LDL, and total cholesterol. Before this research began, rats were adapted for a week and were fed basal diet. The rats were then randomly alloted into three groups( I, II, UI) of 15 each. Group I as control was fed normal (basal) diet, group II was fed diet containing high fat diet, and group III was fed diet containing high cholesterol and high fat diet. After 3, 6, and 12 weeks on experimental diets, blood specimen from 5 rats of each group were collected to determine triglyceride, HDL, LDL, and total cholesterol concenhation. The statistic alanalyses using multifactorial randomized design for blood lipid, showed that experimentat time periods caused significant increase(p <0.05) in the total cholesterol concentration, wish, 1 2 weeks on experimental diet was the highest concentration. Diet and experimental time periods showed significant increase(p <0.05) in the total triglyceride concentrations,a fter 12 weeks of treatments was the highest concentration. Significantly increased( p<0.05) in HDl-cholesterol concentrations were caused by diet and experimental time periods, however, there was no significant effect by interaction between experimental time periods and diet. Significantly increased (p<0.05) inLDL-cholesterol concentrations were caused by diet and experimental time periods. However, there was no interaction between experimental time periods and diets in total LDL-cholesterol concentration. In this study,high fat and high cholesterol d iet group (group III) and six weeksi n experimental diet had the greatest influenced in total LDL-cholesterol concentration. Based upon the experimental results, it can be concluded that: (l) high cholesterol and high fat diet could increase total cholestrol concentration and total triglyceride concentration, (2) there was no interaction between experimental time periods and diet on HDL-cholesterol and LDL-cholesterol concentration.Key words: Sprague Dawley rats, triglyceride, HDL, LDL, and cholesterol
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2007-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/256
10.22146/jsv.256
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 2 (2007): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/256/175
Copyright (c) 2007 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/257
2024-03-28T16:31:44Z
jsv:ART
Distribusi dan Identifikasi Spesies-Spesies Calicoides (Deptera: Ceratopogonidae) di Kabupaten Bogor
Sahara, Ana
., Malole .
., Koesharto
., Sendow
., Sukarsih
Telah diteliti distribusi dan identifikasi spesies-spesies Culicoides yang ada di sekitar kandang temak sapi di Kabupaten Bogor. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui spesiesspesies Culicoides yang mempunyai peranan dalam penyebaran penyakit bluetongue pada ternak. Sebanyak 2117 ekor Culicoides (Diptem: Ceratopogonidae) dikumpulkan dari kandang ternak sapi di wilayah Depok dan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan menggunakan perangkap serangga Pirbright-type miniatur light trap. Identifikasi spesies dilakukan berdasarkan karakter morfologi menurut Wirth dan Hubert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Culicoides lebih banyak ditemukan di wilayah Depok daripada di Cibungbulang. Ada empat belas spesies dari kedua lokasi tersebut yang berhasil diidentifikasi. Spesies Culicoides yang dominan di daerah Depok adalah C. parahumeralis Wirth & Hubert, C. acioni Smith, C. ozystoma Kieffer dan C peregrinus Kieffer; sedangkan spesies yang dominan di Cibungbulang adalah C. parahumeralis, C. orientalis, C. orientalis Macfiei, C. peregrinus dan C. caystoma. Spesies Culicoides yang dicurigai sebagai penyebar penyakit bluetongue adalah: C. actoni, C. oxystoma, C. peregrinus dan. C. orientalis
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/257
10.22146/jsv.257
Jurnal Sain Veteriner; Vol 18, No 1 (2000)
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/257/339
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/258
2012-03-09T00:39:59Z
jsv:ART
PREVALENSI DAN FAKTOR RESIKO PENYAKIT FOOTROT PADA SAPI PERAH DI KABUPATEN SLEMAN
Budhi, Setyo
Budiharta, Setyawan
Sumiarto, Bambang
Kajian epidemiologis penyakit footrot telah dilaksanakan terhadap 769 ekor sapi perah dari 193 peternak di kabupaten Sleman Yogyakarta. Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan kombinasi antara sampling tiga tahapan dan klaster, yaitu Kecamatan, Desa, dan peternak. Hewan dikatakan positif footrot klinis, apabila menunjukkan adanya kerusakan jaringan antara belahan kuku, ada atau tidaknya bengkak dan pincang. Kajian ini bertujuan untuk mendeteksli 1) prevalensi penyakit footrot pada sapi perah di kabupaten Sleman, dan 2) mendeteksi faktor-faktor yang berhubungan dengan prevalensi penyakit pada ternak sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi footrot klinis pada tingkat peternak adalah sebesar 12,9%(25/193). Pada tingkat petemak faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit adalah drainase(p<0,01), pengalaman beternak (p<0,01), umbaran(p <0,01), p otong kuku (p<0,05), kebersihan kandang (p<0,05), dan jumlah kepemilikan(p<0,01). Faktor-faktor lain seperti pendidikan, pengetahuan footrot, permukaan kandang dan lantai kandang tidak berasosiasi terhadap terjadinya footrot klinis.Kata kunci: prevalensi, footrot, sapi perah, Sleman
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2007-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/258
10.22146/jsv.258
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 2 (2007): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/258/176
Copyright (c) 2007 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/259
2024-03-28T16:31:44Z
jsv:ART
Histology and Electrone Microscopic Study of the Efffects of an GnHR Agonist on the Canine 3 Months of Treatment
., Aris Juniadi
Using light and electrone microscopic techniques the structure of the testicle, epididymis and prostate gland of mature male dogs were studied 3 months after implantation with a slow release irpplant containing 6 mg GnRH agonist. deslorelin. After 3 months of treatment, all tubules sipiniferous showed atropic and aspermatogenic. Atrophy of the Leydig cells was observed in the interstitial tissue. The glandular epithelium of the prostate showed atrophy and was non secretory. At the electrone microscopic levels, Sertoli and Leydig cells showed a marked atrophy and their spermatogenic tubules were mostly lined with Sertoli cells at the basal lamina. The prostate gland showed atrophy of the nucleous and the epithelium was non secretory_ The present data showed that a slow release implant containing GnRH agonist deslorelin can be used effectively to suppress fertility in male dogs.Key words: Testicle, epididymis, prostste gland, Leydig cell, Sertoli cell, GnRH agonist, deslorelin
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/259
10.22146/jsv.259
Jurnal Sain Veteriner; Vol 18, No 1 (2000)
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/259/338
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/260
2024-03-28T16:31:44Z
jsv:ART
Analisis Bakteri Coliform dalam Air Sumur dan Kemungkinan Efek Biopatologik
Wuryastuti, Hastari
Wasito, R.
Chalimah, Siti
Andayani, Sri
Indraswati, Yuni
Lestariyadi, Leksono
K., Prapti
Amien, Mohammad
Bakteri coliform metupakan grup bakteri Gram negatif berbentuk batang dan beberapa galur dari bakteri tersebut, terutama Escherichia coil diketahui dapat mengakibatkan diare pada manusia dan hewan. Pada umuninya, penyakit bakterial tersebut ditularkan melalui air yang tercernar. Pada penelitian ini, adanya bakteri coliform ditentukan berdasarkan pada metode most probable number (MPN) yang dibiakkan pada lactose broth dan brillian green bile broth. Hasil analisis MPN menggunakan sampef air sumur yang diambil dari daerah Karangmalang, Sungai Code den Deresan, masing-masing menunjukkan kandungan 150 coliform/100 ml, 210 coliform/100 ml dan 460 coliform/100 ml, Sedangkan, standar jumlah coliform datarn air minum yang direkomendasikan World Health Organization (WHO) adalah 10 coliform1100 ml dan. 1 E. coll1100 ml. Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa kandungan coliform dalam air tersebut adalah jauh melebihi nilai ambang batas normal yang ditetapkan oleh WHO. Disarankan, bahwa penggunaan air tersebut untuk konsumsi sehari-hari, terutama jika air tersebut akan digunakan untuk minum ataupun masak memasak di dapur sebaiknya direbus terlebih dahulu.Katakunci: air sumur, coliform, Escherichia coli, WHO.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/260
10.22146/jsv.260
Jurnal Sain Veteriner; Vol 18, No 1 (2000)
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/260/150
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/263
2012-03-09T00:39:59Z
jsv:ART
STATUS MAKROMINERAL (Ca dAn P) DOMBA YANG TERINFESTASI RINGAN DAN BERAT CACING STRONGIL
Purnamaningsih, Hary
Widiyono, Irkham
Titik Mulyani, Guntari
Infestasi parasit gastlointestinal adalah salah satu penyebab defisiensi makromineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status makrominera(Ca dan P ) pada domba yang terinfestasi ringan dan berat oleh cacing strongil. Tiga puluh tujuh (37) ekor domba lokal, jantan, umur +12 bulan di daerah Sleman digunakan dalam penelitian ini. Domba di kelompokkan menjadi kelompok yang terinfestasi ringan( 26 ekor) dan kelompoky ang terinfestasbi erat (10 ekor) cacings hongil. Pengelompokkan domba didasarkan pada pemeriksaan parasitologi terhadap jumlah telur cacing per gram tinja. Setiap domba pada masing-masing kelompok diambil sampel darah sebanyak 5 mL melalui vena jugularis, selanjutnya dipisahkan plasmanya. Pengambilan sampel darah dilakukan sebelum domba digembalakan atau diberi pakan. Plasma yang diperoleh disimpan pada suhu- 20'C sampai analisis mineral dilakukan. Analisis Ca dalam plasma dilakukan dengan metode o-Kresolpthalein Komplekson yang diuraikan oleh Ray Sarkerd an Chaunan( 1967), dan fosfat anorganik dalam plasma diperiksa dengan menggunakan metodef osfomolibdat( Kraft dan Duer, 1999). Pemeriksaan jumlah telur cacing dilakukan secara mikroskopik dengan menggunakan metode McMaster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa(1) 97% domba lokal, jantan, dewasa(± 12 bulan) di daerah Sleman terinfestasi cacing strongil, (2) infestasi ringan (< 1.000 epg) dan infestasi berat (> 1.000 epg) cacing strongil pada domba tampaknya tidak menimbulkan gejala klinis atau gangguan patologis yang dapat mengganggu metabolisme makromineral( Ca dan P), dan (3) stafus domba yang terinfestasi ringan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan domba yang terinfestasi berat dan status makrominerapl ada kedua kelompok tersebut masih dalam batas nilai fisiologisnorm(Ca:9,65±0,29 d an 10,60 ±.0,46m g/dl dan (P:6,61r0,25dan6,76±0,38mg/dl). Kata kunci: makromineral, cacings trongil, domba
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/263
10.22146/jsv.263
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 2 (2007): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/263/152
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/264
2012-03-09T01:00:04Z
jsv:ART
PROFIL FARMAKOKINETIK OKSITETRASIKLIN HIDROKLORID DALAM BERBAGAI JARINGAN TIKUS SPRAGUE DAWLEY
Dwi Wijayanti, Agustina
Hakim, Lukman
Widiyono, Irkham
Telah dilakukan penelitian mengenai kadar oksitetrasiklin hidroklorida dalam hati, ginjal dan otot tikus Sprague Dawley jantan untuk mendapatkan profil farmakokinetik dalam jaringan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi oksitetrasiklin hidroklorida pada berbagaai jaringan tubuh yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah pengambilan sampel jaringan setelah tikus disuntik senyawa oksitetrasiklin secara intravena dengan dosist unggal 20 mg/kg berat badan. Organ hati, ginjal dan otot diambil setelah t kus dietanasi menggunakan eter pada menit ke 1, 5, 15, 20, 30, 60, 120 dan 240. Selanjutnya semua sampel jaringan disimpan dalam freezer(-20'C) kemudian diekstraksi dan dianalisis serta diukur kadarnya menggunakan High Performance Liquid Chromatograph(HPLC). Parameter farmakokinetik obat ditentukan menggunakan model non kompartemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar, profil dan parameter farmakokinetik oksitetrasiklin hidroklorida pada hati, ginjal dan otot yang menunjukkan perbedaan sifat distribusi, metabolisme dan ekskresi obat.Kata kunci: oksitetrasiklin hidroklorida, profil farmakokinetik, jaringan.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/264
10.22146/jsv.264
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 2 (2007): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/264/153
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/265
2012-03-13T01:51:49Z
jsv:ART
THE EFFECT OF HIGH LIPID DIET LIPOPOLYSACCHARIDE AND LAPARATOMY SURGERY ON THE LEVEL OF C-REACTIVE PROTEIN SERUM IN SPRAGUE DAWLEY RATS EKD
Adji, Dhirgo
C-reactive protein (CRP) is a member of the family of proteins known as pentraxins, and originally defined as a substance, observed in the serum or plasma of patient with acute infections, that reacted with the Cpolysaccharide of the pneumococcus. Serum concentrations of CRP increase as part of the inflammatory response to infection or acute injury. The aim of the study was to see the differences between acute and chronicstimuli in the increasing of CRP concentration in serum of Sprague Dawley rat. Twenty male Sprague Dawley rats, 1.5 months of age were used as experimental animals. Rats were adapted for 5 days and given basal diet,containing normal fat(5% of fat) and water ad libitum. Rats were then divided into 4 groups of 5 each. Group 1 was used as control animal. The animals in this group were fed basal diet for 59 days without any othertreatments. Group 2 was animals fed high fat diet containin g20Yo of fat, for 59 days without any other treatments. Group 3 was animals fed basal diet for 59 days and in the day of 60 then injected with LPS from Escherichia coli 0111:B4, 1 mg/kg BW intraperitoneally, and Group 4 was animals fed basal diet for 59 days and in the day of 60 animals then laparatomized. Twenty four hours after all treatments, blood sample were collected from orbitally vein, serum was separated and used to analyze CRP concentration. Statistical analyzes using onew ay analyzeso fvariances howed that there were significance differences among Group 1,2,3 and 4 (p<0.05). Mean of CRP concentrations respectively from the highest to the lowest were: Group 3, Group 4, Group 2 and Group 1. Fromthe result of the study it can be concluded that CRP concentration of acute stimulus was higher than chronic stimulus.Key words : C-reactivep rotein, lipopolysaccharides, high fat diet, laparatomy.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/265
10.22146/jsv.265
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 2 (2007): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/265/159
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/273
2012-03-09T01:43:42Z
jsv:ART
PERAN DIET LEMAK DAN/ATAU KOLESTEROLTINGGI PADA PEMBENTUIKAN PLAK ATEROMA AORTA TIKUS PUTIH (SPRAGUE DAWLEY)
Yanuartono, .
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peran diet lemak tinggi dan/atau kolesterol tinggi pada pembentukapnl ak ateromaa ortat ikus putih(Sprague Dawley). Empat puluh lima ekor tikus putih umur2 bulandengan berat rata-rata 100 gram digunakan dalam penelitian ini. Tikus putih dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 15 ekor. Kelompok I , sebagai kelompok kontrol diberi ransum diet normal. KelompokI I adalahkelompok dengan pemberian diet lemak tinggi, kelompok III adalah kelompok dengan pemberian diet lemak tinggi dan kolesterol tinggi. Pada minggu ke-3, ke-6 dan ke-12 setelah perlakuan, dari masing- masing kelompok diambil 5 ekor tikus putih secara acak, kemudian dinekropsi dan diambil sampel aorta guna pemeriksaan histopatologis. Pemeriksaan histopatologis menunjukkan adanya plak ateroma pada kelompok II dan kelompok III. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa diet lemak tinggi dan diet lemak tinggi disertai kolesterol tinggi dapat mengakibatkan terbentuknya plak ateroma aorta tikus putih Sprague Dawley .Kata kunci : lemak, kolesterol, plak ateroma, Sprague Dawley
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/273
10.22146/jsv.273
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 1 (2007): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/273/160
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/274
2012-03-09T02:23:05Z
jsv:ART
IMUNOHISTOCHEMTSTRY METHOD TO DETECT C-REACTIVE PROTEIN IN ATHEROMA PLAQUES OF SPRAGUE DAWLEY RATS FED HIGH LIPID RATION
Adji, Dhirgo
Since Inflammation is believed to have role in pathogenesis of cardiovasculare vents, measurement of markers of inflammation has been proposed as a method to improve the prediction of the risk of these events. C-reactive protein (CRP) a major acute phase protein, has been associated with the presence and severity of atherosclerosis, and has been found to predict acute vasculare vents in prospective studies. The aim of this study was to analyse the relationship between appearance of CRP in aorta and atheroma plaque formation in Sprague Dawley rats after 59 days induction with high fat diet. Ten male Sprague Dawley rats, 1.5 months of age were used as experimental animals. Rats were adapted in l0 single cages for 5 days and given basal diet containing normal fat and water ad libitum. After adaptation, rats were divided in to 2 groups (group 1 and group 2) of 5 each. Group I was fed basal diet containing normal fat(4.5% of fat) and group 2 was fed diet containing high fat (20% of fat). After 59 days, all rats were killed, the heart including aorta were taken out for histophatologic (HE) and immunohistochemistry analyses. The result of this study showed that all rats in Group 1 did not have atheroma plaque and CRP negative, but rats in G"cup 2, all have atheroma plaque (100%) but only 60% CRP positive. From those result it concluded that although all aortas have atheroma plaque, the CRP may not be detected in the plaque.Keywords: atheroma plaques, inflammation, C-reactive protein.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/274
10.22146/jsv.274
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 1 (2007): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/274/161
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/275
2012-03-09T02:22:10Z
jsv:ART
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS STERILISASI ALKOHOL 70%, INFRAMERAH, OTOKLAF DAN OZON TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus subtilis
Adji, Dhirgo
Zulianti, .
Larashanty, Henry
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas antara sterilisasi menggunakan alkohol 70%, otoklaf, inframerah dan ozon terhadap pertumbuhan bakteri berspora Bacillus subtilis. Lima belas buah jarum jahit yang masing-masing mengandung biak murni Bacillus subtilis dimasukkan ke dalam tabung steril. Tiga buah jarum digunakan sebagai kontrol positif tanpa perlakuan sterilisasi (Kelompok I), tiga buah jarumdisterilisasi menggunakan alkohol 70% selama 3 jam (Kelompok II), tiga buah jarum disterilisasi menggunakan inframerah selama 15 menit (kelompok III), tiga buah jarum disterilisasi menggunakan otoklaf selama 20 menit pada suhu 121◦C (Kelompok IV), dan tiga buah jarum disterilisasi menggunakan ozon selama 45 menit (Kelompok V ). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sterilisasi dengan alkohol 70%, Bacillus subtilis masih tetap tumbuh. Sterilisasi dengan inframerah menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri Bacillussubtilis. Sterilisasi dengan otoklaf satu sampel positif tumbuh sedangkan dua sampel yang lain negatif (bakteri tidak tumbuh), dan sterilisasi dengan ozon menunjukkan Bacillus subtilis tetap tumbuh. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa sterilisasi menggunakan inframerah adalah yang paling efektif diantara metodas terilisasi yang lain.Kata kunci : sterilisasi, alkohol inframerah, otoklaf, ozon, Bacillus subtilis
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2007-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/275
10.22146/jsv.275
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 1 (2007): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/275/162
Copyright (c) 2007 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/276
2012-03-09T03:03:43Z
jsv:ART
PROTOTIPE KTT DIAGNOSTIK UNTUK DETEKSI STREPTOKOKOSIS PADA PRIMATA DENGAN ELIS A-ANTIBODI MONOKLONAL PENANGKAP ANTIGEN
Isrina Oktavia Salasia, Siti
Purwantoro, Aris
Khusnan, .
Penelitian ini bertujuan mengembangkan sarana diagnostik untuk kontrol streptococcosis pada primata dengan ELISA-monoclonal antibody penangkap antigen M-like protein (MLP) Streptococcus equi subsp. zooepidemiats grup C (SGC). M-like protein SGC diekstraksi dengan menggunakan lisozim dan Nasetilmuramidase. Protein dengan besar sekitar 58 kDa digunakan sebagai antigen untuk menimbulkan antibodi pada mencit Balb/c. Mencit yang mengandung antibodi dengan absorban tertinggi (2,868) diambil limpanya untuk memperolehl imfosit imUn( limfoblast). Hasil fusi sel mieloma dan limfoblast diperoleh4 klon hibridoma yang positif mengandung antibodi terhadap MLP, dengan nilai absorban pada ELISA masing-masing 1,900, 1,963, 1,895 dan 2,050. Hasil propagasi cairan asites mencit Balb/c diperoleh monoklonal antibodi terhadapMLP S. equi subsp. zooepidemicus dengan nilai absorban dan konsentrasi sebagai berikut: asitesI = 1,597(5,50mg), asites 2 : 1,940 (5,75 mg), dan asites 3 : 3,012 (5,80 mg). Antibodi monoklonal memperlihatkanspesifitas yang cukup tinggi karena hanya mengenal I epitop spesifik yang diperlihatkan pada uji Western blot dengan menampakkan pita tunggal pada sekitar 58 kDa dan menunjukkan reaksi positif pada uji dot-blot. Antibodi monoklonal memperlihatkan sensitifitas yang cukup tinggi setelah diuji dengan serum hewan percobaan tikus yang diinfeksi buatan dengan S. equi subsp. zooepidemicus dengan hasil absorban pada uji ELISA lebih dari 1,00 dan menunjukkan reaksi positif pada uji dot-blot. Hasil uji terhadap sampel serum Macacafascicularis menunjukkan bahwa 97 ,56% positif.Kata kunci: S. equi subsp. zooepidemicus, antibodi monoklonal, M-like protein, primata
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/276
10.22146/jsv.276
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 1 (2007): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/276/163
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/277
2012-03-09T03:27:58Z
jsv:ART
DISTRIBUSI SARAF PADA EPITEL OLFAKTORIUS KALONG KAPATUK (Pteropus vampyrus) DAN LASIWEN DEIGNAN (Myotis horsfieldii) BERDASARKAN EKSPRESI NEURON-SPECIFIC ENOLASE (NSE)
Nicolory Paula, Yosephine
Jatman, Soehartini
Ariana, .
Wahyu Pangestiningsih, Tri
Budipitojo, Teguh
Kelelawar merupakan salah satu keanekaragaman dan kekayaan satwa di Indonesia. Adanya keanekaragaman jenis makanan maupun habitat kelelawar menyebabkan terjadinya perbedaan dalam mencari dan cara makan dari berbagai jenis kelelawar. Keterkaitan antara struktur indra penciuman dengan jenis dan cara makan kelelawar sangat menarik untuk dieksplorasi, karena sampai saat ini sangat sedikit data mengenai hal tersebut. Penelitian ini menggunakan 3 ekor kalong betina dewasa dan 3 ekor lasiwen betina dewasa, sebagai sampel. Hidung sebagai sampel, kemudian dibuat preparat histologi dengan metode parafin dan pewarnaan imunohistokimia terhadap ekspresi NSE. Hasil pewarnaan imunohistokimia menunjukkan bahwa imunoreaktivitas NSE pada lasiwen terindentifikasi dalam epitel olfaktorius di kedua sisi septum nasalis, konka dorsalis dan beberapa fila olfaktoria. Pada kalong tidak terindentifikasi adanya imunoreaktivitas NSE.Kata kunci: saraf, epitel olfaktorius, kalong, lasiwen, Neuron-Specific Enolase(NSE)
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2007-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/277
10.22146/jsv.277
Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 1 (2007): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/277/164
Copyright (c) 2007 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/278
2024-03-28T16:31:44Z
jsv:ART
Hormonal responses of lactating dairy cows to treatment with a progesterone intravaginal device with or without estrodiol
Putro, Prabowo P.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk evaluasi pengarub supIementasi progesteron lewat implan intravagina pada profil progesteron den estradiol plasma pada sapi perah laktasi. Sejumlah delapan sapi perah laktasi jenis Friesian, umur antara 3 dan 5 tahun, dalam fase lutes dari sildus estrus, digunakan dalam penelitian ini. Pada kelompok perlakuan A (n = 4), implan CIDR berisi 1,9 gram progesteron, diinsersikan ke dalam vagina sapi pada hari ke 8 penelitian dan diambil kembali setelah 9 hari kemudian. Pada kelompok perlakuan B (n = 4), implan CIDR dikombinasi dengan kapsul berisi 10 mg estradiol benzoate diinsersikan ke deism vagina seperti pada kelompok A. Sampel darah diambil tiap hari untuk asai Marmon progesterone and estradiol-1713. Konsentrasi progesteron plasma meningkat dengan pesat setelah insersi implan CIDR, mencapai maksimum pada hari ke 9 (masing-masing 6,28 + 0,26 ng/ml and 5,62 + 0,16 ng/ral, P < 0,05), dan kemudian menurun dengan tiba-tiba setelah pengambilan CIDR Dua had setelah insersi CIDR, progesteron plasma meningkat lebih cepat pada kelompok A dibanding pada kelompok B, dan berbeda nyata antara bari 11 clan 17 dari penelitian, namun lebih rendah antara hari 20 (estrus) dan 22 dari penelitian ini (P < 0,05). Kadar progesteron mencapai tingkat basal dalam waktu 3 hari setelah pengambilan CIDR (masing-masing 0,64 + 0,12 rtgind dim 0,29 + 0,16 ng/ml, P < 0,05), sewaktu hewan memperlihatkan gejala estrus. Penurunan konsentrasi progesteron plasma setelah pengambilan CIDR pada kedua kelompok perlakuan ternyata linier (R2 = 0,814 and 0,798, dengan rerata penumnannya masing masing adalah 1.36 ng/mVhari dan 1,29 ng/ml/hati). Setelah itu, konsentrasi progesteron meningkatsecara konstan setelah estrus yang terinduksi. Konsentrasi estradiol-1713 pada kedua kelompok perlakuanjuga menunjukkan pola yang relatif sania. Konsentrasinya menurun secara teratur pate fase lutea, meningkat secara pelan menjelang fase folikel, dan mencapai tingkat maksimurn pada saat estrus, =singmasing 3,08 + 0,12 dan 3,38 + 0,16 pg/ml (P < 0.05). Konsentrasi estradiol-1713 antara hari 6 dan 9, hari 20 (estrus) dan 21 dari penelitian pada kelompok A secara nyata lebih rendah daripada konsentrasi pada kelompok B (P < 0,05). insersi kapsul estradiol benzoate meningkatkan konsentrasi estradiol-17(3 plasma dengan jelas. Pada waktu yang bersamaan, peningkatan konsentrasi estradiol-17(3 plasma diikuti dengan penurunan kadar progesteron plasma. Dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa CIDR merupakan sediaan suplemen progesteron yang memungkinkan terjadinya sinkronisasi estrus pada sapi laktasi. Kombinasinya dengan kapsul estradiol benzoate menghasilkan penurunan progesteron plasma secara lebih nyata dan estrus terjadi lebih sinkron setelah pengambilan implan daripada penggunaan CIDR send iri.Kata kunci : sinkronisasi estrus – CIDR – progesteron - estradiol-1713- sapi perah.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/278
10.22146/jsv.278
Jurnal Sain Veteriner; Vol 18, No 1 (2000)
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/278/165
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/279
2018-10-08T13:24:30Z
jsv:ART
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuna alba) TERHADAP NILAI Hb (Hemoglobin), PCY (Packed Cell Volume), JUMLAH DAN DIFERENSIAL LEKOSIT TIKUS YANG TERPAPAR ASAP SEPEDA MOTOR
Dwi Wijayanti, Agustina
Fumia Maria, Alian
Nur Khasanah, Siti
Asap kendaraan sebagai hasil buangan industri dan kendaraan bermotor memiliki kandungan untama timbal (Pb) yang dapat masuk melalui respirasi dan kulit dan berakibat buruk pada tubuh. Sebagai polutan udara, timbal merusak darah dan organ-organ, menyebabkan anemia, kerusakan sel darah merah dan mengakibatkan nekrosis berbagai jaringan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kunyit putih terhadap darah tikus yang dipapar dengan asap knalpot sepeda motor. Sebanyak 25 ekor tikus Wistar jantan digunakan sebagai hewan model dan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 sampa 4 diberi perlakuan asap kendaraan selama 30 menit tiap pagi dan sore selama 16 hari. Kelompok I, 2 dan 3 diberi ekstrak kunyit putih masing-masin 50, 100 dan 200 mg/kg berat badan, sementara kelompok 4 dan 5 hanya diberi aquades. Setelah perlakuan selama 16 hari, semuakelompok t kus diambil darahnya dari vena chantus medialis di sinus orbitalis untuk pemeriksaan hemoglobin (Hb), Packed Cell Volume(PCV), jumlah total dan diferensial lekosit. Hasil analisi secara Analysis of Variance(ANOVA) satu arah terhadap Hb menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0,05) diantara kelompok perlakuan. Analisis untuk nilai PCV tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan namun menunjukkankenaikan persentase nilai PCV pada kelompok yang diberi ekstrak kunyit dengan kelompok yang tidak diberi ekstrak. Sementara penghitungan jumlah total dan diferensial lekosit tidak menunjukkan perbedaan yangsignifikan di antara kelompok.Kata kunci: timbal, ekstrak kunyit putih, asap kendaraan, darah
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2011-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/279
10.22146/jsv.279
Jurnal Sain Veteriner; Vol 29, No 1 (2011): JUNI; 1-6
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/279/166
Copyright (c) 2011 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/280
2012-03-09T03:47:58Z
jsv:ART
PRELIMINARY INVESTIGATION OF THE EFFECT OF DIFFERENT DOSES GNRH (GONADDOTROPIN RELEASING HORMON ) AND BOVINE LH (LISTERING HORMON) ON PLASMA LH AND TESTOSTERON CONCENTRATION IN MALE DOGS
Junaidi, Aris
Trigg, T.E.
Six male adult dogs were randomized into 2 equal groups. Groups 1, dogs were
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/280
10.22146/jsv.280
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/280/177
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/281
2012-03-09T03:43:28Z
jsv:ART
Pengaruh fotoperiode terhadap saluran pencernaan ayam pedaging jantan
Hana, Amelia
fotoperiode, saluran pencernaan, ayam pedaging jantan
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/281
10.22146/jsv.281
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 1 (2002): Juli
2407-3733
in
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/283
2012-03-09T04:08:17Z
jsv:ART
ISOLASI DAN UJI SENSITIVITAS BAKTERI SALURAN PERNAFASAN KAMBING PE PENDERITA PNEUMONIA
., Yuriadi
Tjahajati, Ida
Telah dilakukan penelitian isolasi dan uji sensitivitas bakteri
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/283
10.22146/jsv.283
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/283/167
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/283/179
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/284
2018-10-08T13:24:30Z
jsv:ART
DAMPAK SUPLEMENTASI 1,25-DIHIDROKSIVITAMIN D3 TERHADAP EKSKRESI KALSIUM URIN DAN AKUMULASI KALSIUM TULANG TIKUS WISTAR PANHISTEREKTOMI YANG MENGKONSUMSI TERI TAWAR
Hartiningsih, .
Widiyono, Irkham
Anggraeni, Devita
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak suplementasi 1,25-dihidroksivitami D3, terhadap ekskresi kalsium(Ca) dalam urin dalam akumulas Ca pada tikus Wistar panhisterektomi yang mengkonsumsi teri tawar. Lima belas tikus Wistar betina umur 8 minggu, dibagi 3 kelompok (kontrol, panhisterektomi dan panhisterektom+suplemen 1,25-dihidroksivitan D3) masing-masing 5 tikus. Ketika berumur 19 minggu, masing-masing tikus dimasukkan kandang metabolikin dividu untuk studi balan. Selama studi balan(hari 4 -11 studi balan), setiap pagi dilakukan pengumpulan feses urin dan sisa pakan untuk pemeriksaan Ca. Hasil analisis menunjukkan konsumsi Ca tikus panhisterektomi yang mengkonsumsi 1,25-dihidroksivitami D3 lebih rendah meskipun tidak berbeda signifikan dibandingkan tikus panhisterektomi yang tidak mengkonsumsi 1,25-dihidroksivitamin D3, ekskresi Ca dalam feses lebih tinggi dan berbeda sangat signifikan (p<0,01), ekskresi Ca dalam urin lebih tinggi dan berbeda signifikan (P<0,05), retensi Ca lebih rendah dan berbeda signifikan (p<0,05)dengan tikus panhisterektorni yang tidak mengkonsumsi 1,25-dihidroksivitaminD3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplemen 1,25-dihidroksivitamin D3, menyebabkan hiperkalsiuria menurunkan retensi Ca dengan demikian menurunkan akumulasi Ca pada tikus Wistar panhisterektomi.Kata kunci: kalsium, 1,25-dihidroksivitamin D3, hiperkalsiuria
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2011-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/284
10.22146/jsv.284
Jurnal Sain Veteriner; Vol 29, No 1 (2011): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/284/169
Copyright (c) 2011 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/285
2012-03-09T04:17:06Z
jsv:ART
EKSRESI FOSFAT MELALUI GINJAL SELAM PEMBERIAN INFUS NACL 0,9% PADA DMBA UMUR SEBULAN
Widiono, Irkham
Prasetyo, Dodi Agung
Widiastuti, Heni
Setyawan, Erry
Rusmala, Tety
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/285
10.22146/jsv.285
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/285/168
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/285/178
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/286
2018-10-08T13:24:30Z
jsv:ART
PENGARUH PENAMBAHAN SERUM SAPI PADA MEDIA KULTUR TERHADAP KOMPETENSI MEIOSIS OOSITANJING DARI BERBAGAI STADIUM ESTRUS SECARA IN VITRO
Heru Fibrianto, Yuda
Mona Airin, Claude
Anindito, Amrullah
Rachmawati, Nuraini
Reproduction technology achievement on caninew as fastd eveloped, with born of cloning and transgenic dog, unforfunately that's technology still used oocyte matured in vivo because canine oocyte matwation in vitroin this animaln ot developedy et and mafurationr ates till low. The present study was to investigated the effects of cow serum supplementation on meiotic resumption of canine oocytes from various estms stage. Ovary obtained from bitchesa tan-, pro-and di-estrus stage after ovariohysterectomizeadt clinic veterinarypracticeO. varyw ereplaced in 0.9o/op hysiologycal saline added 1% pennicilline-streptomycinw ith temperature 37'C and then broughtt o laboratoryO. vary washeds everatl imesu sedP BSa ndo ocytesw ere obtained by slicing ovariant issueintissueculturemedium(TCM)-l99 supplemented with 25mMHepes, 1%pennicillin-streptomycin. Selected cummulus oocyte complexes (COCs) were matured in TCM-199 as control and TCM-199 + 10% cow serum as treatment, on incubator with 38C, 5% CO2, and 5% O2. After 72 h incubation and Hoechst 33342 staining, the result shows that cow serum supplement have higher meiotic resumption significantly (P<0.05) in MI achievement han in control and oocyte from proestrusi rave higher meiotic competent(46.5%) comparing oocyte from anestrus(29,4%)s ignificantly(P<0.05) but not significantly(P>0.05) with diestrus stages(34.8%).Keywords: meiosis, oocyte, ovarium, cows serum
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2011-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/286
10.22146/jsv.286
Jurnal Sain Veteriner; Vol 29, No 1 (2011): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/286/170
Copyright (c) 2011 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/287
2018-10-08T13:24:30Z
jsv:ART
LETHAL CONCENTRATION 50% (LC)-50 DAN PATOGENESITAS ISOLAT Aeromonas salmonicida PADA IKAN Cyprinus carpio
Priyatna, Riza
Indarjulianto, Sudarmanto
Kurniasih, .
Aeromonas salmonicida is the bacterial agent of furunculosis in fish causing economical loss in the fresh water aquaculture. The objective of this current study was to reveal the lethal concentration 50% (LC 50) andpatogenecity of four different isolates of this organism originated from different location in Indonesia. All isolates were inoculatedo n TSA prior to identification and characterization. The LC-50 of each isolatew asevaluated in fish.The result concluded that four isolates were atypical, the same as A. salmonicida from ATCC. The higher dose of A. salmonicida caused a higher mortality of fish within a shorter time of contact. The value of LC-50 was 3,55x 10' cel/ml to 2,75 x l0o cell/ml. This species caused septicaemia, hemorrhage, necrosis, and ulcer. The gill, liver, ren, and spleen, exhibited congestion, necrosis, and inflammation.Keywords: Aeromona salmonicida, LC-50
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2011-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/287
10.22146/jsv.287
Jurnal Sain Veteriner; Vol 29, No 1 (2011): JUNI
2407-3733
en
Copyright (c) 2011 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/288
2018-10-08T13:24:30Z
jsv:ART
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PATOGENESITAS OOSISTA Eimeriu tenella PADA AYAM PEDAGING
Sri Rohayati, Ery
Rahmawati, Dewi
Sutrisno, Bambang
Koksidiosis adalah problem industri ayam yang pencegahan penyakit tersebut masih menjadi masalah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperar terhadap patogenesitas oosistaEimeria tenella pada ayam pedaging. Sebanyak 15 ekor day old chick (DOC) pedaging umur 17 hari dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor ayam. Setiap ayam dari kelompok A, B, dan C,masing-masing kelompok diinfeksi secara oral dengan 5000 oosista yang ditretmen dengan temperatu 4"C selama 17 hari, dengan 5000 oosista yang ditretmen pada temperatu 50"C selama 15 hari dan dengan 5000oosista yang ditretmen dengan temperatur ruang(27"C). Ayam dinekropsikan pada hari ke-5 dan ke-7 setelah infeksi untuk dilihat gambaran histopatologinya. Gambaran lesi sekum dianalisis dengan metode deskriptif, sedangkan derajat lesinya dianalisis dengan metode Rank test. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa temperaturberpengaruh terhadap patogenesitas oosista E . tenella dan untuk mematikano osista E . tenella disarankan dengan pemanasan 50 "C selama 15 hari.Kata kunci: koksidiosis, Eimeria tenella, lesion score, gambaran histopatologi
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2011-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/288
10.22146/jsv.288
Jurnal Sain Veteriner; Vol 29, No 1 (2011): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/288/171
Copyright (c) 2011 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/289
2018-10-08T13:24:30Z
jsv:ART
LEVEL HORMON TRIIODOTITYRONINE DAN THYROKSIN SAAT ESTRUS DAN OVULASI PADA SAPI BALI
Mona Airin, Claude
Purwono Putro, Prabowo
Astuti, Pudji
Baliarti, Endang
Sunaryanto, .
Yulianto, Didik
Hormon tiroid mengontrol pertumbuhan, diferensiasi dan metabolisme semua sel somatik jaringan. Level abnormal hormon tiroid akan menyebabkan infertilitas atau berkurangnya fungsi reproduksi. Hormon tiroid ini kemungkinanm empunyai peranan penting dalam pengaturan steroidogenesis dalam folikel ovarium. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi level T3 dan T4 sapi bali pada saat estrus dan ovulasi. Sapi bali yang digunakan tiga atau empat ekor dengan umur yang seragam (dua tahun) dan dalam keadaan sehat. Pengamatan estrusdilakukan setiap hari sedangkan penentuan waktu ovulasi menggunakan USG. Sampel darah diambil dari vena jugularis pada saat estrus dan ovulasi. Hasil penelitian menunjuk level T3 1,46ng/dl±0,173 saat estrus dan 1,98ng/ml±0,41 saat ovulasi, level T4 10,43 ±0,442 saat estus dan 10,48±0,896 saat ovulasi sedangkan ratio T3/T4. Level T3, T4 dan ratioT3/T4 tidak berbeda signifikan antara waktu estrus dan ovulasi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa hormon T3 dan T4 kemungkinan berpengaruh terhadap fungsi ovarium.Kata kunci: triiodothyrosin, estrus, sapi Bali, waktu ovulasi
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2011-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/289
10.22146/jsv.289
Jurnal Sain Veteriner; Vol 29, No 1 (2011): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/289/172
Copyright (c) 2011 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/290
2018-10-08T13:24:30Z
jsv:ART
PROFIL PLASMID Escherichia coli RESISTEN TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIKA YANG DIISOLASI DARI PETERNAKAN AYAM KOMERSIAL
Haryadi Wibowo, Michael
Sri Nugroho, Widagdo
Asmara, Widya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil plasmid E.coli yang resisten terhadap ampisilin, streptomisin dan enrofloksasin. Delapan isolat E.coli yang telah diidentifikasi dan diuji sensitivitasnya terhadapketiga antibiotik tersebut, selanjutnya diisolasi plasmidnyas. Isolat E. coli dipupuk pada kaldu laktosa diinkubasi dalam shaker incubator pada suhu 370 C semalam. Sel dipanen dengan sentrifugasi 12.000 rpm, selama 5 menit sebanyak dua kali. Isolasi plasmid dilakukan dengan metode lisis alkali menggunakan larutan lisis I, II, dan III. Presipitasi plasmid dilakukan dengan 3 M Na asetat dan ethanol absolut. Profil plasmid dibaca pada agarosa 1%, setelah dilakukan elektroforesis menggunakan marker plasmid. Hasil penelitian menunjukkan profil plasmidDNA E. coli tersebut teramati sebagai pita-pita DNA yang berpendar oleh pendedahan sinar ultraviolet. Plasmid yang terisolasi mempunyai ukuran yang sangat besar atau mega plasmid yaitu terletak pada 4268 bp, 4873 bp, 5148 bp dan terletak diantara 5148 bp dan 21.226 bp. Masing-masing isolat E. coli memiliki jumlah plasmid yang bervariasi antar 1 sampai 3 plasmid DNA.Kata kunci: Escherichia coli, resistensi, profil plasmid
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2011-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/290
10.22146/jsv.290
Jurnal Sain Veteriner; Vol 29, No 1 (2011): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/290/173
Copyright (c) 2011 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/291
2018-10-08T13:24:30Z
jsv:ART
LETHAL CONCENTRATION 50% (LC-50) EMPAT ISOLAT Edwardsiella tarda PADA IKAN AIR TAWAR DI INDONESIA
Narwiyani, Siti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui patogenesitas isolat Edwadsiella tarda dari berbagai daerah berdasarkan uji lethal concentration 50%(LC-50). Uji LC-50 dilakukan untuk mengetahui level konsentrasi infeksi E. tarda terhadap ikan uji. Isolat E. tarda diperoleh dari ikan nila (Yogyakarta), lele (Semarang dan Jambi), kura-kura impor (Brazilia), ikan mas (Pontianak). Uji lethal concentration 50% (LC-50) dilakukan pada ikan nila, patin, koki, Celebes rainbow, dan ikan mas. Berdasarkan hasil uji LC50 menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepadatani solat atipikal E. tarda menyebabkan jumlah kematian ikan uji semakin tinggi sertamenyebabkan waktu kematian semakin singkat. Data kelangsungan hidup ikan dihitung dengan metode Dragsted-Behrens guna menentukan LC-50. Nilai LC-50 dari 5 isolat E. tarda bervariasi dari 105 hingga l08sel/mL. Hasil ini menunjukkan bahwa isolat atipikal E. tarda merupakan bakteri patogen yang sangat berbahaya bagi hewan akuatik. Uji LC-50 menunjukkan bahwa isolat dari Pontianak merupakan yang paling patogen terhadap ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu 1,8 x 105 sel/mL selama pengamatan 6-7 hari.Kata kunci: patogenesitas, LC-50, Edwarsiella tarda
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2011-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/291
10.22146/jsv.291
Jurnal Sain Veteriner; Vol 29, No 1 (2011): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/291/174
Copyright (c) 2011 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/292
2012-03-12T04:02:12Z
jsv:ART
Penggunaan Protein Reporter GFP (Green Fluorecent Protein) untuk Pemantauan Fungsi Annexin I pada Phagositosis Brucellasuis
Kusumawati, Asmarani
...
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/292
10.22146/jsv.292
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/292/180
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/292/181
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/293
2012-03-12T06:47:21Z
jsv:ART
Comparizon Between HI Titer of ND Immune Serum Eye-Drop and Intra-Nasal Routers in SPF Chicken
., Soedijar
Lestari, Ida
Salam, Caravonika
comparizon
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/293
10.22146/jsv.293
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/293/185
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/294
2012-03-12T07:41:17Z
jsv:ART
STUDI ANATOMI GINJAL BURUNG WALET SARANG PUTIH (Collocalia fuciphaga) DAN SRITI (Collocalia linchi)
Nutriana, Citra
Jatman, Soehartini
Burung walet (Collocalia fuciphaga) dan sriti (Collocalia linchi) merupakan satwa yang terdistribusi di Indonesia dan memperkaya keanekaragaman hayati negara. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaranstruktur histologi ginjal walet dan sriti. Tiga ekor burung walet dewasa dan tiga ekor burung sriti, diambil organ ginjalya, kemudian dibuat preparat histologi dengan ketebalan pemotongan 5 um. Sampel diwamai denganmetoda Hematoksilin-Eosin (HE) dan mounting. Preparat sampel ginjal kemudian diamati secara mikroskopis dan dianalisis secara deskriptif. HasHpenelitian menunjukkan organ ginjal sriti dan walet terletak retroperitonial pada rongga synsacrum, di kaudal paru-paru. Secara makroskopis organ ginjal walet dan sriti berbentuk irregular,berwama merah keunguan. Ginjal walet membulat, memiliki ukuran panjang ginjaI6,9% dari panjang tubuhnya. Ginjal sriti pipih, memiliki ukuran panjang ginjal 7,4% dibanding panjang tubuhnya. Secara mikroskopis ginjal walet dan sriti memiliki glomerulus medula yang lebih besar dibanding glomerulus korteks. Strukturhistologi antara walet dan sriti tidak ada perbedaan.Kata kunci: walet sarang putih (Collocalia fuciphaga), sriti (Colocalia linchi), histologi, ginjal, Hematoksilin-Eosin
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/294
10.22146/jsv.294
Jurnal Sain Veteriner; Vol 28, No 2 (2010): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/294/182
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/295
2012-03-12T07:41:17Z
jsv:ART
DETEKSI Escherichia coli 0157:H7 DARI SUSU DAN DAGING MENGGUNAKAN SERUM KEBAL MONOSPESIFIK
Suwito, Widodo
Escherichia coli 0157:H7 merupakan salah satu bakteri patogen penyebab food borne disease pada manusia. Deteksi E.coli 0157:H7 pada serum keba] monospesifik berdasarkan somatik antigen (0) dan flagella(H). Tujuan dari penelitian ini untuk mendeteksi E.coli 0157:H7 menggunakan serum kebal monospesifik dengan cara absorbsi dan uji koaglutinasi. Serum kebal monospesifik diperoleh dengan cara menyuntikkan antigen E.coli 0] 57:H7 pada kelinci jenis New Zealand White. Serum dikoleksi dan diabsorbsi menggunakan antigen somatik E.coli heterolog sampai tidak terjadi reaksi agglutinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan serum kebal monospesifik dapat digunakan untuk menedeteksi E.coli 0 157:H7 dalam susu dan daging.Kata kunci: serum keba1, monospesifik, E.coli 0157:H7
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2010-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/295
10.22146/jsv.295
Jurnal Sain Veteriner; Vol 28, No 2 (2010): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/295/183
Copyright (c) 2010 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/296
2012-03-12T07:41:17Z
jsv:ART
IDENTIFIKASI VIRUS RABIES PADA ANJING LIAR DI KOTA MAKASSAR
Utami, Sri
Sumiarto, Bambang
Telah dilakukan identifikasi virus rabies pada anjing liar di kota Makassar. Tujuan penelitian ini adalah mengidentitikasi virus rabies pada anjing liar di kota Makassar. Sebanyak 32 sampel otak anjing liar diuji untuk identifikasi virus rabies dengan metode Fluorescent antibody technique (FAT). Data identifikasi virus rabies dari sampel otak dianalisis secara deskriptif. Hasil pengujian sampel otak anjing liar menunjukkan sebanyak 32 sampel negatifrabies. Sampel otak dari anjing liar yang ditangkap tanpa gejala klinis rabies dan sampel otak daritempat pemotongan anjing bukan merupakan sampel yang baik untuk identifikasi rabies pada suatu wilayah.Kata kunci: anjing liar, FAT, virus rabies
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2010-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/296
10.22146/jsv.296
Jurnal Sain Veteriner; Vol 28, No 2 (2010): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/296/184
Copyright (c) 2010 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/297
2012-03-12T07:41:17Z
jsv:ART
EVALUASI VAKSIN INFECTIOUS BURSAL DISEASE (IBD) BERDASARKAN PADA NILAI INDEKS BURSAL
Lestari Soedijar, Ida
Sesuai dengan persyaratan minimal Farmakope Obat. Hewan Indonesia (FOHI), vaksin Gumboro yang dikenal dengan nama Infectious Bursal Disease (IBD) dinyatai(anmemuaskan apabila telah lulus uji umum (ujifisik, uji kevakuman, uji kemurnian dan uji steril) selainjuga memenuhi persyaratan uji khusus (uji keamanan, uji potensi dan uji kandungan virus). Sejak tahun 1998,dalam uji keamanan (safety test), Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSOH) lebih menitik beratkan pada nilai Rasio Indeks Bursa yaitu nilai ratarataberat bursa/bobot ayam hasil vaksinasi diperbandingkan dengan ayam kontrol tanpa perlakuan, dimana nilai tersebut harus sedikitnya mencapai nilai 0.7. Dari hasil tulisan disini, terdapat kegagalan dari beberapa vaksinIBD yang tidak memenuhi syarat untuk nilai Rasio Indeks Bursa setelah 5 (lima) minggu paska vaksinasi dengan menggunakan ayam Specific Pathogen Free (SPF) umur 2 (dua) minggu. Direkomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan kembali Rasio Indeks Bursapada Persyaratan Minimum Indonesia.Kata kunci: Rasio Indeks Bursa, ayam SPF
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2010-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/297
10.22146/jsv.297
Jurnal Sain Veteriner; Vol 28, No 2 (2010): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/297/186
Copyright (c) 2010 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/299
2012-03-12T07:13:13Z
jsv:ART
Aplikasi Teknologi Laserpunktur untuk Gertak Birahi pad Kerbau
Guntoro, Suprio
Yasa, I Made Rai
..
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/299
10.22146/jsv.299
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/299/187
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/300
2012-03-12T07:41:17Z
jsv:ART
PENGARUH PANHISTEREKTOMI TERHADAP HOMEOSTASIS KALSIUM DAN FOSFOR TIKUS Sprague Dawley YANG DIBERI PAKAN BUNGKIL KEDELAI
Hartiningsih, .
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh panhisterektomi terhadap homeostasis kalsium (Ca) dan fosfor (P) tikus Sprague Dawley yang diberi pakan bungkil kedelai dengan rasio Ca:P=31:1. Sepuluh tikus betina Sprague Dawley umur 6 minggu secara acak dibagi 2 kelompok (kontrol dan panhisterektomi) masing-masing 5 tikus. Tikus kelompok panhisterektomi dilakukan panhisterektomi pada waktu umur 8 minggu. Pada umur 20 minggu tikus dipindah dalam kandang metabolik individu untuk studi balan. Pada hari ke 4-8 masa studi balan, setiap pagi dilakukan koleksi sisa pakan, feses dan urin untuk pemeriksaan Ca dan P.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi Ca dan P tikus panhisterektomi tidak berbeda dengan tikus kontrol, ekskresi Cadan P dalam feses tikus panhisterektomi lebih tinggi dan berbeda sangat signifikan (P<O,O1) dengan tikus kontrol, dan ekskresi Ca dan Pdalam urin tikuspanhisterektomi lebih tinggi meskipun tidak berbeda signifikandengan tikus kontrol. Retensi Ca tikus panhisterektomi lebih tinggi dan berbeda sangat signifikan (P<O,OI) dengan tikus kontrol, dan retensi P tikus panhisterektomi tidak berbeda signifikan dengan tikus kontrol. Darihasil penelitian disimpulkan bahwa panhisterektomi meningkatkan ekskresi Ca dan P dalam feses dan urin akibat kemungkinan turunnya hormon estrogen, hormon paratiroid dan 1,25-dihidroksivitamin D3 sebagai regulator homeostasis Ca dan P, namun panhisterektomi berpengaruh positif terhadap retensi Ca dan P atau berpengaruh positif terhadap pembentukan tulang.Kata kunci: Panhisterektomi, retensi kalsium, fosfor, homeostatis
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2010-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/300
10.22146/jsv.300
Jurnal Sain Veteriner; Vol 28, No 2 (2010): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/300/188
Copyright (c) 2010 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/301
2012-03-12T07:31:29Z
jsv:ART
Heat Resistance of Local Isolat of VT1 and VT2 Genes-Bearing Escheria coli O157:H7 in Healed Milk and Cooked Beef
Nurwati, Margaretha
Budiharta, Setyawan
..
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/301
10.22146/jsv.301
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/301/189
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/302
2012-03-12T07:41:17Z
jsv:ART
PENGARUH Eimeria magna TERHADAP KONDISI FISIOLOGIK KELINCI LOKAL
Hana, Amelia
Sumartono, .
Mona Airin, Calude
Astuti, Pudji
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Eimeria magna (E. magna) terhadap kondisi fisiologik kelinci lokal. Sebanyak 12 ekor kelinci lokal jantan umur 4 bulan dengan berat badan 1,0-1,5 kg dan bebas koksidiosis digunakan sebagai kelinci percobaan dibagi menjadi 3 kelompok (K-O,K-I, dan K-2) secara acak, setiap kelompok terdiri dari 4 ekor. Kelinci kelompok K-Osebagai kontrol (tidak diinfeksi hanya diberi 1,0ml akuades/ekor peroral), kelompok K-l dan K-2 masing-masing diinfeksi 4xl0s oosista E. magna/ekor peroral,dan 28x1OSoosista E. magna/ekor peroral. Pengukuran suhu tubuh, penimbangan berat pakaQ.'yangdikonsqrnsi,penghitungan jumlah Eimeria yang dieliminasi dalam fesesnya dan pemantauan gejala klinis dilakukan setiap hari selama 11 hari. Pada hari ke-O,5, dan 10 dilakukan penimbangan berat badan dan pengambilan darah untuk pemeriksaan darah rutin (jumlah eritrosit, leukosit, kadar hemoglobin, nilai packed cell volume (PCY), kadar total protein plasma (TPP), dan diferensial leukosit (neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit). Kesimpulan : kelompok kelinci yang diinfeksi 28xIOSoosista E. magna lebih efektif menunjukan perubahan kondisi fisiologik dibanding dengan kelompok kelinci yang diinfeksi 4xlOs oosista E. magna (K-l). Semakin tinggi jumlah oosista E. magna yang diberikan, semakin tinggi suhu tubuh, jumlah oosista yang dieleminasi dalam feses, danjumlah eosinofilnyaKata kunci: Kelinci jantan lokal, Eimeria magna, perubahan fisiologi
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2010-07-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/302
10.22146/jsv.302
Jurnal Sain Veteriner; Vol 28, No 2 (2010): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/302/190
Copyright (c) 2010 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/303
2012-03-12T07:37:25Z
jsv:ART
Isolasi dan Propagasi Agen Penyebab Penyakit dari Kasus Terdiagnosa Penyakit Infektious Laryngotracheitis (ILT) pada Telor Ayam Berembrio
Wibowo, Michael Haryadi
Asmara, Widya
..
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/303
10.22146/jsv.303
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/303/191
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/304
2012-03-12T07:41:17Z
jsv:ART
PENENTUAN KADAR AFLATOXIN Bl DALAM PAKAN BROILER SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DENGAN PEMURNIAN SECARA IMUNOAFINITAS
Dwi Wijayanti, Agustina
Telah dilakukan penelitian terhadap 10sampel pakan broiler yang diduga mengandung aflatoksinBI secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik(reversed phase), dengan pemurnian secaraimunoafinitas. Prinsip imunoafinitas adalah pengikatan aflatoksin dengan antibodi spesifik yang dilanjutkan dengan pengukuran kadar menggunakan KCKT. Semua sampel dibagi menjadi 2 kelompok dan diekstraksi dengan NaCI dan metanol. Kelompok 1 diekstraksi tanpa dilakukan pemurnian pengikatan antibodi dan kelompok 2 dengan pengikatan antibodi. Pengukuran kadar kedua kelompok perlakuan tersebut dilakukan secara KCKT dengan pengaturan dan fase gerak yang sarna yaitu dengan metanol 70%. Hasilnya adalah padaperlakuan 1semua sampel negatif sedangkan pada perlakuan 2 terdapat 4 sampel dengan hasil positif aflatoksin dengan hasil berkisar antara 0,02-0, I ppm.Kata kunci: aflatoksin B 1,pakan broiler, imunoafinitas, KCKT.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2010-12-01
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/304
10.22146/jsv.304
Jurnal Sain Veteriner; Vol 28, No 2 (2010): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/304/211
Copyright (c) 2010 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/305
2012-03-13T01:49:14Z
jsv:ART
EFEKTIVITAS PENGOBATAN PREPARAT KOMBINASI AMOKSISILIN DAN KOLISTIN SULFAT PADAKASUS INFEKSI BUATAN Escherichia coli PATOGEN PADA AYAM BROILER
Haryadi Wibowo, Michael
Amanu, Surya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan preparat kombinasi amoksisilin dan kolistin suIfat pada kasus infeksi buatan Escherichia coli pada ayam broiler. Sebanyak 140 ekor ayam broiler dipelihara sejak umur satu hari menurut pemeliharaan standar yang lazim. Pada umur 21 hari, ayam tersebut dipisahkan menjadi duayaitu 118 ekor sebagai ayam perlakuan sedangkan sisanya 22 ekor sebagai kontrol. Ayam perlakuan diinfeksi E. coli patogenik isolat asal unggas (EC/Kls/4/02) secara intra peritoneal dosis 0,5 ml dari suspensi Mac Farland I. Segera setelah diinfeksi ayam tersebut diobati dengan preparat kombinasi amoksisilin dan kolistin dosis 1 gram per liter,diberikan selama 7 hari. Kelompok kontrol diinfeksi E. coli sebagaimana kelompok perlakuan tetapi tidak diobati. Respon pengobatan yang diamati adalah kesembuhan ayam yang teramati tanpa adanya gejala klinis, dan penampilan ayam paska pengobatan yang meliputi: rasio jumlah ayam terjual dari jumlah yang diinfeksi, berat badan dan tingkatkonversi pakan. Untuk membandingkan pengaruh pengobatan antara kelompok perlakuan dan kontrol diuji dengan analisis Chi- Square menggunakan program Student Edition of Statistic 4.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosentase ayam terjual sebanyak 86,4 %, dengan berat rerata pada umor 38 hari 1,48kg serta nilai efisiensipakan feedconvertion ratio 1,81. Secara statistik pengaruh pengobatan tersebut terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat signifikasi 0,5%, antara kelompok perlakuan dan kontrol. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa respon pengobatan pada kasus infeksi buatan E. coli menggunakan preparat kombinasi amoksisilin dan kolistin sulfat,cukup baikuntuk mengatasi infeksi tersebut.Kata kunci: Escherichia coli, kombinasi antibiotik, potensi zooteknik ayam
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/305
10.22146/jsv.305
Jurnal Sain Veteriner; Vol 27, No 1 (2009): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/305/192
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/306
2012-03-13T01:49:14Z
jsv:ART
PERBANDINGAN PROFIL FARMAKOKINETIK DOKSISIKLIN APLIKASI INTRAVENA DAN INTRAMUSKULER PADA ULAR SANCA ( PHYTON RETICULATUS )
Dwi Wijayanti, Agustina
Rahardjo, Slamet
Donny Satria, Gagak
Penelitian farmakokinetik doksisiklin pada ular sanca (Phyton reticulatus) ini dilakukan untuk mengetahui profil fannakokinetik obat pemberian intravena dan intramuskuler serta untuk mengetahui tingkat efektivitasnya melalui perbandingan kadar dengan nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) beberapa agen infeksi yang penting.Hewan yang digunakan adalah 6 ekor ular sanca dewasa yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok 1 diberi doksisiklin dosis 25 mg/kg bb lewat vena palatina dorsalis dan kelompok 2 melalui muskulus bagian sepertiga anterior.Darah diambil secara intrakardia pada menit ke 30,jam ke-I, 2, 4, 8, 24, 48, 72, 96 dan 120 setelahpemberianobat. Plasma dikoleksi secara sentrifugasi dan diekstraksi menggunakan asam trikloroasetat. Selanjutnya plasma dianalisis dan dilakukan pengukuran kadar obat secara HPLC (High Peiformance Liquid Chromatography), menggunakan fase gerak larutan asam oxalat : metanol: asetonitril (6:3:I) dan kolom C18. Parameter farmakokinetikyang dihasilkan untuk intravena adalah AUC 7135,155 uglmL.menit, Clearence 3,5 mLimenit/kg, Cmax 95,465 uglmL,Tmax 30menit,Tl/2 44,42 jam dan Vd 13477,1mL/kg bb dan untuk intramuskuler AUC 1185,56f.lglmL.menit, Clearence 3,49mL/menit/kg, Tmax 24 jam, Cmax 0,191 ug, T1/220,6 jam, Vd 62500 mL /kg bb. Kadar rata-rata obathinggajam ke 120 (5 hari) masih di atas minimum inhibory concentration (MIC) beberapa agen infeksi yang penting pada reptilia.Untuk selanjutnya, diperlukan penelitian untuk mengetahui MIC agen-agen infeksi pada ular sanca untuk dapat secara tepat mengetahui efikasi doksisiklin.Kata kunci: profil farmakokinetik, doksisiklin, ular sanca
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/306
10.22146/jsv.306
Jurnal Sain Veteriner; Vol 27, No 1 (2009): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/306/193
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/307
2012-03-13T01:49:14Z
jsv:ART
STRUKTUR HISTOLOGI KELENJAR LUDAH BURUNG WALET (Collocalia fusiphaga) DAN BURUNG GEREJA (Passer montanus)
Jatman, Soehartini
Ariana, .
Untoro, Mas
Nicolory Paula, Yosephine Nicolory Paulal
Burung walet putih (Collocalia fusiphaga) mempunyai nilai ekonomi tinggi karena menghasilkan sarang dari cairan ludah yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi. Burung tersebut termasuk burung liar, tidak dilindungi, tetapi habitat dan budidayanya diatur oleh pemerintah Indonesia demi pemanfaatan sebesar-besarnya untuk kesejahteraanrakyat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan struktur histologi pada burung walet (Collocalia fusiphaga) dengan burung gereja (Passer montanus) sebagai pembanding. Empat ekor burung walet dewasa dan empat ekor burung gereja dewasa, diambil rahang bawah (mandibula) dan lidahnya, dibuat preparat histologi pemotongan serial dengan ketebalan 5 um. Sampel diwarnai dengan metoda hematoksilin-eosin (HE) dan dan alcian blue-periodic acid schiff(AB-PAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tipe kelenjar ludah adalah tubulo alveolar kompleks yang mengandung mukosakarida bersifat asam. Kelenjar ludah burung walet tersebar merata disepanjang lapisan mukosa mandibula dan mukosa organ lidah. Distribusinya semakin sedikit ke arah ujung lidah kelenjar, dan kemudian menghilang di ujung lidah. Pada burung gereja, kelenjar ludah di lapisan mukosa mandibula hanya terdeteksi di lateraldan dorsolateral secara berkelompok, sedangkan pada organ lidah berada ditepi dorsal, dorso lateral dan ventrolateral.Kata kunci: burung walet (Collacolia fusiphaga), burung gereja (Passer montanus), kelenjar ludah, struktur histologi
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/307
10.22146/jsv.307
Jurnal Sain Veteriner; Vol 27, No 1 (2009): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/307/194
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/308
2012-03-13T01:44:41Z
jsv:ART
RESISTENSI ISOLAT LOKAL Escherichia coil PEMBAWA GENA VT1 DAN VT2 ASAL BABI DAN DOMBA/KAMBING TERHADAP 6 ANTIBIOTIK = RESISTANCE OF LOCAL ISOLATES OF VT1 AND VT2 GENES-BEARING Escherichia coil FROM SHEEP/GOAT AND SWINE
Azizah, Nurul
Astuti, M. Kenti
Yudhabuntara, Doddy
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan resistensi Escherichia coil pembawa gena VT1 dan VT2 hasil isolasi domba/kambing dan babi terhadap penisilin, ampisilin, amoksilin, tetrasiklin, streptomisin, dan kloramfenikol. Sejumlah sembilan isolat Escherichia coli pembawa gena VT1 dan VT2 as,s1 domba/kambing dan 23 asal babi diuji resistensinya terhadap keenam antibiotik menggunakan rnetode difusi disk yang tersedia secara komersial. Jumlah isolat resisten dan sensitif dari domba/kambing dan babi dianalisis dengan menggemakan statistik x2. Hasilnya menunjukkan bahwa.resistensi kedua asal isolat tidak berbeda secara bermakna (P > 0,05) terhadap penisilin (x2 = 0.244), ampisilin (x2 = 0.035, amoksilin (x2 = 0.195 dan kloramfeniol (x2 = 0). Terdapat perbedaan resistensi yang bermakna (P < 0.05) terhadap tetrasiklin (x2 – 5.45) dan streptomisin (x2 = 4.59), dengan isolat babi resistensinya selalu lebih tinggi. Hasil ini dapat digunkan sebagai rekomendasi untuk pengobatan infeksi VTEC pada manusia dengan mengingat asal bakteri yang menginfeksi.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/308
10.22146/jsv.308
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/308/200
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/309
2012-03-13T01:49:14Z
jsv:ART
STUDI METODE SCHIFF UNTUK DETEKSI KADAR FORMALIN PADA IKAN BANDENG LAUT (Chanos-chanos)
Drastini, Yatri
Ayu Widiasih, Dyah
Penambahan zat pengawet berbahaya, formalin, pada bahan pangan telah terjadi di Indonesia. Deteksi formalin dengan larutan Schiff yang relatif murah dan mudah dilakukan pada ikan bandeng laut (Chanos chanos) yang dipapar dengan formalin dengan konsentrasi 0,03% (300 ppm), 0,04% (400 ppm), dan 0,05% (500 ppm) selama 1 jam.Sensitivitas dan spesifisitas Schiff untuk deteksi formalin dipelajari. Efek formalin terhadap ikan diamati baik pH, organoleptik dan gambaran histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan Schiff sangat sensitif dan spesifik (masing-masing sensitivitas dan spesifisitasnya 100%) untuk mendeteksi formalin dengan konsentrasi minimal 0,05%. Nilai pH ikan baik perlakuan maupun kontrol tidak berbedajauh. Nilai organoleptik menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi formalin. Formalin berpengaruh pada gambaran histopatologi insang, tetapi tidakpada lambung, kulit, dan daging. Formalin menyebabkan ruptur lamellae, hiperplasia sel radang, dan hipertropi epitel insang.Kata kunci: formalin, Schiff, sensitifitas, spesifisitas, histopatologi
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/309
10.22146/jsv.309
Jurnal Sain Veteriner; Vol 27, No 1 (2009): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/309/195
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/310
2012-03-13T01:49:14Z
jsv:ART
IDENTIFIKASI GLIKOKONJUGAT PENGHANTAR BAU DAN DISTRIBUSINYA PADA EPITELIUM OLFAKTORIUS HIDUNG KALONG KAPAUK (Pteropus vampyrus) DAN LASIWEN DEIGNAN (Myotis horsfieldii)
Nicolory Paula, Yosephine
Budipitojo, Teguh
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis residu gula dalam glikokonjugat menggunakan 4 jenis lektin yaitu wheat germ agglutinin (WGA), soybean agglutinin (SBA), concanavalin A (Con A), Rhicinus communis Agglutinin (RCA) dan distribusinya pada epitelium olfaktorius tunika mukosa hidung kelelawar pemakan buah (Pteropus vampyrus) dan kelelawar pemakan serangga (Myotis horsfieldii). Sebanyak 3 ekor Kalong betina dewasa dan 2 ekor Lawabetina dewasa digunakan dalam penelitian. Preparat histologinelitian dari 3 ekor kalong betina dewasa dan 3 ekor lawa betina dewasa dicat dengan pewamaan Alcian Blue-Periodic Acid Solution (AB-PAS). Analisis preparat histologi dilakukan secara deskripstif. Dapat disimpulkan bahwa residu gula pada glikokonjugat epithelium Kalong adalah mannose, N-acetylgalactosamine dan N-acetylglucosamine. Jenis-jenis residu gula pada glikokonjugat epitelium olfaktorius lasiwen adalah mannose dan N-acetylglucosamine. Distribusi residu gula tersebut terdapat pada lapisan mukus permukaan, dendrit, zona supranuklear badan sel saraf olfaktorius, duktus kelenjar Bowman, kelenjar Bowman dan sel basal, sedangkan distribusi residu gula pada epitelium olfaktorius lasiwen tersebar di lapisan mukus permukaan dan zona supranuklear badan sel saraf olfaktorius.Kata kunci: Residu gula, glikokonjugat, epitelium olfaktorius, kalong, lasiwen
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/310
10.22146/jsv.310
Jurnal Sain Veteriner; Vol 27, No 1 (2009): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/310/196
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/312
2012-03-13T01:43:02Z
jsv:ART
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP TITER IIEEMAGLUTINASI VIRUS INFECTIOUS BRONCHITIS GALUR MASSACHUSETTS H-120 = EFFECT OF THE TEMPERATUR STORAGE FOR HEMAGLLUTINATION TITER OF INFECTIOUS BRONCHITIS VIRUS MASSACHUSETTS
Untari, Tri Untari, Farinton Nainggolan
Nainggolan, Farinton
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh suhu penyimpanan terhadap titer hemaglutinasi virus Infectious BrOnchitis (IB) galur Massachusetts H 120. Virus 113 yang digunakan berupa vaksin hidup sebanyak 0,1 (103EID50/m1) yang diinokulasikan pada ruang allantois telur ayam berembrio umur 10 hari dan diinkubasi selama 30 jam. Cairan alantois dipanen dan diputar 2500 g selam 15 menit. Supematan diambil dan diputar 39.000 g selama 45 menit. Pelet virus diresuspensikan dalam bufer Tris hidroklorida dan diberi 0,5 unit/ ml enzym fosfolipase C tipe I dan diinkubasi 37°C selam 2 jam. Hasil penelitian mentutjulckan bahwa titer HA virus LB lebih stabil pada penyimpanan suhu 4° C dan pada suhu –20° C. : Tri Untari, Farinton Nainggolan
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/312
10.22146/jsv.312
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/312/198
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/313
2012-03-13T01:49:14Z
jsv:ART
EFEK EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM DAN mSTOPATOLOGIK HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI CCl4
Sanata Lingga, Y.
Yosianto Christiawan, Oky
Hariono, Bambang
Dua puluhekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) dibagi dalam lima kelompok. Kelompok I merupakan kelompok kontrol, kelompok II, III, IV dan V adalah kelompok perlakuan. Senyawa CC14 dengan dosis 0,125 mL/200 g bb diberikan peroral pada kelompok tikus perlakuan sebanyak 10 kali (hari ke-l sampai hari ke-19) dengan interval 2 hari, dan kelompok kontrol diberi akuades dengan volume yang sama. Mulai hari ke-21 sampai hari ke-35 tikus kelompok IV dan V diberi ekstrak buah merah sebanyak 0,54 mL, dan kelompok I, II dan III diberi akuades dengan volume yang sarna. Pada hari ke 21,23,27 dan 35, tikus kelompok III dan V masing-masing dibunuh satu ekor untuk pemeriksaan histopatologik hati. Pada akhir penelitian (hari ke-35) semua tikus penelitian yang tersisa dibunuh untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histopatologik hati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian CC14 dengan dosis 0,125 mL/200 g bb sebanyak 10 kali dengan interval 2 hari menyebabkan peningkatan aktivitas enzim ALT(p<0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Selanjutnya pada hari ke-35 terjadi penurunan aktivitas enzim ALT pada kelompok tikus perlakuan II dan IV (p<0,05) dibandingkan pada hari ke-21. Pemeriksaan histopatologik terlihat kongesti, susunan radier hepatosit tidak jelas, degenerasi hidropik dan nekrosis sentrolobuler hati. Regenerasi hati tikuskelompok perlakuan yang diberi ekstrak buah merah memperlihatkan proses regenerasi yang lebih cepat ditandai dengan susunan radier hepatosit dibandingkan kelompok tikus yang hanya diberi CC14 saja.Kata kunci : Ekstrak buah merah, enzim ALT, CC14
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/313
10.22146/jsv.313
Jurnal Sain Veteriner; Vol 27, No 1 (2009): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/313/199
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/314
2012-03-13T02:03:52Z
jsv:ART
ISOLATION OF VT1 AND/OR VT2 GENE-BEARING Escherichia coif FROM CATTLE, SWINE AND SHEEP AND GOAT = ISOLASI Escherichia coli PEMBAWA GEN VT1 DAN VT2 DART SAPI, BABI DAN DOMBA/KAMBING
Drastini, Yatri
Budiharta, Setyawan
Asmara, Widya
Dewasa ini dikenal adanya lima kelas EScherichia coli enterovirulen, termasuk E. coli verositotoksigenik (VTEC). Nama VTEC berhubungan dengan verositotoksin yang dihasilkan, yang disandi oleh gen VT dalam kromosom E. coli. Identifikasi VTEC pada awalnya selalu dikaitkan dengan serotipe 0157:H7. Tulisan ini melaporkan isolasi E. coli pembawa gen VT1 dan/atau VT2 dari sapi, babi, dan domba/kambing. Oles rekturn diambil dari hewan, dan adanya E. coli dideteksi dengan BGA, EMBA dan SMAC. Uji aglutinasi lateks digunakan untuk mendeteksi antigen 0157, dan adanya gen VT1 dan VT2 dideteksi dengan PCR. Paling tidak 44% isolat E. coli dari sapi tidak inernfermentasi sorbitol dengan 1,5% di antaranya adalah serotipe 0157. Isolat E. coil pembawa gene VTI danlatau VT2 paling banyak berasal dari babi. Namun, tidak semua E. coil pembawa gen tersebut adalah 0157.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/314
10.22146/jsv.314
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 2 (2002): Desember
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/314/201
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/315
2012-03-13T06:51:05Z
jsv:ART
DISTRIBUSI Culicoides spp. (DIPTERA: CERATOPOGONIDAE) PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA = A DISTRIBUTION OF Culicoides spp. (Dag bRA: CERATOPOGONIDAE) ON THE LAYER POULTRY FARMS IN SLEMAN REGEN
Sahara, Ana
Priyowidodo, Dwi
Telah diteliti distribusi spesies Culicoides yang ada di kitar peternakan ayam petelur di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui spesies-spesies Culicoides yang mempunyai peranan dalam menyebarkan penyakit leukositozoonosis pada ayam petelur. Sebanyak 762 ekor Culicoides (Diptera: Ceratopgonidae) dikumpulkan dari dua belas peternakan ayam petelur di wilayah Kabupaten Sleman dengan menggunakan perangkap serangga Pirbright type rniniatur light trap. Culicoides yang diperoleh dikelompokkan dan diidentiflkasi berdasarkan karakter morfologis menurut Wirth den Hubert. Basil penelitian menunjukkan tidal( ada perbedaan populasi Culicoides dari petemakan ayam petelur yang ada di wilayah Kabupaten Sleman pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Ada delapan spesies Culicoides yang diperoleh dari petenakan ayam petelur di Kabupaten Sleman yang berhasil diidentifikasi yaitu: C. lye, C. guttifer, C. arakawae, C. oxystoma, C. parahumeralis, C. peregrinus, C. sumatrae dan C. clavipalpis. Spesies Culicoides yang dicurigai sebagai penyebar penyakit leukositozoonosis di Kabupaten Sleman adalah C. huffi, C. guitifer , dan C.arakawae .
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
application/pdf
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/315
10.22146/jsv.315
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 1 (2002): Juli
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/315/203
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/315/204
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/315/205
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/316
2012-03-13T06:45:48Z
jsv:ART
EFEKTIVITAS IVERMECTIN DAN FIPRONIL DALAM MENGATASI SERANGAN CAPLAK PADA ANJING = THE EFFECTIVENESS OF IVERMECTIN AND F1PRONIL FOR TICK ERADICATION IN DOG
Purnamaningsih, Hary
Tjahajati, Ida
Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas ivermectin dan fipronil dalam mengatasi serangan caplak pada anjing. Penelitian. menggunalcan 16 ekor anjing dengan !criteria bebas parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit. Anjing dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, masing-masing 4 ekor. Kelompok I dan 11 dibuat sebagai kelompok infestasi ringan, dan kelompok dan IV sebagai kelompok berat. Kelompok I dan m diberi pengobatan injeksi subkutan ivermectin 1% dengan dosis 400 µg/kg BB. Kelompok II dan IV diberi pengobatan fipronil 3 ml/kg BB dengan cara disemprotkan pada anjing dan diratakan dengan telapak tangan. Pengobatan diulang selang 4 minggu untuk menghindari terjadinya infestasi ulang. Waktu hilangnya caplak terns diikuti, dengan jalan menghitung jumlah caplak dewasa setiap hari sekali, sejak pemberian obat pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengobatan denganfipronil lebih efektif dibandingkan dengan ivermectin, untuk infestasi caplak ringan, (2) pengobatartfiprond pada infestasi caplak ringan, akan lebih efektif dengan pemberian dua kali selang 4 minggu.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/316
10.22146/jsv.316
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 1 (2002): Juli
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/316/202
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/317
2012-03-13T07:00:34Z
jsv:ART
EFEKTIVITAS DORAMECTIN UNTUK PENGOBATAN SKABIES PADA KUCING = THE EFFECTIVENESS OF DORAMECTIN FOR SCABIES TREATMENT IN CAT
Tjahajati, Ida
Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas doramectin dalam pengobatan skabies pada kucing. Penelitian menggunakan kucing yang menderita skabies dengan infestasi terbatas pada daerah kepala sebanyak 15 ekor, dibagi dalam 3 kelompok masing-masing 5 ekor. Kelompok I, II dan HI berturut-turut diinjeksi subkutan doramectin dengan dosis 150 [tg, 200 pg dan 250 ug/kg berat badan. Pengobatan diulang apabila kucing masih menunjukkan positif adanya tungau pada pemeriksaan mikroskopis. Perkembangan penyakit diamati sampai 2 minggu setelah pengobatan. Peng,amata.n meliputi perubahan lesi pada kulit, hasil pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis, dan gambaran darah sebelum dan sesudah pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 150 µg/kg BB tidak efektif mengatasi skabies pada kucing, sedang dosis 200 p.g/kg dan 250 ug efektif membasmi skabies pada kucing. Doramectin dosis 200 1./g/kg berat badan dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengobatan skabies pada kucing.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/317
10.22146/jsv.317
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 1 (2002): Juli
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/317/206
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/317/207
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/318
2012-03-13T07:21:49Z
jsv:ART
PENENTUAN DAN ANALISIS SECARA MOLEKULER DAM STRAIN Schistosoma japonicum (TREMATODA) DI INDONESIA = DETERMINATION AND MOLECULAR ANALYSIS OF STRAIN OF Schistosoma japonicum (TREMATODA) IN INDONESIA
., Kurniasihl
Sudjadi, F.A.
Sumiarto, Bambang
Noor, Susan M.
Schistosomiasis adalah penyakit endemik yang dapat menyerang manusia dan hewan di sekitar danau Lindu dan lembah Napu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya variasi intra-spesies dari cacing dewasa Schistosoma japonicwn berasal dari Indonesia. Tikus liar dan siput, Oncomelania hupensis lindoensis, diambil dari danau Lindu dan lembah Napu, Sulawesi Tengah. Serkaria S. japonicum yang keluar dari siput kemudian di infeksikan ke lima ekor mencit untuk pengamatan cacing dewasa dan perubahan histopatologi semua organ. Serkaria dan owing dewasa diamati morfologinya, sebagian cacing dewasa di fiksasi dengan larutan ethanol absolut untuk dilakukan ekstraksi rDNA, amplifikasi dengan PCR, atau analisis restriction length fragment polymorphism (RFLP) dengan enzim digesti dan elektrophoresis pada agarose. Ekstraksi rDNA caring jantan dan betina secara individual dengan metoda phenol chloroform dan amplifikasi rDNA. menunjukkan hasil band yang baik. Hasil analisis RFLP dengan menggunakan 3 enzim Windifi, EcoRI dan menunjukkan perbedaan strain S. japonicum yang berasal dari Napu dan Lindu. Variasi intra-spesies rDNA cacing dewasa dijumpai pula di lembah Napu.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/318
10.22146/jsv.318
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 1 (2002): Juli
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/318/208
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/319
2012-03-13T07:31:11Z
jsv:ART
PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DALIN PEPAYA PADA AYAM: II. RESPON PATOFISIOLOGIK HEPAR = THE EFFECTS OF PAPAYA LEAF EXTRACT ON CHICKENS: II. PATHOPHYSIOLOGIC AL CHANGES OF LIVER
Kamaruddin, Mufti
Sabo, M. Nur
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian air perasan dam pepaya dengan berbagai tingkatan dosis terhadap respon patofisiologik hepar ayam buras. Penelitian menggunakan 20 ekor ayam buras yang berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata (± SD) adalah 577 ± 69,97 gram. Hewan percobaan dikelompokkan secara acak merata dalam lima kelompok perlakuan, tiap-tiap kelompok terdiri dari empat ekor. Kelompok pertama sebagai kontrol hanya diberikan aquades (P0); kelompok kedua sampai kelompok lima diberi air perasaan daun pepaya dosis tunggal sebagai berikut: 1,5 ml (P1), 2,0 ml (P2), 2,5 nil (P3) dan 3,0 ml (P4). Untuk pembuatan perasan daun pepaya digunakan 400 g daun pepaya yang diekstraksi secara sederhana. Empat hturi setelab perlakuan ayam dikorbankan, dinekropsi dan dilakukan pemeriksaan hepar. Pemeriksaan dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Preparat mikroskopik dibuat dengan metode parafin dan diwarnai dengan hematoksilineosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan perubahan patologik pada hepar pada kelompok perlakuan P2„ P3 dan P4. Secara makroskopik pada hepar terlihat membengkak dan hiperemik, sedangkan secara mikroskopik struktur hepatositus teijadi degenerasi dengan gambaran inti pucat, hiperemi, hemoragi, dan koloni sel polimorfonuklear. Pada kelompok Po dan Pl tidak terlihat adanya perubahan makroskopik dan mikroskopik pada hepar ayam. Dari basil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis air perasan daun papaya 1,5 ml tidak menimbulkan perubahan patofisiologik, sedangkan pemberian pada dosis 2,0 nil, 2,5 ml dan 3,0 mi memperlihatkan perubahan patofisiologik pada hepar ayam buras. Semakin tinggi dosis pemberian air perasan daun pepaya yang diberikan pada ayam semakin besar perubahannya. Kata kunci: Air perasan daun pepaya; patofisiologik hepar
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/319
10.22146/jsv.319
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 1 (2002): Juli
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/319/209
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/320
2012-03-13T07:34:48Z
jsv:ART
PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN PEPAYA PADA AYAM: RESPON TERHADAP PATOFISIOLOGIK GINJAL = THE EFFECTS OF PAPAYA LEAF EXTRACT ON CHICKENS: III. KIDNEY PATHOPHYSIOLOGICAL RESPONSE
Kamaruddin, Mufti
Salim, M. Nur
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian air perasan daun pepaya dengan berbagai tingkatan dosis terhadap respon patofisiologik ginjal ayam buras. Penelitian menggunakan 20 ekor ayam buras yang berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata (± SD) adalah 577 ± 69,97 gram. Hewan percobaan dikelompokkan secara acak merata dalam lima kelompok perlakuan, tiap-tiap kelompok terdiri dari empat ekor. Kelompok pertama sebagai kontrol hanya diberikan aquades (Po); kelompok kedua sampai kelompok lima diberi air perasaan daun pepaya dosis tunggal sebagai berikut: 1,5 ml (P1), 2,0 ml (P2), 2,5 nil (P3) dan 3,0 ml (P4). Untuk pembuatan perasan daun pepaya digunakan 400 g daun pepaya yang diekstraksi secara sederhana. Empat hari setelah perlakuan ayam dibedah bangkai, dinekropsi dan dilakukan pemeriksaan ginjal. Pemeriksaan dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Preparat mikroskopik dibuat dengan metode parafin dan diwamai dengan hematoksilin-eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan perubahan patologik pads ginjal pada kelompok perlakuan P2, P3 dan P4. Secara makroskopik pada ginjal terlihat membengkak dan hiperemik, dan secara mikroskopik struktur ginjal terjadi degenerasi epitel tubulus, hiperemi, hemoragi, dan koloni sel polimorfonuklear. Pada kelompok Po dan P1 tidak terlihat adanya perubahan makroskopik dan mikroskopik pada ginjal ayam. Dan basil penelitian dapat disinapulkan bahwa dosis air perasan daun pepaya 1,5 ml tidak menirnbulkan perubahan patofisiologik, sedangkan pemberian pada dosis 2,6 ml; 2,5 ml dan 3,0 ml memperlihatkan perubahan patofisiologik pada ginjal ayam buras. Semakin tinggi dosis pemberian air perasan daun pepaya yang diberikan pada ayam semakin besar perubahan pada ginjal. Kata kunci: Air perasan daun pepaya; patofisiologik ginjal
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-13
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/320
10.22146/jsv.320
Jurnal Sain Veteriner; Vol 20, No 1 (2002): Juli
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/320/210
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/322
2012-03-15T03:25:13Z
jsv:ART
HUBUNGAN KONSENTRASI MALONDIALDEHIDA, GLUKOSA DAN TOTAL KOLESTEROL PADA TIKUS PUTIH YANG DIINJEKSI DENGAN STREPTOZOTOCIN
Adji, Dhirgo
Diabetes mellitus is a major source of morbidity in developed countries. The morbidity and mortality areincreased in patients with diabetes mellitus compared with the general population. Relationship between highsugar or fat consumption with the increasing of glucose or blood cholesterol concentration has been wellunderstood, but the mechanism of diabetes mellitus as a result of streptozotocin injection and its relation withglucose and cholesterol concentration still need to be investigated. So far, many research mention thatstreptozotocin causes only the damage of a cell of pancreas which that directly relates to metabolism of bloodsugar. The purpose of the research is to investigate the mechanism of pancreas damage in its relation with lipidperoxidation. Sixteen male Wistar rats, 200 grams of bodyweight were used as animal models. Rats weredivided into two groups of eight animals each. Group I was not injected with streptozotocin, while Group II isinjected intraperitoneally with streptozotocin 50 mg/kg BW.Three days after the injection, blood samples weretaken intracardially for Malondialdehida (MDA), glucose and total cholesterol analysis. A one-way analysis ofvariance showed that there were significance differences between Group I and II (P
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/322
10.22146/jsv.322
Jurnal Sain Veteriner; Vol 26, No 2 (2008): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/322/250
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/323
2012-03-15T03:18:35Z
jsv:ART
HUBUNGAN KUALITAS SUSU DENGAN KERAGAMAN GENETIK DAN PREVALENSI MASTITIS SUBKLINIS DI DAERAH JALUR SUSU MALANG SAMPAI PASURUAN
Winarso, Djoko
The objectives of this study were to identify: (1) the differences of milk quality at the farmers' levels, postcollection, Village Cooperative Unit (VCU) and Milk Processing Industry (MPI), (2) the relation between milkprotein to genetic variety of kappa casein, (3) the relation between the milk bacteria and the subclinical mastitisprevalence. Completely Randomyzed Design followed by Least Significant difference test was used for analyzingthe milk quality. The alele and genotype frequency were analyzed using Hardy- Weiberg method, while theprevalence of subclinical mastitis was assessed using Chi-Square. The result of the research showed that thepercentage of chemical milk composition, based on the milk quality standard (Grade), from the level offarmerto post collection had the biggest decrease of milk quality, especially for fat content (59.32%), TSL (58.33%)and TPC (22.96%). Statistically especially there was no significance influence on the protein content of milk bythe frequency of alele A, alele B, genotype frequency AA and BB. Genotype frequency AB, showed significanceinfluence (P
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/323
10.22146/jsv.323
Jurnal Sain Veteriner; Vol 26, No 2 (2008): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/323/246
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/323/247
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/324
2012-03-15T03:38:37Z
jsv:ART
PENGARUH PANHISTEREKTOMI TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI PAKAN KEDELAI SELAMA EMPAT MINGGU
., Hartiningsih
Irwanto, Agus
Sari, Rosana Anita
Anggraini, Devita
The objective ofthe current research was to study the effect of panhisterectomy on calcium and phosphorretention in Sprague Dawley rats fed with soybean for four weeks. Ten female Sprague Dawley rats, sixweeks of age were randomly divided into two groups (control and panhisterectomized group) of five each. Ateight weeks of age, the rats ofpanhisterectomized group were panhisterectomized. At 12 weeks of age, theywere placed into individual metabolic cages for balance study. Every morning, from day four to eight of thebalance study, the left-over feed was collected for calcium and phosphor analyses. Urine and fecal sampleswere also collected at the same time. The results of the research showed that calcium and phosphor retentionswere significantly reduced (P
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/324
10.22146/jsv.324
Jurnal Sain Veteriner; Vol 26, No 2 (2008): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/324/254
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/325
2012-03-15T03:44:18Z
jsv:ART
KORELASI PANJANG EKOR DAN PANJANG TUBUH TERHADAP JENIS KELAMIN ULAR SANCA BATIK (Python reticulatus
Raharjo, Slamet
., Dionisius M.
Mulayni, Guntari Titik
Indarjulianto, Soedarmanto
Tjahajati, Ida
The unique of Python reticulatus has been studied, however the correlation of the length and body weighthaven't studied yet. This objective ofthe research was to study the correlation of the tail and the body length ofPython reticulatus. Ten Python reticulatus, 2 weeks of old, were used in this research. The snakes wereplaced in individually cage at room temperature, consumed I to 2 mice and white mouse weekly and water adlibitum. The tail and body length of the snakes were measured at the beginning and the end of this research.The datas were analyzed using correlation regretion method. The result of this experiment showed that therewas a significan correlationbetweenthe lengthand body weight (R=O,85).The result of this research showedthat there is a significan correlation with R=O,98 in male snake, and R=O,71 in female snake. It's means thatthere is correlation between tail and body length on Python reticulates sexing.Key words: Python reticulatus, tail and body lengt, sexing
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/325
10.22146/jsv.325
Jurnal Sain Veteriner; Vol 26, No 2 (2008): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/325/255
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/326
2012-03-15T03:22:43Z
jsv:ART
STATUS VAKSINASI RABIES PADA ANJING DI KOTA MAKASSAR RABIES VACCINATION STATUS OF DOGS IN MAKASSAR
Utami, Sri
Sumiarto, Bambang
Susetya, Heru
Telah dilakukan suatu analisis cakupan vaksinasi rabies pada anjing di kota Makassar. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui cakupan vaksinasi anjing bertuan, serta asosiasi antara status vaksinasi dan faktorfaktormanajemen pemeliharaan anjing. Sebanyak 246 sampel anjing dipilih untuk mengetahui status vaksinasirabies. Analisis status vaksinasi dan faktor pemeliharaan anjing dilakukan secara deskriptif. Uji Chi square (c2)dan odds ratio (OR) digunakan mengetahui asosiasi antara faktor-faktor yang diteliti dan status vaksinasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi pada anjing bertuan di kota Makassar sangat rendah(21 %). Rendahnya cakupan vaksinasi tersebut diperkirakan berhubungan dengan cara pemeliharaan (P=0,002;OR=4,3), tujuan pemeliharaan (P=0,009; OR=2,3), pengetahuan pemilik tentang rabies (P=0,001; OR=3,0),penghasilan di atas Rp 2.000.000,00 (p=0,000; OR=5,0), dan lokasi pemeliharaan urban area (P=O,OOOI; OR=4, 1).Kata kunci: Cakupanvaksinasi, rabies, faktor risiko
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/326
10.22146/jsv.326
Jurnal Sain Veteriner; Vol 26, No 2 (2008): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/326/248
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/327
2012-03-15T03:33:56Z
jsv:ART
PERBANDINGAN TITER ANTIBODI AYAM BROILER YANG DIVAKSIN PADA UMUR 7 DAN 14 HARI MENGGUNAKAN VAKSIN AVIAN INFLUENZA HETEROLOG SUBTIPE H5N2
Susetyo, Ukon
Wibowo, Michael Haryadi
The aim of this study was to compare the titer antibody respons induced by different vaccination programusing heterologous avian influenza H5N2 subtype at day seven and 14 in broiler chicken. A number of 120broiler chickens was divided into three groups, each consisted of 40 birds and kept since day old chicken instandard maintenance facilities. Group one as the treatment group was vaccinated at 7 days of age usingheterologous vaccine H5N2 subtype. The second group was vaccinated at 14 days of age using the samevaccine. The control group, received no vaccination. A number of24 birds in each group were randomly chosenand bled via brachialis vein at day 14, 21 and 28 post vaccination, respectively. The antibody titer in the serawas measured using hemaglutination inhibition (HI) test with homologous antigen H5N2 subtype. Data wereanalysed using a split-plot design of analysis of variance of 0,05, significance level. The titer induced by vaccinationat day-7 were 1,54; 15,92 and 6,58 HI unit, respectively. Meanwhile in the second group the titer obtained were1,29; 7,38 and 15 HI unit respectively. Antibody of the control group was negativ. Further analysis indicated thatthere was significance different antibody titer induced by vaccination between treatment groups, but whencompared between group of treatment, the result showed po significance different.Keys words: avian influenza. broiler chicken, heterologous vaccine, and antibody titer
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/327
10.22146/jsv.327
Jurnal Sain Veteriner; Vol 26, No 2 (2008): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/327/251
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/327/253
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/328
2012-03-15T03:47:19Z
jsv:ART
MONITORING PENGGUNAAN AMOKSISILIN, AMPISILIN DAN KLORAMFENIKOL PADA KUCING DI RUMAH SAKIT HEWAN-FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2005-2007
., Yanuartono
The use amoxicillin, ampicillin and chloramphenicol for cats in animal hospital, Faculty of Veterinary Medicine,Gadjah Mada University, was studied during 2005 - 2007. The use of amoxcicillin in cats was formed to be8,06%,11,78%, and 18,97% in 2005, 2006, and 2007, respectively. The values for amoxcicillin were 30,99%,24,95%, and 12,37%, while for chloramphenicol were 3,92%, 4,59%, and 8,86%. Data showed that the use ofamoxicillin and chloramphenicol were increased, however, the use of ampicillin was decreased year by year.The result of study showed that use of antibiotic in animal hospital, Faculty of Veterinary Medicine, GadjahMada University did not very very much. Besides amoxicillin, ampicillin and chloramphenicol, oxytetracyclin,enrotloxacin and cyprotloxacin were used in small percentage.Key words: amoxicillin, ampicillin, chloramphenicol, cats
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/328
10.22146/jsv.328
Jurnal Sain Veteriner; Vol 26, No 2 (2008): DESEMBER
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/328/256
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/338
2012-03-15T02:41:34Z
jsv:ART
nalisis Keragaman Genetik Streptococcus agalactiae Penyebab Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah Menggunakan pulsed field gel electrophoresis (PFGE) = Genetic Analysis of Streptococcus agalactiae Caused Subclinical ...
Trihastuti, Agnesia Endang
Streptococcus agalactiae atau Streptokokus grup B (SGB) adalah salah satu bakteri utama penyebab mastitis subklinis pada sapi perch dan merupakan parasit obligat pada ambing. Karakterisasi S.agalactiae biasanya dilakukan secara konvensional menggunakan metode serotyping. Meslci metode ini sering digunakan namun masih mempunyai kelemahan apalagi masih adanya isolat S.agalactiae yang belum dapat dimasukkan ke dalam serotipe yang ada (nontypeable/NT), oleh karena itu pendekatan bare dengan metode genotyping digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat profil DNA menggunakan PFGE dan kekerabatan isolat dari masing-masing serotipe maupun masing-masing daerah. Penentuan serotipe S. agalactiae dilakukan dengan metode serotyping menggunakan antiserum spesifik terhadap 9 serotipe S. agalactiae dengan uji imunodifusi/ agar gel presipitasi (AGP). Analisa genotipe S. agalactiae dilakukan menggunakan macro restriction fragment length polymorphism (MLFP)/ metode schizotyping menggunakan Pulsed-field gel electrophoresis (PFGE). Hasil dari penelitian ini adalah genotipe dari S. agalactaie dengan enzim restriksi Smal dihasilkan potongan-potongan pita Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) yang jelas. Ada 3 isolat S. agalactiae yang tidak dapat dipotong oleh ensim restriksi Smal. Analisa DNA genom dari 21 isolat S.agalactiae dihasilakn 15 profil DNA.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/338
10.22146/jsv.338
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/338/242
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/339
2012-03-15T02:29:54Z
jsv:ART
ntracellular Localization of HBV Capsid in Hepatocyte Line After Transfected by The Entire HBV Genome = Lokalisasi Intraseluler Kapsid HBV Pada Sel Line Hepatosit Setelah Ditransfeksi Dengan Genom Utuh HBV.
Haryanto, Aris
Kann, Michael
HBV replicates within the nucleus of hepatocyte using cellular transport machinery for the import of their genomes into the nucleus. Genome of HBV has to transported through the cytoplasm towards the nuclear pore complex (NPC) followed by subsequent passage through the pore. HBV capsid is involved in a number of important functions in the replication cycle of HBV. It can be detected in the nucleus, cytoplasm or both within infected hepatocytes. Nuclear localization of HBV capsid protein, which is karyophilic, depends on the cell cycle. The objective of the present study was to analyzes the intracellular localization of HBV capsid protein after transfected by entire HBV genome into hepatocyte cell lines (HuH-7) and to determine the predominantly localization of the capsid into cell compartment. In this work we analysed the intracellular localization of the HBV capsid in human hepatocyte cell lines liuH-7 by transfection using entire HBV genome and transient expression. The transfected cells were fixed and an indirect immune staining against the HBV capsid was performed to detect the capsid. To verify the location within the cell, an additional co-staining against the nuclear pore complexes was performed. The Intracellular localization of the HBV capsid and NPC were analyzed by a confocal laser scan microscope. The observed of localizations into the transfected cells were classified to be predominantly as nuclear localization, cytoplasmic localization or distributed within both of these compartments. Result of this study indicated that Staining of HBV capsid found predominantly within the nucleus (71%). Less frequently, the HBV capsid localized within the cytoplasm (26%). Only in a minority of cases, the capsids were localized within cytoplasm and nucleus (3%). This low frequency indicate that the capsids were not diffusing within the cells being in accordance to the in vivo situation in which the nuclear membrane was impermeable for the capsid.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/339
10.22146/jsv.339
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/339/240
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/341
2012-03-15T02:02:39Z
jsv:ART
Kajian Kasus-kontrol Avian Influenza Pada Unggas di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta= A Case-control Study on Avian Influenza in Poultry in East Java, Central Java and Yogyakarta Special Province.
Widiasih, Dyah Ayu
Susetyo, Heru
Sumiarto, Bambang
Tabbu, Charles Rangga
Budiharta, Setyawan
Kajian kasus-kontrol yang dirancang untuk menyidik kejadian avian influenza (Al) dan mencari hubungannya dengan faktor resiko penyakit, telah dilakukan terhadap 218 dusun di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai kasus (109 dusun) adalah dusun yang pernah dilaporkan atau sedang mengalami kasus AI, dan kontrol (109 dusun), adalah dusun yang dilaporkan belum pernah mengalami, tetapi dekat dengan dusun kasus. Kuesioner digunakan untuk menjaring variabel yang diperkirakan berasosiasi dengan kejadian AI. Data yang diperoleh dianalisis dengan Chi Square (x2) dan odds ratio (OR). Hasil kajian menunjukkan bahwa faktor adanya hewan pengerat (OR = 1,90), faktor adanya burung liar (OR = 24,00), faktor pekerja pulang sehabis kerja (OR = 2,65), dan faktor sektor III (OR = 1,79) mempunyai asosiasi karat dengan kejadian AI di suatu dusun, sedangkan beberapa faktor biosekuriti berasosiasi lemah (OR = 1,0 – 1,5) terhadap kejadian Al.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/341
10.22146/jsv.341
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/341/237
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/342
2012-03-15T01:12:45Z
jsv:ART
Efisiensi ekstraksi metabolit steroid asal feses dengan proses pengeringbekuan dan tanpa proses pengeringbekuan untuk persiapan analisis hormone= Extraction efficiency of fecal metabolite steroid using lyophilization ...
Maheshwari, Hera
Astuti, Puji
Syahfirdi, Luthfiralda
Widjajakusuma, Rivany
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efisiensi ekstraksi steroid asal feses yang didahului dengan proses pengeringbekuan dan tanpa proses pengeringbekuan (feses basah). Sebanyak 10 contoh feses babirusa (Babyrousa babyrussa) betina dari Taman Margasatwa Surabaya yang dikoleksi setiap hari. Ekstraksi feses dalam metanol dilakukan dengan 2 metoda, yaitu ekstraksi feses yang didahului proses pengeringbekuan terlebih dahulu dan ekstraksi feses basah. Efisiensi ekstraksi dari masing-masing contoh ditentukan dengan menghitung perolehan kembali (recovery) [3H]-estron terkonjugasi ([3F1]-EIC). Dari hasil perhitungan perolehan kembali [31-1]-EIC, diperoleh rerata efisiensi ekstraksi 79.60 + 4.82 % untuk ekstraksi yang didahului proses pengeringbekuan dan 79.03 + 6.47 % untuk ekstraksi feses basah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses penyiapan contoh feses sebelum digunakan untuk analisis hormon dapat dilakukan balk dengan proses pengeringbekuan terlebih dahulu maupun ekstraksi langsung terhadap feses basah. Namun, berdasarkan pertimbangan kepraktisan, maka proses ekstraksi feses basah adalah yang lebih baik karena memerlukan waktu yang lebih cepat, biaya yang lebih murah dan ketrampilan yang tidak begitu tinggi dibandingkan dengan proses ekstraksi feses yang dikeringbekukan terlebih dahulu.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/342
10.22146/jsv.342
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/342/229
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/343
2012-03-15T02:46:58Z
jsv:ART
Kasus Ankilostomiasis Pada Pasten Anjing di Klinik Penyakit Dalam, Rumah Sakit Hewan FKH.UGM Selama Tahun 2005 = Case of Ancylostomiasis in Dog Patiens in Department of Internal Medicine, Animal Hospital, ...
Tjahajati, Ida
Purnamaningsih, Hary
Mulyani, Guntari Titik
., Yuriadi
Ancylostoma caninum rnerupakan cacing tarnbang yang banyak irenyeriuig pada manusia dan hewan kesayangan seperti anjing. Meskipun kasus ankilostomiasis banyak ditemukan namun angka kejadian penyakit ankilostomiasis pada pasien anjing di Klinik Penyakit Dalam RSH FKH-UGM belurn pernah diteliti secara final dan dipublikasikan. Kajian bertujuan untuk mengungkap angka kejadian ankilostomiasis pada pasien anjing yang ada di Klinik Penyakit Dalam RSH selama tahun 2005. Kajian dilakukan dengan metode retrospektif, dengan menggunakan data dari medical record pasien yang ada di Klinik Penyakit Dalam, RSH FKH-UGM selama tahun 2005. Data ankilostomiasis pada anjing didasarkan pada adanya telur cacing Ancylostoma sp pada pemeriksaan tinja. Data yang diperoleh diolah sehingga diperoleh angka juinlah penderita ankilostomiasis per bulan, dan persentase penderita ankilostomiasis dibanding dengan penyakit lainnya tiap bulannya dalam periode sate tahun. Hasi! penelitian menunjukkan bahwa kasus ankilostomiasis pada pasien anjing di Klinik Penyakit Dalarn RSH FKH-UGM selalu ada sepanjang tahun 2005. Dibanding dengan penyakit lainnya kasus ankilostomiasis anjing merupakan penyakit yang paling dominan, dan mencapai puncaknya (23,33%) pada bulan Oktober. Berdasar pada banyaknya kasus di sepanjang tahun dan dominannya penyakit ankilostomiasis pada anjing yang punya risiko untuk menular pada manusia, maka penyuluhan kepada pemilik anjing dan kewaspadaan untuk pencegahan penularan ke manusia sangat penting untuk diupayakan.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/343
10.22146/jsv.343
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/343/243
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/344
2012-03-15T01:32:53Z
jsv:ART
Antibody of goat zona pellucida-3 (gzp3) protein of mice(Mus musculus) block in vitro fertilization of mice as an animal model= Antibodi protein zona pelusida-3 kambing (gZP3) asal mencit(Mus musculus) mencegah ...
Mustofa, Imam
Mahaputra, Laba
Dachlan, Yoes Priyatna
Rantam, Fedik Abdul
., Suwarno
., Widjiati
Hinting, Aucky
The researchs of immunocontraception have done in ZP3 of several species, but have not been done in ZP3 of goat. In preliminary study, gZP3 protein was effective prohibited of graviditation of mice. The aim of this study was to prove the potency of gZP3 protein to prohibit in vitro fertilization of mice as an animal model. Antibody of gZP3 produced on mice. Immunized mice serum was analyzed using Elisa and Dot blotting method. Antibody of gZP3 supplemented into M-16 media for oocyte incubation, continued with in vitro fertilization. The result showed that antibody titer of immunized mice serum was higher (p
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/344
10.22146/jsv.344
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/344/235
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/345
2012-03-15T02:34:59Z
jsv:ART
Respon Neutrofil, Adesi Pada Sel Epitel, Aglutinasi Eritrosit Terhadap Staphylococcus aureus : Kajian Hidrofobisitas In Vitro = Response of neutrophils, epithelial cells adhesion, erythrocytes agglutination of Staphyloco
., Khusnan
Oktavia Salasia, Siti Isrina
Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri potensial sebagai penyebab utama mastitis pada sapi perah. Mastitis dapat menyebabkan kerugian ekonomi peternak akibat turunnya produksi susu. Infeksi bakteri dapat terjadi melalui kemampuan bakteri memasuki hospes, berkembang biak, merusak jaringan inang dan mampu bertahan dalam tubuh hospes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sifat hidrofobisitas S. aureus dan kemampuannya terhadap aglutinasi eritrosit, pelekatan dengan sel epitel dan kemampuan bertahan terhadap fagositosis sel polimorfonuklear. Dari 10 isolat S. aureus yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat 8 isolat bersifat hidrofob dan 2 isolat bersifat hidrofil. Diantara isolat yang bersifat hidrofob terdapat 2 isolat mempunyai kemampuan mengaglutinasi eritrosit sapi perah, kambing, domba. Staphylococcus aureus yang bersifat hidrofob dan hemaglutinasi positif, lebih banyak melekat pada sel-sel epitel bukalis dan lebih banyak difagosit oleh sel-sel PMN dibanding isolat yang bersifat hidrofob tetapi hemaglutinasi negatif maupun isolat yang bersifat hidrofil. Isolat yang bersifat hidrofil tidak mampu mengaglutinasi eritrosit dan lebih sedikit melekat pada sel-sel epitel dan lebih sedikit difagosit oleh sel-sel PMN.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/345
10.22146/jsv.345
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/345/241
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/346
2012-03-15T02:16:22Z
jsv:ART
Isolasi dan Identifiicasi Serologis Virus Avian Influenza Dari Sampel Unggas Yang Diperoleh di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah = Isolation and Serological Identification of Avian Influenza Virus From Poultry Sample ...
Wibowo, Michael Haryadi
Asmara, Widya
Tabbu, Charles Rangga
Avian Influenza (AI) merupakan penyakit penting pada unggas, karena dapat menyebabkan kerugian ekonomi secara signifikan, dengan tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit sangat tinggi. L,ebih dan itu potensi penularan penyakit AI dari hewan ke manusia, memberikan dampak ekonomi tersendiri. Beberapa kasus yang diduga sebagai AI banyak mewabah di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit tersebut cukup membingungkan peternak dan sangat dikacaukan dengan penyakit Newcastle (ND) karena kedua penyakit mempunyai kemiripan karakter dan gejala klinis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah wabah penyakit tersebut disebabkan oleh virus AI atau virus ND. Sampel isolasi diambil dari paru atau trakhea, kemudian diproses lebih lanjut untuk diisolasi, dipropagasi secara in ovo menggunakan telur ayam berembrio umur 9 sampai 12 hari, spesific pathogen free atau telur yang setidaknya bebas antibodi terhadap virus AI. Teknik isolasi menurut standar prosedur Office International des Epizooties (01E) dan kemungkinan adanya pertumbuhan virus diuji terhadap kemampuan mengaglutinasi sel darah merah ayam atau hemaglutinasi (HA). Uji HA positif, mengindikasikan ada pertumbuhan virus ND atau virus AL Kedua jenis virus tersebut dapat dibedakan dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI) menggunakan serum anti dari masing-masing virus yang diuji. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa beberapa sampel unggas, yaitu: ayam petelur, ayam broiler, ayam kampung, dan burung puyuh, yang di peroleh dari beberapa daerah di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah dan secara klinis menunjukkan gejala tersifat maupun tidak tersifat AI, secara serologis dapat dikonfirmasi sebagai virus avian influenza sub-tipe 145Ni.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/346
10.22146/jsv.346
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/346/238
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/347
2012-03-15T01:33:41Z
jsv:ART
Fertilitas Semen Beku Hasil Ejakulasi dan Spermatozoa Beku Asal Cauda Epididimis Domba Garut= Fertility of Frozen-Thawed Semen From Ejaculation and Frozen-Thawed Spermatozoa From Cauda Epididymis of Garut Ram.
Rizal, Muhammad
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji clan membandinglcan kualitas dan fertilitas antara semen beku hasil ejakulasi (SHE) dan spermatozoa beku asal cauda epididimis (SCE) domba Garut melalui inseminasi buatan (IB). Semen diencerkan dengan modifikasi pengencer Tris yang mengandung 5% gliserol dan 20% kuning telur. Semen dikemas di dalam straw mini (0,25 ml) dengan konsentrasi 200 juta spermatozoa motif. Semen diekuilibrasi pada suhu 5°C selama tiga jam, kemudian dibekukan dan disimpan di dalam konteiner nitrogen cair selama tujuh hari. Kualitas semen meliputi persentase spermatozoa motif, spermatozoa hidup, tudung akrosom utuh (TAU), dan membran plasma utuh (MPU) dievaluasi masing-masing setelah tahap pengenceran, ekuilibrasi, dan thawing. Sebelum IB, betina-betina diserentakkan estrusnya dengan cara mengimplan CIDR-G® di dalam vagina selama 13 hari. Inseminasi secara intracervical dilakukan 53 jam setelah pencabutan implan CIDR-G® dan diulangi tujuh jam kemudian, masing-masing dengan satu dosis (satu straw). Kebuntingan didiagnosis dengan ultrasonografi (USG) 35, 83, dan 120 hari setelah IB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas spermatozoa SHE lebih balk daripada SCE. Persentase spermatozoa motif, spermatozoa hidup, TAU, dan MPU setelah thawing perlakuan SHE (52,78%, 58,78%, 54,22%, dan 56,22%) nyata (P
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/347
10.22146/jsv.347
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/347/236
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/348
2012-03-15T01:29:23Z
jsv:ART
Kaji Banding Morfometri Spermatozoa Sapi Bali (Bos sondaicus) Menggunaican Pewarnaan Williams, Eosin, Eosin Nigrosin dan Formol-Saline= Comparative Study of Bali Bull Cattle (Bos sondaicus) Sperm Morphometry...
., RI Arifiantini
Wresdiayati, T.
Retnani, EF.
ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji morfometri spermatozoa sapi bali dengan pewarnaan Williams (W), eosin (E), eosin nigrosin (EN) dan fiksasiformol-saline (FS) sebagai data dasar yang sampai scat ini belum dilaporkan. Semen dikoleksi dengan teknik vagina buatan dari sepuluh ekor sapi di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Baturiti, Bali. Semen yang diperoleh dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Morfometri spermatozoa dilakukan dengan menggunakan mikrometer dengan bagian yang diukur adalah panjang dan lebar kepala; panjang ekor bagian tengah dan utama; serta panjang total sperma pada 50 sel untuk setiap sampel sebanyak 3 ulangan. Morfometri spermatozoa pada bagian panjang kepala dengan pewarnaan W (10,0510,05 pm) dan FS (10,0810,04 Rm) nyata lebih panjang (P
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/348
10.22146/jsv.348
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/348/234
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/349
2012-03-15T01:06:38Z
jsv:ART
Kajian Penanda Genetik Gen Cytochrome B Pada Tarsius sp. =Study of Genetic Marker on Cytochrome B Gene of Tarsius sp.
Widayanti, Rini
Solihin, Dedy Duryadi
Sajuthi, Dondin
Perwitasari, RR. Dyah
Tarsius merupakan salah satu satwa endemik Indonesia yang keberadaannya mulai memprihatinkan. Konservasi sebagai salah satu cara untuk pelestarian satwa ini akan lebih terarah dan berhasil guna apabila karakteristik dan keragaman sumber genetiknya diketahui dengan pasti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penanda genetik spesifik gen cyt b pada Tarsius sp. Pengurutan hasil PCR menggunakan primer H 15149 pada gen cyt b didapatkan urutan basa sebesar 276 pb (menyandi 92 asam amino. Fragmen cyt b hash! pengurutan disejajarkan berganda dengan primata lain dari data Genbank dengan bantuan perangkat lunak Genetyx-Win versi 3.0 dan Clustal W, kemudian dianalisis dengan menggunakan program MEGA versi 3.1. Dari hasil analisis diperoleh 14 situs asam amino yang berbeda. Tarsius dianae memiliki 12 situs asam amino (asam amino ke 2, 6, 9, 22, 23, 29, 39, 41, 42, 45, 55 dan 85), T. spectrum memiliki 7 situs asam amino (asam amino ke 2, 6, 9, 41, 45, 55 dan 85) dan T bancanus memiliki 2 situs asam amino ( ke 23 dan 45) yang dapat digunakan sebagai penanda genetik. Lima asam amino unik ditemukan pada T dianae, yaitu pada situs asam amino ke 6 (valina), ke 22 (alanina), ke 29 (alanina), ke 39 (serina) dan ke 42 (valina). Jarak genetik berdasar nukleotida cyt b yang dihitung menggunakan model 2 parameter Kimura ditemukan nilai paling kecil sebesar 0,7%, nilai paling besar 22,3% dan rata-rata 13,1%. Filogram menggunakan metode neighbor joining berdasar hasil urutan nukleotida dan asam amino cyt b tersebut dapat dijadikan pembeda masing-masing spesies Tarsius.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/349
10.22146/jsv.349
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/349/227
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/350
2012-03-15T02:23:31Z
jsv:ART
Uji Lapang Vaksin Mycoli Untuk Pencegahan CRD Pada Ayam Potong = Field Trial of Mycoli Vaccine for CRD Protection in Broiler Chickens.
., Soeripto
., Andriani
Field trial of Mycoli vaccine was carried out on a commercial broiler farm in West Java, Indonesia. The number of vaccinated chickens was 3.000 heads and another 3.000 heads were used as control. The route of vaccination was done via subcutaneous tissue behind the head with a dose of 0.2 mIthead. The vaccination was given at 4 days of age concurrently with ND vaccine adminitration. As a field control, a number of 50 vaccinated chickens designated as Group I and another 50 non vaccinated chickens designated as Group II taken from the field trial were kept in Balitvet pens. Each of the Group was then divided again into 10 subgroups of 5 heads, kept in wire cages. At 4 weeks of age, chickens in 5 subgroups of Group I and of Group II were challenged with wild strain of Mycoplasma gallisepticum (MG) R980 via abdominal airsacs. Blood samples were collected from all chickens before challenged and before termination day for serology MG antibody. Feed and body weight gain were measured every week. All simulated chickens at Balitvet were killed at 42 days of age and examined for pathological lesions. The results of field trial showed that vaccinated chickens had produced body weight gain of 510g and feed conversion of 0.04 per head better than non-vaccinated groups, but statistically no difference between vaccinated and control chickens. The simulated chickens at Balitvet showed that chickens of Group I had shown better protection against MG challenge than chickens of Group H. The vaccinated chickens produced body weight gain of 39g and rate of feed conversion of 0.35 per head better than control chickens, and the vaccinated challenged chickens had body weight gain and feed conversion of 48g and 0.34, respectively better than the control challenged chickens.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/350
10.22146/jsv.350
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/350/239
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/351
2012-03-15T01:17:58Z
jsv:ART
Profil titer antiserum-inhibin hasil induksi inhibin 32 kDa pada kelinci sebagai kandidat vaksin untuk induksi superovulasi= Profile of antibody titre against inhibin in rabbit following induction of inhibin 32 KDA ...
., T.N.Siregar
., Aulanni'am
Linggi, Y.
Riady, G.
., Hamdan
Armansyah, T.
ujuan penelitian ini adalah mempelajari profil anti-inhibin hasil induksi inhibin 32 kDa dari sel granulosa folikel ovarium kambing pada kelinci. Penelitian ini dilakukan dilakukan dalam 2 tahap yaitu 1) isolasi dan karakterisasi inhibin dari sel granulosa folikel ovarium kambing dan 2) karakterisasi anti-inhibin sebagai respon imun akibat induksi oleh inhibin. Karakterisasi inhibin dilakukan menggunakan teknik sodium dodecyl sulphonat polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE) dan anti-inhibin dikarakterisasi menggunakan teknik blotting (dot blot dan Western blot) dan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Imunisasi 200 p.1 inhibin dilakukan dengan penambahan ill 200 Complete Freund's Adjuvant (CFA) dan 200111 Incomplete Freund's Adjuvant (IFA) masing-masing untuk imunisasi primer dan booster. Serum dikoleksi setiap minggu selama 10 kali setelah booster I. Hasil SDS-PAGE menunjukkan bahwa inhibin sel granulosa folikel ovarium kambing mempunyai BM 32 kDa. Imunisasi primer yang diikuti 2 kali booster menginduksi respon imun humoral yang ditandai dengan biosintesis anti-inhibin. Titer optimum dicapai pada pengambilan darah ke-8 (65 hari pasca imunisasi primer).
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/351
10.22146/jsv.351
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/351/230
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/352
2012-03-15T01:19:45Z
jsv:ART
Studi Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Kambing Boer Pada Pengencer Iris-Sitrat-Fruktosa= Motility and Viability Test of Boer Goat Spermatozoa at Tris-Citrat-Fruktosa Extenders.
Kostaman, Tatan
Suatama, I Ketut
Penelitian untuk mengetahui motilitas dan daya hidup spermatozoa kambing Boer pada pengencer trissitrat-fruktosa telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Reproduksi, Balai Penelitian Temak, Ciawi-Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masih terjadi penurunan kualitas Spermatozoa kambing Boer pada penyimpanan suhu ruangan, karena seperti diketahui semen kambing mudah mengalami kerusakan yang mengakibatkan penurunan kualitas semen, terutama motilitas dan daya hidup spermatozoa. Dua ekor kambing BOW jantan digunakan sebagai sumber semen. Penampungan semen dilakukan sekali dalam seminggu dengan menggunakan vagina buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase motilitas antara ejakulat 1 dan 2 yang diamati setelah 3 jam pengenceran berbeda nyata (69 vs 67,1%; P0,05). Sementara itu, untuk spermatozoa hidup yang diamati pada 3 dan 6 jam setelah pengenceran tidak berbeda nyata (P>0,05) antara ejakulat 1 dan 2, tetapi tingkat penurunan untuk persentase motilitas dan spermatozoa hidup pada ejakulat 2 memberikan rataan tingkat penurunan yang lebih rendah dibandingkan dengan ejakulat 1 (2,1 vs 4% untuk motilitas dan 0,6 vs 1,8% untuk spermatozoa hidup). Disimpulkan bahwa pengencer Iris-sitrat-fruktosa dapat mempertahankan kualitas semen kambing Boer.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/352
10.22146/jsv.352
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/352/231
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/354
2012-03-15T01:09:46Z
jsv:ART
Kajian Imunohistokimia Perkembangan Bentuk Neuron Atekolaminergik Pada Area Postrema Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)= Morphological Development of Catecholaminergic Neurons in the Area Postrema of Long-tailed..
Pangestiningsih, Tri Wahyu
Sigit, Koeswinarning
Sajuthi, Dondin
., Nurhidayat
rea postrema merupakan sepasang penonjolan ke dorsal pada bagian kaudal medula oblongata yang berbatasan dengan ventrikel IV. Area ini berperan sebagai chemoreceptor trigger zone (CTZ) pada proses muntah yang juga melibatkan neuron katekolaminergik (neuron KA). Pada kemoterapi penderita kanker, fungsi AP sebagai CTZ diupayakan untuk ditekan agar tidal( ada refleks muntah pada pasien. Dalam rangka lebih memahami neuron KA tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengamatan perkembangan bentuk neuron KA di area postrema (AP) monyet ekor panjang (MEP) mulai fetus (F) umur 40 sampai anak (P) umur 105 hari secara imunohistokimia menggunakan antibodi terhadap enzim tirosin hidroksilase (TH). Hasil penelitian memperlihatkan neuron KA di medula oblongata belwn terlihat pada F40, dan bare dijumpai pada F55 di daerah bakal AP, bentuk bulat dengan inti besar dengan sitoplasma sedikit yang merupakan ciri perkembangan awal bentuk neuron. Prosesus sitoplasma yang pendek pada mulai ditemukan pada F85, dan neuron KA di AP berubah menjadi bipolar pada F100 yang merupakan tanda perkembangan menengah bentuk neuron. Dengan bertambahnya umur, prosesus sitoplasma neuron KA bipolar bertambah panjang yang merupakan ciri tingkat perkembangan bentuk akhir dan ditemukan dominan di AP pada P105. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa neuron KA di AP pada MEP berada dalam stadium perkembangan bentuk awal dan menengah selama masa prenatal, dan stadium perkembangan lanjut menuju ke perkembangan akhir terjadi pada masa postnatal.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/354
10.22146/jsv.354
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/354/228
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/355
2012-03-15T01:25:39Z
jsv:ART
aman Imunohistokimia Perkembangan Bentuk Neuron Atekolaminergik Pada Area Postrema Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)= Morphological Development of Catecholaminergic Neurons in the Area Postrema of Long-tailed ..
Pangestiningsih, Tri Wahyu
Sigit, Koeswinarning
Sajuthi, Dondin
., Nurhidayat
Bowden, Douglas M.
Area postrema merupakan sepasang penonjolan ke dorsal pada bagian kaudal medula oblongata yang berbatasan dengan ventrikel IV. Area ini berperan sebagai chemoreceptor trigger zone (CTZ) pada proses muntah yang juga melibatkan neuron katekolaminergik (neuron KA). Pada kemoterapi penderita kanker, fungsi AP sebagai CTZ diupayakan untuk ditekan agar tidal( ada refleks muntah pada pasien. Dalam rangka lebih memahami neuron KA tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengamatan perkembangan bentuk neuron KA di area postrema (AP) monyet ekor panjang (MEP) mulai fetus (F) umur 40 sampai anak (P) umur 105 hari secara imunohistokimia menggunakan antibodi terhadap enzim tirosin hidroksilase (TH). Hasil penelitian memperlihatkan neuron KA di medula oblongata belwn terlihat pada F40, dan bare dijumpai pada F55 di daerah bakal AP, bentuk bulat dengan inti besar dengan sitoplasma sedikit yang merupakan ciri perkembangan awal bentuk neuron. Prosesus sitoplasma yang pendek pada mulai ditemukan pada F85, dan neuron KA di AP berubah menjadi bipolar pada F100 yang merupakan tanda perkembangan menengah bentuk neuron. Dengan bertambahnya umur, prosesus sitoplasma neuron KA bipolar bertambah panjang yang merupakan ciri tingkat perkembangan bentuk akhir dan ditemukan dominan di AP pada P105. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa neuron KA di AP pada MEP berada dalam stadium perkembangan bentuk awal dan menengah selama masa prenatal, dan stadium perkembangan lanjut menuju ke perkembangan akhir terjadi pada masa postnatal.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/355
10.22146/jsv.355
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/355/232
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/356
2012-03-15T01:27:19Z
jsv:ART
Effect of Green Fluorescent Protein (GFP) on the Development of Canine Intergeneric Embryo= Pengaruh Green Fluorescent Protein (GFP) Pada Perkembangan Anjing Dari Embryo Intergeneris.
Fibrianto, Yuda Heru
The present study investigated the effect of green fluorescent protein on the development of canine intergeneric clone embryo with bovine oocyte recipient. Cumulus oocyte complexes (COCs) were collected from slaughterhouse and matured in TCM-199 supplemented with 10% (v/v) fetal bovine serum (FBS) (Life Technologies), 0.005 U/m1 bovine FSH (Antrin®, Denka Kanagawa, Japan) and 1 pg/m1 estradiol (Sigma-Aldrich) at 39 °C in a humidified atmosphere of 5% CO2 in air and donor cell tranfected with enhanced green fluorescent protein. In this experiment GFP have no negative effect in fusion or embryo development but the expression rate were decreased in 2 cell stage and then the expression gradually decreased with progression of embryo development.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/356
10.22146/jsv.356
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/356/233
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/357
2012-03-14T08:04:22Z
jsv:ART
Pengaruh Penyemprotan Air Panas, Asam Asetat Dan Asam La Ktat Terhadap Perkembangan Jumlah Mikroba Pada Karkas Kambing
Rosyidi, Anwar
Yudhabuntara, Doodi
Budiharta, Setyawan
Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana efektivitas air panas, asam asetat dan asam laktat dalam menghambat perkembangan mikroba pada karkas kambing. Paha kambing diperoleh dari rumah pemotongan hewan Ngampilan Yogyakarta. Masing-masing kelompok diberi perlakuan sebagai berikut : kelompok I tanpa penyemprotan (kontrol), kelompok II disemprot dengan asam asetat 1,8 %, kelompok III disemprot dengan dengan asam laktat 1,5 % (v/v), kelompok IV disemprot dengan air panas 80 °C diikuti asam laktat 1,5 % (v/v) dan kelompok V disemprot dengan asam asetat 1,8 % (vlv) diikuti dengan asam laktat 1,5 % (vlv). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan jumlah total koliform pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan pada keempat kelompok perlakuan.. Perkembangan jumlah total koliform lebih tinggi pada kelompok asam laktat 1,5 %, kelompok asam asetat 1,8 % dibandingkan dengan kelompok kombinasi asam asetat 1,8 % dan asam laktat 1,5 % (P
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/357
10.22146/jsv.357
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/357/219
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/358
2012-03-14T07:45:47Z
jsv:ART
Efektivitas Pemberian Vaksin Koksidia Melalui Air Minum Dan Pakan
Priyowidodo, Dwi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan vaksin koksidia yang diberikan melalui air minum dan semprot pakan terhadap infeksi tantangan E. tenella. Sebanyak 60 ekor anak ayam pedaging umur satu hari dipakai sebagai hewan percobaan. Ayam dibagi menjadi 3 kelompok secara acak, tiap kelompok terdiri dari 20 ekor. Pada umur 5 hari, kelompok II divaksin dengan Coccivac-D® yang diberikan melalui semprot pakan, kelompok III divaksin dengan Immucox® diberikan lewat air minumda kelompok I (kontrol) tidak divaksin. Duapuluh satu hari sesudah perlakuan, ayam dari kelompok I,II,dan III ditantang dengan 3.000 oosista E. tenella. Lima hari sesudah infeksi, 10 ekor ayam dari masing-masing kelompok dinekropsi untuk melihat derajat perlukaan sekum. Hari ke-7 sampai ke-11 setelah infeksi, tinja ayam diperiksa dengan metode McMaster untuk menghitung jumlah oosista per gram tinja. Data derajat perlukaan sekum dianalisis dengan metode Rank test, sedangkan data jumlah eliminasi oosista dianalisis dengan metode Split plot (Gill, 1978). Kesimpulan penelitian menunjukkan pemberian vaksin Coccivac-D® melalui semprot pakan lebih baik juka dibandingkan dengan pemberian Immucox® melalui air minum..
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/358
10.22146/jsv.358
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/358/212
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/359
2012-03-14T07:59:28Z
jsv:ART
The Administration Of Mixture Vibrio Parahaemolytieus And Vibrio Alginolyticus Bacterin and Their Components to Enhance the Survival
Suprapto, Hari
The vibriosis in hatchery and farm easily recognized by the luminous the bacteria present in the water and shrimp itself. The Vibrio sp. used in this experiment were isolated from shrimp and rearing water and the LD50 of V.parahaemolyticus is 10 2'6 and V alginolyticus is 102.5 CFU/fish. The best results obtained from 10 mg/ml mixed of both V.parahaemolyticus and V alginolyticus. The protection of OMP vaccinated fishes was relatively low, the reason could be the OMP contained the low antigenic substance. The SR of fish vaccinated FKC and ICC is 65-70 percent 70-75 percent. Even though it was not proved that FKC and ICC contents more antigenic substance, the FKC and ICC have the higher protein than OMP in measurement of protein and electrophoresis.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/359
10.22146/jsv.359
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/359/217
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/360
2012-03-14T07:57:28Z
jsv:ART
Gambaran Darah Kucing Yang Diinfeksi Mycobacterium tuberculosis
Tjahajati, Ida
Asmara, Widya
Hariono, Bambang
elah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran darah kucing yang diinfeksi dengan M.tuberculosis. Penelitian menggunakan 20 ekor kucing sehat (jantan, umur 1-2 tahun, berat badan 1-2 kg) dibagi dalam 4 kelompok secara acak, masing-masing kelompok 5 ekor. Kelompok I adalah kelompok yang diinfeksi secara per oral (PO) M.tuberculosis dengan dosis 1x105 cfu, kelompok II diinfeksi secara intraperitoneal (IP), kelompok III diinfeksi secara intramuskular (IM), dan kelompok IV sebagai kelompok kontrol tidak diinfeksi. Setelah dilakukan infeksi, secara periodik 5 ml darah diambil untuk dilakukan pemeriksaan darah rutin, yaitu pada minggu ke0, 1, 2, 4, 12, dan 24 setelah infeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran lekosit kucing yang diinfeksi M.tuberculosis pada awal infeksi mengalami lekositosis dengan neutrofilia, kemudian gambaran bergeser ke monositosis pada petengahan (minggu ke-12) sampai akhir penelitian (minggu ke-24). Iumlah eritrosit, nilai PCV, kadar Hb dan TPP masih dalam batas kisaran normal namun ada kecenderungan term menurun pada akhir penelitian.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/360
10.22146/jsv.360
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/360/216
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/361
2012-03-14T07:52:27Z
jsv:ART
Uji Sensitivitas Isolat Escherichia Coli Patogen pad Ayam terhadap Beberapa Jenis Antibiotik
Krisnaningsih, MM.Firdiana
Asmara, Widya
Wibowo, M. Haryadi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sifat resistensi Escherichia coli yang berasal dari kasus kolibasilosis pada ayam terhadap beberapa jenis antibiotik. Bahan penelitian berupa lima isolat E. coli patogen pada ayam koleksi laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Kelima isolat tersebut bereaksi positif pada media congo red. Uji sensitivitas dilakukan dengan metode Bauer-Kirby terhadap ampicillin, amoxycillin, strepyomycin, doxycycline, erythromycin, lincomycin dan danofloxacin pada media Mueller Hinton Agar (MHA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% isolat Escherichia coli resisten terhadap lincomycin dan danofloxacin, 80% terhadap ampicillin dan amoxycillin, 60% untuk streptomycin, 40% untuk doxycycline dan 20% untuk erythromycin. Sifat Multiple-drug resistance (MDR), ditemukan pada isolat I dan V terhadap ampicillin, amoxycillin, streptomycin dan doxycycline. Resistensi silang antara ampicillin dan amoxycillin ditemukan pada isolat I,111, IV dan V, antara streptomycin dan doxycycline pada isolat I dan V, antara erythromycin dan lincomycin pada isolat I.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/361
10.22146/jsv.361
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/361/214
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/362
2012-03-14T07:48:11Z
jsv:ART
Studi Serologis Dengan Uji Hambatan Hemaglutinasi Terhadap Angsa
Amanu, Surya
Rohi, Oktavianus Kale
elah dilakukan penelitian uji hambatan hemaglutinasi (HH) pada sera angsa untuk mengetahui adanya reaktor terhadap Newcastle disease (ND) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk memberikan informasi adanya reaktor terhadap ND pada angsa. Sebanyak 118 sampel sera angsa di daerah Istimewa Yogyakarta berasal dan Kabupaten Sleman 45 sampel, Kabupaten Kulonprogo 17 sampel, Kabupaten Bantul 28 sampel dan Kodya Yogyakarta 28 sampel, yang diuji HH dengan metode pelat mikro (Beard, 1980). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan sebanyak 118 sampel sera angsa yang diperiksa, yang memberikan reaksi pesitif pada uji HH atau sebagai reaktor sebanyak 88 sampel (74,57 %).
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/362
10.22146/jsv.362
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/362/213
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/363
2012-03-14T08:10:15Z
jsv:ART
Intracytoplasmic Sperm Injection (Icsi) Sebagai Teknik Reproduksi Bantuan Unggulan
Said, Takdir Syahruddin
Said, Syahruddin
Setiadi, Mohamad Agus
Agungpriyono, Srihadi
Toelihere, Mozes R.
Boediono, Aries
Beberapa teknik fertilisasi mikro telah diterapkan untuk mengatasi masalah infertilitas pria, namun hanya intracytoplasmic sperm injection (ICSI) yang mampu meningkatkan secara nyata keberhasilan fertilisasi, implantasi dan kelahiran. Pada perkembangannya teknik ICSI juga telah diterapkan pada beberapa jenis hewan sebagai suatu model untuk mempelajari kemampuan fertilisasi berbagai jenis spermatozoa yang secara alami atau melalui fertilisasi in vitro tidal( bisa membuahi sel telur. Walaupun keberhasilan teknik ICSI telah dapat mengatasi masalah infertilitas pada pria, teknik ICSI masih mempunyai potensi negatif yang mungkin muncul pada anak hasil ICSI. Namun demikian, hal ini perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/363
10.22146/jsv.363
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/363/220
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/364
2012-03-14T07:54:38Z
jsv:ART
Uji Sensitivitas Bakteri Escherichia Coli Isolat Asal Ayam Yang Bereaksi
Nugroho, Widagdo Sri
Wibowo, M. Haryadi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resistensi bakteri E.coli isolat ayam yang bereaksi positif pada media congo red terhadap preparat ampisilin, streptomisin, dan enrofloksasin. Delapan biak murni bakteri E.coli yang diisolasi dari kasus kolibasilosis ayam diuji afinitasnya terhadap zat warna merah kongo. Bakteri yang bereaksi positif pada media congo red tersebut, kemudian diuji sensitivitasnya menggunakan media agar Mueller-Hinton, metode disk difusi menurut Kirby-Bouer. Disk antibiotika ampisilin, streptomisin, dan enrofloksasin diposisikan menggunakan dropper pada permukaan kultur bakteri tersebut, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Diameter zona terang disekililing disk antibiotik yang terbentuk, kemudian diukur dalam satuan milimeter. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan referensi dan atau menurut standar interpretasi Kirby-Bouer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, seluruh bakteri E. coli isolat asal ayam, mempunyai penampilan penotif mengilcat zat warna merah kongo , ternyata 100 % resisten terhadap preparat ampisilin, streptomisin dan enrofloksasin.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/364
10.22146/jsv.364
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/364/215
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/365
2012-03-14T08:02:03Z
jsv:ART
Identifikasi Subtipe Hemaglutinin Virus Avian Influenza Pada Berbagai Spesies Unggas dengan RT-PCR
Asmara, Widya
Wibowo, M. Haryadi
Tabbu, Charles Rangga
Wabah avian influenza yang high pathogenic telah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Infeksi virus ini menimbulkan penyakit respirasi dengan mortalitas yang tinggi pada berbagai spesies unggas, termasuk itik, ayam dan puyuh. Isolasi virus Al dari sampel itik, ayam kampung, petelur dan pedaging telah berhasil dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hew an Universitas Gadjah Mada, menggunakan telur ayam berembrio. Subtipe hemaglutinin virus diidentifikasi dengan RT-PCR menggunakan primer spesifik H5 dan H7. Hasil penelitian memberi indikasi bahwa virus AI yang terisolasi tersebut termasuk dalam subtipe H5.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/365
10.22146/jsv.365
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 1 (2005): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/365/218
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/366
2012-03-15T06:34:43Z
jsv:ART
Karakterisasi Hemaglutinin Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus Penyebab Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah = Characterization of Haemagglutinin of Streptococcus agalactiae and Staphylococcus aureus on ...
Tri Hastuti Wahyuni, Agnesia Endang
Wibawan, I Wayan Teguh
Wibowo, Michael Haryadi
Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus merupakan dua bakteri utama penyebab mastitis subklinis pada sapi perah di Indonesia. Pada mastitis subklinis kemampuan adesi mempunyai peran lebih penting dari pada kemampuan invasi. Hemaglutinin merupakan faktor yang berperan dalam proses adesi, sebagai langkah awal kolonisasi bakteri pada permukaan set epitel ambing. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan mengkarakterisasi hemaglutinin dari S. agalactiae dan S. aureu. Penentuan hemaglutinin S. agalactiae dan S. aureus dengan uji hemaglutinasi menggunakan eritrosit sapi perah 1%. Isolasi hemaglutinin dilakukan dengan afinitas kromatogarfi dan analisis dengan Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrilamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Hasil penelitian diketahui bahwa hemaglutinin S. agalactiae dan S. aureus dapat ditentukan dengan SDS-PAGE dengan berat molekul 28 kDa pada S. agalactiae dan 27 kDa pada S. aureus.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/366
10.22146/jsv.366
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/367
2012-03-15T02:48:59Z
jsv:ART
Efek Pemberian Plumbum (Timah Hitam) Anorganik Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) = Effect of Inorganic Lead Administration in Rats(Rattus norvegicus).
Hariono, Bambang
Pemberian senyawa plumbum asetat netral 0,5 g/kg BB/oranari/tikus selama 16 minggu tidak menyebabkan gejala saraf, namun mengakibatkan anemia disertai penurunan berat badan. Absorpsi plumbum via traktus gastrointestinal mencapai sekitar 16% dan diekskresikan via ginjal sekitar 0,006%. Anemia disertai peningkatan sel-sel stipel dan retikulosit nampak sejak minggu ke-10, jugs disertai peningkatan aktivitas enzim 6-ALAD yang belum diketahui mekanismenya. Level kreatinin, BUN dan ALT tidak mengalami perubahan. Akumulasi plumbum tertinggi dalam jaringan lunak terjadi berturut-turut pada ginjal disusul hati, otak, paru, jantung otot dan testis. Kadar plumbum tertinggi dalam jaringan keras ditemukan di tulang rusuk, kepala, paha dan gigi, serta paling rendah di bulu. Gambaran histopatologik terlihat degenerasi, hiperplasi dan kariomegali sel-sel tubulus ginjal, pelebaran lumen tubulus dan ruang Bowman serta adanya benda-benda inklusi dalam inti sel. Degenerasi dan udem korteks serebrum, serebelum, medula spinalis dan sel-sel saraf, perubahan struktur tubulus semeniferi disertai penurunan produksi dan cidera pada spermatosit. Pemeriksaan elektron mikroskopik sangat dominan adanya pembengkakan lisosom dan mitokondria disertai pemendekan krista-kristanya atau hilang pada berbagai jaringan yang diperiksa. Pembengkakan dan gangguan selaput myelin terlihat pada serebrum, serebelum dan medula spinalis. Komposisi benda-benda inklusi nampak struktur mikrofibriler.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/367
10.22146/jsv.367
Jurnal Sain Veteriner; Vol 24, No 1 (2006): JUNI
2407-3733
eng
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/367/244
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/369
2012-03-20T05:23:28Z
jsv:ART
Pengaruh Pemberian Ekstrak Hipofisis Sapi dan Level Protein Konsentrat Terhadap Kualitas Fisik Gaging Kambing Kacang Jantan = The Effect of Giving Extract of Cattle Hyphophysis and Level of Concentrate Protein on the p..
Kartikasari, Lilik Retna
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak hipofisis sapi dosis 0, 1, dan 2 ml dan level protein konsentrat 8,67 dan 12,63% serta interaksi kedua perlakuan tersebut terhadap kualitas fisik daging kambing kacang jantan. Materi penelitian menggunakan 12 ekor kambing kacang jantan (Capra hircus) dengan umur rata-rata 4 bulan. Sampel diambil dari otot semitendinosus (ST) dan semi membranosus (SM). Data hasil penelitian diuji dengan analisis variansi completely randomized design (CRD) pola faktorial 3 x 2 x 2 dan beda antar rerata dilakukan uji jarak ganda dari Duncan (DMRT). Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak hipofisis sapi, level protein konsentrat, jenis otot serta interaksinya tidak berbeda nyata terhadap nilai kandungan air bebas dan keempukan daging. Perlakuan ekstrak hipofisis sapi, level protein konsentrat, dan interaksinya tidak memberikan perbedaan nyata terhadap cooking loss, perlakuan jenis otot memberikan perbedaan nyata (P < 0,05). Perlakuan ekstrak hipofisis sapi, jenis otot serta interaksinya tidak memberikan perbedaan nyata terhadap nilai derajat keasaman daging, sedangkan perlakuan level protein konsentrat memberikan perbedaan nyata (P
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/369
10.22146/jsv.369
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/370
2012-03-20T05:24:01Z
jsv:ART
Pharmacokinetic of Suramin in Healthy Ongole Cattle Breed and Madura Cattle Breed.
Lazuardi, Mochamad
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan profil kinetik suramin sebagai suatu kemoterapi tripanosidal menggunakan 3 sapi peranakan Ongole betina sehat dan 3 sapi Madura sehat. Tiap sapi mendapatkan dosis tunggal 10 mg/kg berat badan. Peparasi sampel dilakukan secara hidrolisis menggunakan HCL 2 M HCL selama 18 jam. Kadar suramin pada plasma darah diukur dengan metode sensitif melalui spectrofotometer Ultra Lembayung-Tampak pada X, 535,6 nm. Hasil-hasil menunjukkan sebagai berikut : Terdapat hampir 94 % perolehan kembali analit dalam plasma setelah dilakukan deproteinasi setiap sampel. Rerata (± SD) eliminasi obat pada plasma sapi peranakan Ongole dilakukan secara bieksponensial dengan waktu paruh 11,579 ± 8,608 dan 288,75 ±100,026 jam untuk fase distribusi dan elimination pasca injeksi intravena. Karakteristik eliminasi sapi madura menunjukkan bieksponensial dengan waktu paruh distribusi dan eliminasi (± SD) 9,1 ± 6,389 jam dan 200,2 ± 53,347 jam pasca diberikan intravena. Rerata waktu keberadaan obat pada sapi peranakan Ongole pada 384,792 ± 141,882 jam, dan sapi Madura diperoleh pada 274,209 ± 76,417 jam. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan suramin pada sapi peranakan Ongole dan sapi Madura memiliki sifat tahan lama pada rentang diantara 7- 20 hart
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/370
10.22146/jsv.370
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/371
2012-03-20T05:22:23Z
jsv:ART
Karakterisasi Fenotipe Isolat Staphylococcus aureus Dari Sampel Susu Sapi Perah Mastitis Subklinis = Phenotyping of Staphylococcus aureus ...
Oktavia, Siti Isrina
Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama mastitis pada sapi perah yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar akibat turunnya produksi susu. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan karakterisasi S. aureus yang diisolasi dan susu sapi perah di Kaliurang, Bantul, Boyolali dan Baturaden Jawa Tengah. Karakterisasi S. aureus meliputi uji clumping factor, uji koagulase, produksi hemolisin, produksi pigmen dan uji kepekaan S. aureus terhadap beberapa antibiotika. Dalam penelitian ini berhasil diisolasi dan diidentifikasi sebanyak 32 isolat S. aureus. Semua isolat positif pada uji clumping factor dan koagulase. Alfa-hemolisis dapat diamati pada 1 isolat, 7 isolat mempunyai sifat a dan 13-hemolitik, 11 isolat 13- hemolitik dan 13 isolat bersifat non-hemolitik. Berdasar produksi pigmen, 8 isolat menghasilkan pigmen berwarna oranye, 10 isolat pigmen kuning dan 8 isolat menghasilkan pigmen putih. Hasil uji resistensi antibiotik terlihat bahwa 24 isolat (75%) sensitif dan 8 isolat (25%) resisten terhadap ampisilin. Uji terhadap eritromisin diketahui 4 isolat (12,5%) sensitif, 5 isolat (15,57%) intermediet dan 23 isolat (71,97%) bersifat resisten. Sebanyak 25 isolat (78,13%) diketahui bersifat intermediet dan 7 (21,87%) resisten terhadap gentamisin. Sebanyak 4 isolat S. aureus (712,5%) bersifat sensitif dan 28 isolat (87,5%) resisten terhadap oksasilin. Terhadap tetrasiklin memperlihatkan sifat intermediet pada 19 isolat (59,38%), 12 isolat (37,46%) bersifat resisten dan hanya 1 isolat (3,16%) bersifat sensitif.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/371
10.22146/jsv.371
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/372
2012-03-20T05:20:52Z
jsv:ART
Kandidat Probe Parsial Genom Eimeria tenella Untuk Optimalisasi Diagnosis Koksidiosis = Probe Candidate of Eimeria tenella Partial Genome to Optimalize Coccidiosis Diagnose
., Sumartono
Penelitian ini bertujuan untuk mencari kandidat probe yang dapat digunakan untuk mengoptimalisasi diagnosis koksidiosis berdasarkan fragmen genom Eimeria tenella. Kandidat tersebut ditentukan berdasarkan analisis DNA dari 5 isolat Eimeria tenella ( Jepang, Yogya, Magelang, Solo dan Boyolali ). Isolasi DNA dilakukan dengan metode fenol-khloroformisoamilalkohoI, sedang amplifikasi fragmen DNA dilakukan dengan metode PCR menggunakan forward primer GCTGTGGCCAGAGCAAC dan reverse primer CAACTCCATCGGGCCCA. Sekuensing produk PCR yang ukurannya sarna besar dilakukan di laboratorium Eijkman dan analisis sekuen dilakukan dengan Gene-analyser Genetyx-Max versi 9. Kesimpulan penelitian adalah bahwa sekuen GGCACAGTATCCTCCTTCAGGGCAGGGCT CGCACTGGTCAAACGCGGTA CCATT dan GCCTAAA.TTCATGACCACACACTA merupakan kandidat probe parsial genom E. tenella untuk pengembangan diagnosis koksidiosis.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/372
10.22146/jsv.372
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/373
2012-03-20T05:21:46Z
jsv:ART
Survei Difeksi Bakteri Mycoplasma synoviae Pada Kalkun, Angsa, Entok dan Itik di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta = Survey of Mycoplasma synoviae Bacterial Infection in Turkey, Goose Muscovy Duck and Duck at
Amanu, Surya
Telah dilakukan penelitian uji serologis terhadap Mycoplasma synoviae pada kalkun, angsa, entok dan itik di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk memberikan informasi adanya reaktor terhadap Infectious synovitis pada unggas tersebut. Sebanyak 175 sampel sera unggas yang terdiri dari 46 sampel sera kalkun, 45 sampel sera angsa, 44 sampel sera entok dan 40 sampel sera itik, dari Kabupaten Sleman yang diambil pada periode tahun 2003 diuji aglutinasi cepat serum dengan menggunakan antigen berwarna Mycoplasma synoviae serotipe S produksi Salsbury Laboratories, Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebanyak 175 sampel sera unggas tersebut yang diperiksa, yang memberikan reaksi positif atau sebagai reaktor sebanyak 72 sampel sera unggas (41,14%) yang masing-masing berasal dari 26 sampel sera kalkun (56,52%), 23 sampel sera angsa (51,10%), 10 sampel sera entok (22,72%) dan 13 sampel itik (32,50%).
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/373
10.22146/jsv.373
Jurnal Sain Veteriner; Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/375
2012-03-16T06:15:57Z
jsv:ART
PENGARUH WARNA CAHAYA TERHADAP AKTIVITAS REPRODUKSI TIKUS PUTIH = THE EFFECTS OF COLOR OF LIGHT TO THE REPRODUCTION ACTIVITY OF WHITE RATS
Hana, Amelia
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian warna cahaya terhadap aktivitas reproduksi tikus putih (Ranus norvegicus). Empat puluh ekor tikus putih jantan dan 20 ekor betina, semuanya umur 21 had., digunakan dalam penelitian ini. Tikus jantan dibagi menjadi 4 kelompok (IA, 11A, II1A, dan IVA) masing-masing- 10 ekor; dan tikus betina dibagi menjadi 4 kelompok (1B, IIB, IIIB, dan IVB) masing-masing 5 ekor. Tikus jantan dipelihara terpisah dengan tikus betina. Setelah adaptasi 6 hari, seluruh tikus ditimbang berat badan awalnya, dan kelompok IA, dan 113 diberi perlakuan cahaya putih (410 luks), I1A dan IIB cahaya biru (380 luks), IIIA dan 111B cahaya kuning (320 luks), dan IVA, dan IVB cahaya hijau (580 luks) setiap 12 jam sehari selama 30 hari. Setelah had ke-30 seluruh tikus ditimbang berat badannya dan setiap kelompok tikus jantan diambil 5 ekor dibunuh dan dinekropsi. Testis ditimbang dan dilakukan pengamatan morfologi, motilitas, persentase spermatozoa yang hidup, dan pH semen. Tikus betina yang estrus dikawinkan dengan tikus jantan, diamati lama kebuntingan dan jumlah anak yang dilahirkan. Berdacarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama pemberian cahaya yaitu 12 jam sehari selama 30 hari menyebabkan kualitas spermatozoa baik; sedangkan warna cahaya biru memperpendek masa kebuntingan dan meningkatkan jumlah anak sekelahiran dibandingkan 3 kelompok yang lain.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-16
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/375
10.22146/jsv.375
Jurnal Sain Veteriner; Vol 19, No 2 (2001): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/376
2012-03-19T02:32:19Z
jsv:ART
A NEW DRUG DELIVERY FORMULATION OF GnRH ANALOGUE DESLORELIN FOR CONTRACEPTION IN CANINES: A SIGNIFICANT STEP FORWARD IN ANIMAL WELFARE = FORMULAS! BARU PENDISTRIBUSIAN OBAT ADONIS GnRH DESLORELIN UNTUK KONTRASEPSI
Junaidi, Aris
Pengaruh pemberian kronis dengan pembebasan perlahan agonis GnRH yang mengandung deslorelin terhadsp pituitari dan fungsi testis telah dilakukan pada anjing kampung jantan dewasa. Delapan ekor anjing diimplantasi dengan 10 mg implan deslorelin (kelompok 1). Kelompok 2 (n=3) adalah kelompok kontrol diberi implan tanpa deslorelin (plasebo). Konsentrasi plasma testosteron tidak terdeteksi pada hari ke 30 sesudah implantasi pada anjing perlakuan. Volume testis drop sampai 30 % sesudah minggu ke 13 dan tidak ada ejakulat yang diperoleh setelah minggu ke 4 sesudah implantasi. Pemeriksaan histologi dari testis dan glandula prostata 3 dan 8 bulan setelah implantasi menunjukkan atropi tubulus seminiferus, tidak terjadi spermatogenesis, glandula epithelium prostata atropi dan tidak bersekresi. Penelitian ini menunjukkan-bahwa formula obat yang mengandung deslorelin efektif untuk menekan jangka panjang fungsi reproduksi pada anjing jantan. Tidal( ada efek samping yang terlihat pada semua anjing perIalcuan.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/376
10.22146/jsv.376
Jurnal Sain Veteriner; Vol 19, No 2 (2001): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/378
2012-03-19T07:34:39Z
jsv:ART
MANFAAT RUMPUT LAUT (Eucheuma spinosum) UNTO( MENINGKATKAN KUALITAS SPERMA TIKUS AKIBAT PEMBERIAN TIMAH HTTAM = THE USEFUL OF SEAWEED (Eucheuma spinosum) TO ACCELERATE THE SPERM QUALITY OF RATS TREATED WITH LEAD
Haryanto, Bambang Dwi
Wendo, Woro Danur
Saragih, Hendri T.S.
Suhodo, Arif
Wahyu S., Yuliati
Oktavia S., Siti Isrina
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rumput laut terhadap kualitas sperma tikes akibat pencemaran timah hitam. Dalam penelitian ini digunakan 12 ekor tikus putib jantan dewasa, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok masing-masing 3 ekor. Kelompok I, tikus-tikus hanya diberi akuades secara oral. Kelompok11,111 dan IV, semua tikus diberi Pb asetat 0,5 g/kg bb secara oral setiap hart selama 120 hart. Kelompok DI dan IV masing-masing disertai dengan pemberian larutan rumput laut dosis 8 g/kg dan 16 g/kg bb secara oral pe, hari selama 120 hart_ Pada akhir penelitian masing-masing films dart semua kelompok dikoleksi spermanya untuk dilakukan pemeriksaan terhadap motilitas, viabilitas dan konsentrasi apermanya. Semua tikus percobaan kemudian dietanasi dan dinekropsi, organ testis diambil dan difiksasi dalam ICJ% formalin untuk preparasi histopatologis. Hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan motiiitas, kemampuan hidup dan konsentrasi spermatozoa secara sangat signifikan (P
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/378
10.22146/jsv.378
Jurnal Sain Veteriner; Vol 19, No 2 (2001): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/379
2012-03-19T07:41:18Z
jsv:ART
EFFECT OF AN INTRAVAGINAL PROGESTERONE IMPLANT ON SEX RATIO IN BEEF CATTLE = PENGARUH SUATU IMPLAN PROGESTERON INTRAVAGINA TERHADAP RASIO JENIS KELAMIN PADA SAPI POTONG
Riady, Ginta
Siregar, Tongku Nizwan
Suatu penelitian mengenai efek suatu implan progesteron intravagina dalam CIDR-B (Eazibreedmi, InterAg. Hamilton, New Zealand) terhadap rasio jenis kelamin pada sapi potong telah dilakukan. Tujuan penelitan ini adalah menentukan efek perlakuan sinkronisasi birahi dengan progesteron dalam implan C1DR-B terhadap kelahiran anak sapi betina. Dua puluh enam sapi betina yang berumur antara 3 dan 7 tahun dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1) kelompok perlakuan dan 2) kelompok kontrol. Sinkronisasi birahi dilakukan pada kelompok perlakuan dengan cara memasukkan alat CIDR ke dalam vagina sapi selama 7 hafi. Dua puluh empat jam setelah pengeluaran alat CIDR, sapi-sapi perlakuan disuntik intramuskuler dengan estrogen benzoat (Cidiroff, InterAg, Hamilton, New Zealand) dan akhirnya diinseminasi buatan 24 jam kemudian. Sedangkan kelompok kontrol tidak dikenai prosedur sinkronisasi birahi dan diinseminasi hanya pada saat birahi alami. Semua sampel sapi diamati selama penelitian dan perbandingan jenis kelamin anak sapi dicatat pada saat kelahiran. Data mengenai rasio jenis kelamin dari kedua kelompok perlakuan dianalisis menggunakan uji khi-kuadrat dengan paket perangkat lunak statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan menghasilkan lebih banyak anak sapi betina dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perbedaan antar perlakuan mengenai rasio jenis kelamin tidak berbeda nyata, yang kemungkinan disebabkan oleh terbatasnya jumlah sampel. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa progesteron dalam alat CIDR-B cenderung meningkatkan kelahiran anak sapi betina.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/379
10.22146/jsv.379
Jurnal Sain Veteriner; Vol 19, No 2 (2001): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/380
2012-03-19T07:45:08Z
jsv:ART
PENGARUH KONSUMSI IKAN TERI TERHADAP MINERALISASI TULANG PADA TIMIS PUTIH (Rattus norvegicus albinus) = EFFECT OF "TERI" FISH CONSUMPTION ON BONEMINERALIZATION IN RATS (Railus nonvgicus albinus)
Widiyono, Irkham
Wuryastuti, Hastari
., Hartiningsih
Pengaruh konsumsi ikan teri terhadap mineralisasi tulang telah diteliti pada tikus dewasa normal (sehat) dan penderita osteodistrofia umur 4 bulan. Osteodisatrofia pada hewan penelitian ini diinduksi dengan pemberian pakan yang mengandung fosfor (P) tinggi dan kalsium (Ca) cukup. Pakan perlakuan (pakan teri) dibuat dari tepung jaeune._ tepung kedelai dan tepung teri yang memiliki kandungan Ca dan P sebanyak masing-masing 0,5% dan 0,65%. Kandungan ikan ten dalam pakan tersebut adalah 20% (b/b). Sebagai pakan kontrol adalah pakan yang tersusun dari tepung jaeuna_ tepune kedelai, CaCO3 dan NaH2PO4 dan mempunyai kandungan Ca dan P yang sama dengan pakan ten. Perlalcuan pakan berlangsung selama 2 bulan secara terus menerus. Pada minggu terakhir dilakukan studi balms Ca dan P. Pada hari terakhir penelitian dilakukan pengambilan sampel darah. Selanjutnya hewan dietanasi dan dilakukan koieksi tulang femur. Hasil pemeriksaan kimia darah, berat badan dan tulang femur (panjang, berat kering, densitas abu, mineralisasi tulang, kandungan Ca dan P) menunjukkan bahwa semua parameter dalam batasan normal dan tidak menunjukkan adanya perbedaan diantara kelompok perlalcuan pakan tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsumsi ikan terimenimbulkan efek negatif terhadap metabolisme Ca dan P serta mineralisasi tulang, baik pada individu normal (sehat) maupun yang mengalami gangguan patologik tulang (osteodistrofia).
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/380
10.22146/jsv.380
Jurnal Sain Veteriner; Vol 19, No 2 (2001): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
oai:jurnal.ugm.ac.id:article/381
2012-03-19T07:49:06Z
jsv:ART
KARAKTERISASI FENOTIPE Streptococcus suis = THE PHENOTYPE CHARACTERIZATION OF Streptococcus suis
., Khusnan
Oktavia S., Siti Isrina
Streptococcus suis telah diketahui menyebabkan meningitis, artritis dan septikemia pada babi, manusia dan hewanhewan lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fenotipe Streptococcus sins rneliputi sifat pertumbuhannyi dalam media cair, media soft agar, morfologi koloni dan sifat pelekatannya dalam uji heksadekan. Dari 34 isolat Streptococcus suis yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 5 isolat tumbuh jernih dalam media cair dengan sedimen tampalc pada dasar tabung, tumbuh kompak dalam media soft agar, dengan pewarnaan methylene blue koloni membentuk rantai panjang dan berdasar uji heksadekan bersifat hidrofob. Kultur Streptococcus suis yang lain (29 isolat) tumbuh keruh dalam media cair, tumbuh difus dalam media soft agar, membentuk koloni tunggal atau rantai pendek dan bersifat hidrofil.
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
2012-03-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/381
10.22146/jsv.381
Jurnal Sain Veteriner; Vol 19, No 2 (2001): DESEMBER
2407-3733
en
Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
dcb7e9e33185e3bd38f6515a27c14da6